Soal Hakikat dan Teori Konflik Sosial

soal hakikat dan teori konflik sosial

Soal Hakikat dan Teori Konflik Sosial – Halo sobat Dinas.id, inilah rekomendasi contoh Soal-soal sosiologi kelas 11, XI KD 3.4 SMA Ujian Akhir Semester (UAS), soal Ujian Tengah Semester (UTS) genap, ganjil, gasal. Yuk, pelajari kumpulan contoh soal-soal sesuai kisi-kisi yang sering muncul tentang hakikat dan teori konflik sosial.

Rangkuman Materi Hakikat dan Teori Konflik Sosial

Untuk memudahkan mengerjakan latihan, silahkan pahami ringkasan materi di bawah ini:

Konflik dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan yang dibawa oleh individu pada saat berinteraksi seperti perbedaan ciri fisik, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan dan lain sebagainya. Konflik berasal dari Bahasa Latin, yaitu configure yang artinya saling memukul.

Bacaan Lainnya

Berikut beberapa ahli yang mendefinisikan tentang konflik.

  • Soerjono Soekanto
  • Robert M.Z. Lawang
  • Berstein

Secara umum, konflik sosial dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut:

  • Adanya perbedaan antarindividu
  • Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda-beda.
  • Adanya perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok.

Menurut Coser, konflik yang terjadi di masyarakat dikarenakan adanya kelompok lapisan bawah yang semakin mempertanyakan legitimasi dari keberadaan distribusi sumber-sumber langka (Ranjabar,2013). Tiga faktor yang mempengaruhi lama tidaknya suatu konflik di masyarakat, yaitu sebagai berikut

  • Luas sempitnya tujuan konflik sosial
  • Adanya pengetahuan maupun kekalahan dalam konflik
  • Adanya peranan pemimpin dalam memahami biaya terjadinya konflik dan persuasi pengikutnya.

Konflik dapat menjaga hubungan antarkelompok dan memperkuat Kembali identitas kelompok. Adapun manfaat konflik menurut Coser, adalah sebagai berikut:

  • Konflik dapat menjadi media untuk berkomunikasi.
  • Konflik dapat memperkuat solidaritas kelompok.
  • Konflik dengan kelompok lain dapat menghasilkan solidaritas di dalam kelompok tersebut dan solidaritas tersebut dapat mengantarkan kepada aliansi dengan kelompok lain.
  • Konflik dapat menyebabkan anggota masyarakat yang terisolasi menjadi berperan aktif.

Coser mengelompokkan konflik sosial menjadi dua macam, yaitu konflik realistis dan konflik non-realistis.

  • Konflik Realistis
  • Konflik Non-Realistik

Karl Marx memiliki pandangan tentang konflik sosial sebagai pertentangan kelas. Masyarakat yang berada dalam konflik dikuasai oleh kelompok dominan. Dalam teori Karl Marx dikutip dari Ranjabar (2013) terdapat beberapa fakta sebagai berikut:

  • Adanya struktur kelas dalam masyarakat
  • Adanya kepentingan ekonomi yang saling bertentangan di antara orang-orang yang berada dalam kelas yang berbeda.
  • Adanya pengaruh yang besar dilihat dari kelas ekonomi terhadap gaya hidup seseorang.
  • Adanya berbagai pengaruh dari konflik kelas dalam menimbulkan perubahan struktur sosial.

Dahrendorf melihat teori konflik sebagai teori parsial yang digunakan untuk menganalisis fenomena sosial. Dahrendorf melihat masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu konflik dan kerja sama. Dehrendorf menggunakan teori perjuangan kelas Marxian untuk membangun teori kelas dan pertentangan kelas dalam masyarakat industri kontemporer. Perjuangan kelas dalam masyarakat moderen berada pada pengendalian kekuasaan.

Soal Essay

Oke, bacalah petunjuk di bawah ini sebelum menjawab soal!

Berikan jawaban yang paling benar!

  1. Jelaskan definisi konflik menurut Soerjono Soekanto!
  2. Jelaskan pandangan hubungan manusia menurut Robbin!
  3. Jelaskan pandangan tradisional menurut Myers!
  4. Sebutkan faktor-faktor penyebab konflik!
  5. Menurut Coser, konflik dapat berlangsung lama atau cepat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Sebutkan ketiga faktor tersebut!
  6. Menurut Coser, konflik dapat menjaga hubungan antarkelompok dan memperkuat kembali identitas kelompok. Sebutkan manfaat konflik menurut Coser!
  7. Jelaskan teori konflik menurut Karl Marx!
  8. Bagaimanakah pendapat Dehrendorf mengenai konflik sosial?

Kunci Jawaban dan Pembahasan

1. → Pembahasan: Menurut Soerjono Soekanto, konflik adalah suatu proses sosial individu atau kelompok manusia berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai ancaman dan/atau kekerasan.

2. → Pembahasan: Pandangan hubungan manusia menurut Robbin ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi dalam kelompok atau organisasi di masyarakat.

3. → Pembahasan: Pandangan tradisional menurut Myers ini menganggap konflik sebagai sesuatu yang buruk dan harus dihindari. Dalam pandangan ini menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi.

4. → Pembahasan:

Secara umum, faktor-faktor penyebab konflik adalah:

  • Adanya perbedaan antarindividu
  • Adanya perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi yang berbeda-beda.
  • Adanya perbedaan kepentingan antara individu dengan kelompok.

5. → Pembahasan:

Tiga faktor yang mempengaruhi lama tidaknya suatu konflik di masyarakat, antara lain:

  • Luas sempitnya tujuan konflik
  • Adanya pengetahuan maupun kekalahan dalam konflik
  • Adanya peranan pemimpin dalam memahami biaya konflik dan persuasi pengikutnya.

6. → Pembahasan:

Manfaat konflik menurut Coser, adalah sebagai berikut:

  • Konflik dapat menjadi media untuk berkomunikasi.
  • Konflik dapat memperkuat solidaritas kelompok.
  • Konflik dengan kelompok lain dapat menghasilkan solidaritas di dalam kelompok tersebut dan solidaritas tersebut dapat mengantarkan kepada aliansi dengan kelompok lain.
  • Konflik dapat menyebabkan anggota masyarakat yang terisolasi menjadi berperan aktif.

7. → Pembahasan: Karl Marx memiliki pandangan tentang konflik sosial sebagai pertentangan kelas. Masyarakat yang berada dalam konflik dikuasai oleh kelompok dominan. Adanya pihak yang lebih dominan muncul pihak yang berkuasa dengan pihak yang dikuasai. Kedua pihak tersebut memiliki kepentingan yang berbeda atau bertentangan sehingga dapat menimbulkan konflik.

8. → Pembahasan: Pada awalnya, Dahrendorf melihat teori konflik sebagai teori parsial yang digunakan untuk menganalisis fenomena sosial. Dahrendorf melihat masyarakat memiliki dua sisi yang berbeda, yaitu konflik dan kerja sama. Dehrendorf tidak memandang masyarakat sebagai sebuah hal yang statis, namun dapat berubah oleh adanya konflik di masyarakat.

Demikian prediksi soal dan jawaban UTS, UAS modul sosiologi Kelas 11, XI SMA yang bisa kami sajikan, disimak secara saksama yah. Merdeka Belajar!

Artikel Direkomendasikan