Perubahan Sosial dan Kebudayaan

perubahan sosial dan kebudayaan

Perubahan Sosial dan Kebudayaan – Setujukan anda dengan pernyataan bahwa terdapat hubungan antara perubahan sosial dan perubahan masyarakat? Apakah dapat dipisahkan kedua hal ini? Bagaimana ciri perubahan sosial? Nah kita akan uraikan tentang hal ini.

1. Perubahan Sosial

Perubahan sosial sudah tidak asing terjadi dalam kehidupan kita, bagaimana kita memandang perubahan sosial? Tentu hal ini tergantung pada individunya.

Apakah individu memandang perubahan sosial sebagai yang positif atau sebagai hal yang negatif. Tentu tergantung dari faktor yang mempengaruhinya.

Bacaan Lainnya

Untuk memahami hal ini kita akan membahas pada pertemuan kali ini. Untuk mengarahkan anda memahami tentang hal ini, perhatikan perubahan sosial yang terjadi di sekelilingmu!

Perubahan sosial diartikan sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat, ruang lingkup perubahan sosial meliputi unsur kebudayaan, material maupun inmaterial.

Perubahan sosial ditekankan adalah pengaruh besar unsur-unsur kebudayaan material terhadap unsur inmaterial.

Perubahan sosial sebagai suatu variasi dan cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.

Secara singkat perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia yang terjadi karena sebab interen maupun sebab ekstern.

Perubahan yang mempengaruhi sistem sosial adalah nilai, sikap, pola perilaku antar kelompok dalam masyarakat, hal ini berupa himpunan pokok manusia yang akan mempengaruhi segi-segi struktur lainnya.

Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, filsafat dan lainnya.

Bahkan perubahan dalam bentuk serta aturan organisasi sosial, sebagai contoh dikemukakannya perubahan pada logat bahasa Aria setelah terpisah dari induknya, akan tetapi perubahan tersebut tidak mempengaruhi organisasi sosial masyarakatnya.

Perubahan tersebut lebih merupakan perubahan kebudayaan dari pada perubahan sosial.

Unsur kebudayaan dapat dipisahkan dari masyarakat, tetapi perubahan dalam kebudayaan tidak perlu mempengaruhi sistem sosial, artinya perubahan kebudayaan bertitik tolak dan timbul dari organisasi sosial serta mempengaruhinya.

Kebudayaan mencakup segenap cara pikir dan tingkah laku yang timbul karena interaksi yang bersifat komunikatif seperti menyampaikan buah pikiran secara simbolis dan bukan karena warisan yang berdasarkan keturunan.

Jadi, kebudayaan adalah suatu kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum dan adat istiadat, dan setiap kemampuan serta kebiasaan manusia sebagai warga masyarakat, perubahan kebudayaan merupakan perubahan dari unsur-unsur tersebut.

Memisahkan antara perubahan sosial dan perubahan kebudayaan bukanlah hal mudah, karena tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat.

Tetapi yang pasti perubahan sosial dan kebudayaan mempunyai satu aspek yang sama karena saling berhubungan dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan dalam cara suatu masyarakat memenuhi kebutuhannya.

Artinya perubahan kebudayaan tidak menyebabkan terjadinya perubahan sosial.

Contoh, Perubahan model pakaian dan kesenian dapat terjadi tanpa mempengaruhi lembaga kemasyarakatan atau sistem sosial, namun sukar dibayangkan terjadi perubahan sosial tanpa didahului suatu perubahan kebudayaan lembaga kemasyarakatan seperti keluarga, perkawinan, hak milik, perguruan tinggi atau negara tak akan mengalami perubahan apapun bila tidak didahului oleh suatu perubahan fundamental dalam kebudayaan.

Suatu perubahan sosial dalam kehidupan tertentu tidak mungkin berhenti pada satu titik karena perubahan bidang lain akan segera mengikutinya, karena struktur lembaga masyarakat sifatnya saling terjalin satu sama lain.

Apabila suatu negara mengubah undang-undang dasarnya atau bentuk pemerintahannya, perubahan yang kemudian terjadi tidak hanya sebatas pada lembaga politik saja” Ciri perubahan sosial:

  • Setiap masyarakat mengalami perubahan yang terjadi secara cepat atau secara lambat.
  • Perubahan pada lembaga kemasyarakatan tertentu akan diikuti perubahan lembaga sosial lainnya, karena lembaga sosial bersifat independen, sehingga sulit mengisolasi perubahan pada lembaga sosial tertentu saja, proses awal dan proses lanjut merupakan suatu rantai yang tidak terputus.
  • Cepatnya perubahan sosial mengakibatkan disorganisasi yang bersifat sementara karena berada dalam proses penyesuaian diri. Disorganisasi akan diikuti oleh reorganisasi yang mencakup pemantapan kaidah dan nilai lain yang baru.
  • Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja, karena kedua bidang tersebut mempunyai kaitan timbal balik yang sangat kuat.
  • Secara tipologis perubahan sosial dikategorikan menjadi, 1) Social process. The circulation of various rewards, facilities and personnel in at existing structure. 2) Segmentation. The proliferation of structural units that do not differ qualitatively from existing units. 3) Structural change. The emerge of qualitatively new complexes of roles and organization. 4) Changes in group structure. The shift in the composition of group, the level of consciousness of groups, and the relations among the groups in society.

Nah, disini di ketahui bahwa tidak mudah memisahkan antara perubahan sosial dalam kehidupan sehari hari dengan kebudayaan.

Hal tersebut disebabkan tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan yang tidak terjelma dalam suatu masyarakat. Sehingga untuk kedua hal ini dapat ditemukan hubungan timbal balik sebagai sebab akibat.

2. Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Bentuk-bentuk perubahan sosial dan kebudayaan, antara lain:

a. Perubahan lambat dan perubahan cepat

Perubahan memerlukan waktu lama dan rentetan perubahan kecil yang saling mengikuti dengan lambat, hal ini disebut dengan evolusi. Evolusi perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa adanya rencana.

Perubahan terjadi karena usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan, keadaan dan kondisi baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat.

Perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung dengan cepat dan menyangkut sendi pokok kehidupan masyarakat disebut dengan revolusi.

Perubahan yang terjadi dapat direncanakan atau tidak direncanakan. Revolusi bersifat relatif karena membutuhkan waktu yang lama.

Apakah menurut saudara untuk terjadinya revolusi membutuhkan syarat? Benar revolusi membutuhkan syarat sebagai berikut

  • Harus ada keinginan umum untuk perubahan (perasaan tidak puas terhadap keadaan dan suatu keinginan untuk mencapai perbaikan dengan perubahan tersebut).
  • Adanya seorang pemimpin yang mampu memimpin.
  • Pemimpin yang dapat menampung keinginan masyarakat, merumuskan dan menegaskan rasa tidak puas menjadi suatu program.
  • Pemimpin memiliki tujuan konkret dan dapat dilihat, serta tujuan abstrak untuk merumuskan suatu ideologi tertentu.
  • Memiliki momentum untuk memulai Gerakan.

b. Perubahan kecil dan perubahan besar

Perubahan kecil terjadi pada struktur sosial tidak membawa pengaruh berarti pada masyarakat. Proses industrialisasi pada masyarakat agraris membawa pengaruh besar pada masyarakat.

c. Perubahan yang dikehendaki (Intended-change) atau direncanakan (planned-change) dan perubahan yang tidak dikehendaki (unintended-change) atau perubahan yang tidak direncanakan (unplanned-change).

Perubahan yang dikehendaki atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan atau yang telah direncanakan terlebih dahulu oleh pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat yang dikenal dengan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan masyarakat.

Cara-cara mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan direncanakan terlebih dahulu dinamakan rekayasa sosial (social engineering) atau perencanaan sosial (social planning).

Perubahan sosial yang tidak direncanakan berlangsung di luar jangkauan pengawasan masyarakat dan dapat menimbulkan akibat sosial yang tidak diharapkan masyarakat.

Jika perubahan yang tidak dikehendaki sejalan dengan perubahan yang dikehendaki, perubahan mungkin mempunyai pengaruh yang besar terhadap perubahan yang dikehendaki.

Perubahan terjadi tidak hanya akibat dari satu gejala sosial, tetapi dari berbagai gejala sosial sekaligus.

Perubahan yang dikehendaki merupakan suatu teknik sosial yang ditafsirkan sebagai suatu proses berupa perintah dan larangan, artinya menetralisirkan suatu keadaan krisis dengan akomodasi untuk melegakan hilangnya keadaan yang tidak dikehendaki atau berkembangnya suatu keadaan yang dikehendaki, legalisasi tersebut dilaksanakan dengan tindakan fisik yang bersifat arbitratif.

3. Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sosial dan Kebudayaan

Banyak faktor yang dapat menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan. Di sini anda akan mendapatkan materi tentang sumber perubahan dalam masyarakat, faktor pendorong perubahan masyarakat oleh individu serta pola penemuan hal baru. Untuk mempelajari perubahan masyarakat, perlu diketahui sebab-sebab yang melatari terjadinya perubahan itu.

Sebab terjadinya perubahan mungkin dikarenakan oleh sesuatu yang tidak lagi memuaskan, faktor baru yang lebih memuaskan, menyesuaikan suatu faktor dengan faktor lain yang sudah mengalami perubahan terlebih dahulu.

Sumber-sumber perubahan tersebut dapat berasal dari dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang dari luar masyarakat itu sendiri.

Sebab sumber perubahan dalam masyarakat adalah:

a. Bertambah atau berkurangnya penduduk

Perubahan penduduk yang sangat cepat menyebabkan terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat, terutama lembaga kemasyarakatan. Berkurangnya penduduk disebabkan terjadinya transmigrasi.

b. Penemuan-penemuan baru

Suatu proses sosial dan kebudayaan yang besar, terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama disebut inovasi, proses tersebut meliputi penemuan baru, jalannya unsur kebudayaan baru yang tersebar ke lain bagian masyarakat dan cara unsur kebudayaan baru tidak diterima, dipelajari dan akhirnya dipakai dalam masyarakat yang bersangkutan.

Penemuan-penemuan baru sebab terjadinya perubahan disebut discovery, yaitu penemuan unsur kebudayaan yang baru berupa alat atau gagasan yang diciptakan oleh seseorang.

Discovery menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima serta menetralkan penemuan baru.

Faktor pendorong perubahan masyarakat oleh individu adalah:

  1. Kesadaran individu akan kekurangan dalam kebudayaan
  2. Kualitas ahli dalam suatu kebudayaan
  3. Perangsang bagi aktivitas penciptaan dalam masyarakat.

Keinginan dan kualitas juga merupakan pendorong bagi terciptanya penemuan baru, keinginan untuk mempertinggi kualitas suatu karya merupakan pendorong. Penemuan baru dalam kebudayaan rohaniah juga dapat menyebabkan perubahan.

Gambar 1. Pola Penemuan Baru
Gambar 1. Pola Penemuan Baru

Perubahan yang menjalar dari satu lembaga ke lembaga kemasyarakatan lainnya.

Gambar 2. Pola Penemuan Baru
Gambar 2. Pola Penemuan Baru

Penemuan baru kapal terbang membawa pengaruh terhadap metode peperangan, yang kemudian kian memperdalam perbedaan antara negara super besar dengan negara kecil. Beberapa jenis penemuan baru dapat pula mengakibatkan satu jenis perubahan.

Gambar 3. Pola  Penemuan Baru

c. Pertentangan (conflict) masyarakat

Pertentangan dapat terjadi antar individu maupun antar kelompok, masyarakat Indonesia bersifat kolektif, segala kegiatan didasarkan pada kepentingan masyarakat, walaupun kepentingan individu diakui, tetapi memiliki fungsi sosial, walau tidak jarang timbul pertentangan kepentingan individu dengan kepentingan kelompok, sehingga dalam hal tertentu dapat terjadi perubahan.

Pertentangan antar kelompok sering terjadi pada generasi muda dari pada generasi tua, di mana generasi muda lebih mudah menerima perubahan-perubahan baru.

d. Terjadi pemberontakan/ revolusi

  • Sebab dari lingkungan alam/ fisik di sekitar, seperti gempa bumi, topan, banjir yang menyebabkan masyarakat terpaksa meninggalkan tempat tinggalnya.
  • Jika mereka meninggalkan tempat tinggal dan terpaksa tinggal di tempat yang baru sehingga masyarakat harus menyesuaikan diri dengan alam yang baru tersebut. Hal ini mengakibatkan timbulnya perubahan pada masyarakat itu sendiri.
  • Hal ini dikarenakan negara yang menang akan memaksakan kebudayaan pada negara yang kalah.
  • Pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat cenderung untuk menimbulkan pengaruh timbal balik. Tetapi jika hubungan melalui alat komunikasi massa, pengaruh hanya terjadi pada satu pihak yaitu masyarakat pengguna tanpa dapat memberi timbal balik. Jika pengaruh tidak diterima dengan paksaan disebut dengan demonstration effect.

4. Proses Perubahan Sosial Kebudayaan

Berikut adalah beberapa proses perubahan sosial kebudayaan, antara lain:

a. Penyesuaian masyarakat terhadap perubahan

Keserasian dan harmoni pada masyarakat dimaksudkan sebagai suatu keadaan masyarakat yang pokok benar-benar berfungsi dan saling mengisi, sehingga secara psikologis individu merasakan ketentraman karena tidak adanya pertentangan dalam norma dan nilai.

b. Saluran perubahan sosial dan kebudayaan

Saluran perubahan sosial dan kebudayaan merupakan saluran yang dilalui oleh suatu proses perubahan, umumnya saluran tersebut adalah lembaga kemasyarakatan dalam bidang pemerintahan, ekonomi, pendidikan, agama, rekreasi dan sebagainya.

Lembaga kemasyarakatan tersebut menjadi titik tolak, tergantung pada culture focus masyarakat pada masa tertentu. Lembaga kemasyarakatan pada suatu waktu mendapatkan penilaian tertinggi dari masyarakat cenderung menjadi saluran utama perubahan sosial dan kebudayaan.

Perubahan lembaga kemasyarakatan membawa akibat pada lembaga kemasyarakatan lainnya karena lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem yang terintegrasi.

Lembaga kemasyarakatan tersebut merupakan suatu struktur apabila mencakup hubungan antar lembaga kemasyarakatan yang memiliki pola tertentu dan keserasian tertentu, artinya saluran tersebut berfungsi agar suatu perubahan dikenal, diterima, diakui, serta digunakan oleh khalayak ramai atau dengan singkat mengalami proses institutionalization (pelembagaan).

c. Disorganisasi dan reorganisasi

  • Organisasi merupakan artikulasi dari bagian yang merupakan suatu kesatuan fungsional. Tubuh manusia misalnya, terdiri dari bagian-bagian yang masing-masing mempunyai fungsi dalam rangka hidupnya seluruh tubuh manusia sebagai suatu kesatuan. Apabila seseorang sedang sakit, bisa dikatakan salah satu bagian tubuhnya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya, jadi secara keseluruhan bagian-bagian tubuh manusia merupakan keserasian yang fungsional.
  • Suatu keadaan dimana tidak ada keserasian pada bagian-bagian dari suatu kebulatan, misalnya dalam masyarakat agar berfungsi sebagai organisasi harus ada keserasian antar bagian. Ketidakserasian di sini disebut disorganisasi. Kriteria disorganisasi terletak pada persoalan apakah organisasi tersebut berfungsi secara semestinya atau tidak baik. Disorganisasi dalam masyarakat dihubungkan dengan moral, yaitu anggapan tentang apa yang baik dan apa yang buruk.
  • Sistem sosial dalam pertumbuhannya mempengaruhi diri sendiri, sehingga yang terjadi bukanlah perubahan-perubahan inti tetapi mempengaruhi suasana masyarakat yang melingkunginya, lingkungan sekitar dapat mempercepat atau memperlambat pertumbuhan sistem sosial, bahkan dapat menghancurkan sebagian atau seluruhnya, tetapi tidak mungkin akan berhasil mengubah sifatnya yang pokok.

Tahap reorganisasi dilaksanakan jika norma dan nilai yang baru telah melembaga dalam diri warga masyarakat, reorganisasi adalah proses pembentukan norma-norma dan nilai yang baru agar sesuai dengan lembaga kemasyarakatan yang mengalami perubahan.

Reorganisasi dilaksanakan apabila norma dan nilai-nilai yang baru telah melembaga dalam diri warga.

Gambaran disorganisasi dan reorganisasi berupa pengaruh dari suatu masyarakat yang tradisional dan masyarakat yang modern terhadap jiwa para anggota, watak atau jiwa seseorang merupakan pencerminan kebudayaan masyarakat.

Pada masyarakat tradisional aktivitas seseorang sepenuhnya berada di bawah kepentingan masyarakat, segala sesuatu didasarkan pada tradisi dari setiap usaha untuk mengubah satu unsur saja, struktur dianggap sebagai sesuatu yang suci, tidak dapat diubah dengan drastis dan berjalan dengan lambat sekali.

Perubahan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern akan mengakibatkan pola perubahan dalam jiwa setiap anggota masyarakat.

Ketidakserasian perubahan dan ketinggalan budaya berupa unsur kebudayaan kebendaan lebih mudah berubah dari pada unsur kebudayaan rohaniah, apabila terdapat unsur yang tidak memiliki hubungan yang erat, tidak ada persoalan mengenai tidak adanya keseimbangan lajunya perubahan.

Ketertinggalan terjadi apabila laju perubahan dari dua unsur masyarakat atau kebudayaan yang mempunyai korelasi tidak sebanding, sehingga unsur yang satu tertinggal dari unsur lainnya.

Ketertinggalan yang mencolok adalah tertinggalnya alam pikiran dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, dijumpai terutama pada masyarakat yang sedang berkembang.

Untuk mengubah alam pikiran manusia harus mengalami perubahan terlebih dahulu, yaitu dari alam pikiran tradisional ke alam pikiran modern yang ditandai dengan sifat terbuka terhadap pengalaman baru serta terbuka untuk perubahan dan pembaharuan, tekanan bukanlah pada keahlian dan kemampuan jasmaniah belaka, tetapi pada suatu jiwa yang terbuka.

Pendidikan memperoleh posisi semakin terdidik seseorang semakin terbuka dan semakin luas daya pikirannya. Alam pikiran modern lebih berorientasi pada keadaan sekarang dan mendatang daripada keadaan masa lalu, dan itu harus ada planning untuk hari depan.

Referensi

Gultom, Erni, and Rr. Ratnasari Dyah P. 2017. “Konsep Dasar Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi Dan Mulut I.” Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

Purwaningsih,Endang; Astuti, Sri Wahyu Dwi. 2017. “Etika Profesi Dan Hukum Kesehatan (Buku Ajar Keperawatan Gigi).” 145.

Rosmalia, Dewi, and Yustina Sriani. 2017. “Sosiologi Kesehatan: Bahan Ajar Keperawatan.” Journal of Materials Processing Technology 1(1):1–108.

Artikel Direkomendasikan