Desain Penelitian: Arti, Penelitian Survei dan Eksperimen

desain penelitian

Desain penelitian berisi tentang metode/cara/proses melaksanakan penelitian, seperti naturalistik, etnografi, content analysis, studi kasus, fenomenologi, etnometodologi, dan lain sebagainya.

Peneliti perlu mengemukakan alasan pemilihan dan penggunaan desain penelitian yang akan digunakan. Berikut beberapa bentuk-bentuk dari desain penelitian, antara lain:

Desain Penelitian Survei

Penelitian survei biasanya untuk penelitian dengan orang dalam jumlah besar. Survei dapat digunakan dalam penelitian yang bersifat eksploratif, deskriptif, maupun eksperimental. Mutu survei tergantung pada jumlah sampel, taraf representatif sebuah sampel, dan tingkat kepercayaan informasi yang diperoleh dari sampel tersebut.

Bacaan Lainnya

Penelitian survei dibagi menjadi dua:

  • Exploratory survey merupakan penelitian survei bersifat deskriptif.
  • Explanatory study merupakan survei penelitian yang bersifat analitik, contohnya cross sectional, case control,dan kohort.

Berikut penjelasan lengkapnya, yuk disimak sob!

1. Penelitian Survei Deskriptif

Penelitian survei deskriptif umumnya digunakan untuk menelaah gejala, masalah yang sedang hangat. Penelitian ini dimaksudkan untuk menggambarkan fenomena, mengembangkan konsep dan fakta tetapi tidak melakukan uji hipotesis, biasanya untuk mengetahui insisdensi dan prevalensi suatu kejadian dan bisa dijadikan sebagai cara untuk intervensi dan pencegahan.

Berikut beberapa ciri penelitian deskriptif:

  • Bersifat mendiskripsikan kejadian atau peristiwa yang bersifat faktual.
  • Dilakukan secara survei
  • Bersifat mencari informasi yang bersifat mendetail.
  • Mengidentifikasi masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktik yang sedang berlangsung.
  • Mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan.

Dalam penulisan penelitian survei deskriptif ada beberapa langkah atau urutan yang dilakukan. Berikut urutan penelitian survei deskriptif:

  • Memilih masalah yang akan diteliti
  • Merumuskan dan membuat batasan masalah yang akan diteliti, dan berdasarkan masalah tersebut diadakan studi pendahuluan untuk mendapatkan informasi dan teori yang dipakai sebagai dasar menyusun konsep penelitian.
  • Merumuskan dan memilih alat ukur dan teknik pengumpulan data.
  • Menentukan kriteria dan klasifikasi data.
  • Jika menggunakan alat, lakukan kalibrasi alat agar menghindari bias penelitian.
  • Melaksanakan pengumpulan data.
  • Mengolah dan menganalisis data.
  • Menyimpulkan dan menjelaskan hasil penelitian dalam laporan penelitian.

CONTOH

Agar mempermudah Anda dalam memahami jenis penelitian deskriptif, berikut beberapa contoh judul penelitian yang menggunakan desain penelitian deskriptif.

Berikut beberapa contoh penelitian desktiptif:

  • Gambaran kejadian hepatitis B pada pendonor darah di Unit Transfusi Darah yang berada di Kabupaten X.
  • Gambaran angka kejadian efek samping pada pendonor pasca donasi di Unit Transfusi Darah Kabupaten X.
  • Prevalensi kejadian HIV-AIDS pada pendonor darah di Unit Transfusi Darah Kabupaten X.

2. Penelitian Survei Analitik

Penelitian survei analitik adalah penelitian yang menggali informasi bagaimana dan mengapa informasi tersebut terjadi, selanjutnya melakukan analisis hubungan antara fenomena tersebut.

Jenis-jenis survei analitik adalah sebagai berikut:

# Penelitian survei cross sectional

Penelitian ini mempelajari dinamika hubungan atau korelasi antara faktor-faktor risiko dengan dampak atau efeknya.

Faktor risiko dan dampak atau efeknya diobservasi pada saat yang sama, artinya setiap subjek penelitian diobervasi hanya satu kal saja dan faktor risiko serta dampak diukur menurut keadaan atau status pada saat diobservasi.

Penelitian ini paling sederhana dan paling sering dilakukan dalam penelitian kesehatan.

Kelemahan dalam penelitian ini adalah dibutuhkan sampel dalam jumlah besar, tidak dapat menggambarkan perkembangan efek dari faktor risiko, faktor risiko kadang-kadang sukar diukur, kesimpulan korelasi paling lemah dibandingkan dengan survei yang lain.

Langkah Penelitian Cross Sectional

Langkah-langkah penelitian cross sectional adalah sebagai berikut:

  • Mengidentifikasi variabel-variabel penelitian dengan memilah antara faktor risiko dan yang termasuk dampak serta faktor risiko yang tidak dipelajari dampaknya.
  • Setelah variabel dipilah, dilakukan penelitian kembali apakah ada variabel penelitian lain yang dapat berpengaruh untuk penelitian.
  • Menetapkan subjek penelitian.
  • Melaksanakan analisis hubungan.
# Penelitian Survei Case Control

Penelitian ini sering disebut penelitian retrospektif, dikarenakan penelitian ini meneliti faktor risiko dari suatu kejadian ke belakang dari akibat yang sudah ditimbulkan.

Langkah Penelitian Survei Case Control

Berikut langkah penulisan penelitian survei case control:

  • Mengidentifikasi faktor risiko dan dampak.
  • Menetapkan subjek penelitian yang meliputi populasi dan sampel.
  • Mengidentifikasi kasus yang dikehendaki.
  • Memilih kontrol dengan melakukan matching dengan kasus.
  • Menyiapkan alat ukur yang valid dan reliabel.
  • Melakukan pengukuran retrospektif.
  • Melakukan pengolahan dan analisis data serta menyajikan dalam bentuk laporan.
# Penelitian Survei Kohort

Penelitian ini merupakan penelitian prospektif, dikarenakan meneliti ke depan. Melihat faktor risiko lalu diikuti dampak yang akan terjadi dari faktor risiko tersebut.

Langkah Penelitian Kohort

Berikut langkah-langkah penelitian kohort:

  • Mengidentifikasi faktor risiko.
  • Menetapkan subjek penelitian dengan menetapkan populasi dan sampel.
  • Memilih subjek dengan faktor risiko positif dari subyek efek negatif.
  • Memilih subjek yang akan dijadikan kelompok kontrol.
  • Mengobservasi perkembangan subyek sampai batas waktu tertentu, diikuti dengan mengidentifikasi timbul atau timbulnya efek pada kedua kelompok.
  • Menganalisis data dengan membandingkan proporsi subyek yang memperoleh efek positif dengan subyek yang memperoleh efek negatif baik pada kelompok risiko positif maupun kontrol.

Design Penelitian Eksperimen

Dalam penelitian eksperimen atau percobaan seorang peneliti memberikan perlakuan pada subjek atau objek penelitian lalu dipelajari efek atau akibat dari perlakuan atau intervensi tersebut dilakukan. Penelitian eksperimental dibedakan menjadi:

1. Pre experimental design

Merupakan penelitian yang paling lemah. Intervensi yang diberikan tidak membuktikan kausalitas/penyebab.

Agar dapat memahami penjelasan tersebut contoh penelitian yang menggunakan desain ini seperti pada penelitian untuk mengetahui pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap motivasi donor, peneliti memberikan soal pretest lalu memberikan

penyuluhan/informasi tentang donor darah, setelah selesai memberikan penyuluhan peneliti memberikan posttest.

Kelemahan dari desain penelitian ini ada banyak variabel yang tidak diteliti yang mengakibatkan bias dalam penelitian atau hasil intervensi yang didapat tidak akurat.

2. True Eksperimental design (eksperimental murni)

Desain penelitian ini mempunyai ketelitian tinggi, karena pada desain penelitian ini sampelnya dipilih acak dan terdapat kelompok kontrol.

Yang dimaksud kelompok kontrol adalah variabel-variabel dari luar yang tidak diteliti tetapi dapat mempengaruhi hasil penelitian sehingga perlu dilakukan pengendalian untuk variabel tersebut.

Misalkan pada penelitian pengaruh pemberian tablet penambah darah pada pendonor terhadap kadar hemoglobin.

Sampel dipilih secara acak, satu kelompok diberikan perlakuan/intervensi diberikan tablet penambah darah, kelompok lain dengan karakteristik yang sama tidak diberikan intervensi. Lalu kedua kelompok tersebut diamati atau diukur kadar hemoglobinnya.

3. Quasi eksperimental (eksperimental semu)

Desain penelitian ini lebih baik daripada preeksperimental tetapi lebih lemah dibandingkan true eksperimental.

Misalkan dalam sebuah penelitian, sampel A diberikan perlakuan sedangkan sampel B tidak diberikan perlakuan, keduanya kemudian diobservasi dan dilakukan secara berulang-ulang. Jadi ada pengukuran sebelum dan sesudah perlakuan.

BACA JUGA! Cara membuat Kerangka Konsep

Demikian penjelasan lengkap seputar desain penelitian. Untuk menambah khasanah pemahaman anda seputar metodologi penelitian, silahkan baca artikel lainnya yang ada di website ini.

Artikel Direkomendasikan