Homeostasis : Pengertian, Macam-macam, Mekanisme Kerja

homeostasis

Homeostasis penting untuk kita pahami sebagai suatu sistem yang terorganisir dan memiliki sistem pengaturan yang selalu saling berkoordinasi untuk mempertahankan kondisi tubuh agar selalu dalam keadaan stabil secara fisiologi.

Pengertian Homeostatis

Homeostatis menurut bahasa adalah homeo artinya “yang sama”; statis artinya “berdiri atau diam”. Istilah homeostatis diperkenalkan pertama kali oleh W.B.Cannon untuk menjelaskan berbagai proses fisiologik yang berfungsi untuk memulihkan keadaan normal setelah terjadi gangguan.

Jika terjadi gangguan secara fisiologi maka tubuh akan selalu merespon dan berusaha untuk dapat mengembalikan ke keaadaan normal melalui suatu mekanisme umpan balik negatif dan positif.

Bacaan Lainnya

Sebagai contoh jika tekanan darah kita turun, maka reseptor sensorik akan mengirimkan sinyal ke pusat kontrol di otak. Pusat kontrol ini akan mengirikan sinyal saraf ke dinding arteri untuk berkontriksi. Ketika tekanan darah naik sistem ini diaktivasi. Konsep ini dikenal dengan istilah homeostasis.

Mengapa Homeostatis itu penting?

Homeostasis ini sangat penting karena sel dan jaringan tubuh hanya akan tetap hidup dan dapat berfungsi secara efisien ketika kondisi internal ini dipertahankan dengan baik. Ini tidak dapat dikatakan bahwa lingkungan internal bersifat tetap dan tidak berubah.

Tubuh selalu dihadapkan dengan perubahan lingkungan eksternal serta kegiatan dan aktivitas yang terjadi di dalam tubuh yang dapat merubah keseimbangan dari beberapa varibel penting.

Sebagai contoh, sebagian besar reaksi metabolik di dalam sel kita membutuhkan oksigen dan glukosa. Senyawa ini kemudian harus diganti. Selain itu, reaksi ini menghasilkan limbah metabolik termasuk karbondioksida dan urea yang kemudian harus dikeluarkan dari tubuh.

Oleh karena itu, lebih tepat dikatakan bahwa lingkungan internal dalam keadaan dinamis yang stabil, yang terus berubah, tetapi dimana kondisi optimal dipertahankan secara fisiologis.

Sistem Organ Homeostasis

Semua sistem organ dalam tubuh, kecuali sistem reproduksi, berkontribusi dalam mempertahankan homeostasis. Contohnya yaitu:

  1. Saluran pencernaan mencerna makanan untuk memberikan nutrisi bagi tubuh.
  2. Sistem pernapasan memperoleh oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida.
  3. Sistem sirkulasi mengangkut semua zat-zat satu bagian ke bagian tubuh lainnya.
  4. Sistem renal menegeluarkan limbah dan berperan dalam mengatur volume dan tekanan darah.

Sistem OrganFungsi
Sistem SarafMengatur aktivitas muskuler dan sekresi kelenjar.
Sistem EndokrinMengatur proses metabolik melalui sekresi hormon
Sistem MuskulerBerperan dalam menggerakkan tubuh dan terhadap termoregulator
Sistem SirkulasiMengangkut nutrien, oksigen, zat yang sudah tidak dibutuhkan
tubuh
Sistem RespirasiMengambil oksigen dan mengeluarkan karbondioksida, mengatur keseimbangan asam basa (pH)
Sistem GastrointestinalMencerna dan menyerap makanan untuk memberikan nutrisi
kepada tubuh
Sistem RenalMengeluarkan senyawa-senyawa, produk yang sudah tidak
dibutuhkan oleh tubuh, mengatur volume dan tekanan darah,
mengatur keseimbangan asam basa (pH)

Macam-macam Sistem kontrol homeostatik

Sistem kontrol homeostatik dikelompokkan menjadi 2 kelas-kontrol yaitu:

1. Kontrol intrinsik (lokal)

Kontrol intrinsik terdapat di dalam dan inherent bagi organ tersebut. Contohnya ketika otot sedang beraktivitas yang tinggi dan menggunakan oksigen yang tinggi pula, maka kadar oksigen akan turun.

Perubahan kimia lokal pada otot akan menyebakan pembuluh darah bervasodilatasi dan meningkatkan aliran darah ke otot sehingga kadar oksigen meningkat pula.

2. Kontrol ekstrinsik

Kontrol ekstrinsik, sebagian besar kontrol homeostatik dipertahankan dengan control ini, mekanisme regulasi dimulai di luar suatu organ untuk menggubah aktivitas organ tersebut, mekanisme ini dilakukan oleh sistem saraf dan endokrin.

Contohnya mekanisme untuk memulihkan tekanan darah ke tingkat yang sesuai. Dimana organ yang bekerja adalah sistem saraf jantung dan pembuluh darah di seluruh tubuh.

Mekanisme kerja sistem kontrol hemostatik

Mekanisme kontrol homeostatik bekerja berdasarkan prinsip umpan balik. Ada dua jenis umpan balik yaitu:

1. Umpan balik negatif (Negative feedback)

Pada umpan balik negatif perubahan suatu faktor dikontrol secara homeostatis akan memicu respon yang berupaya untuk memulihkan faktor tersebut ke normal dengan menggerakkan faktor ke arah yang berlawanan dari perubahan awalnya. Contoh umpan balik negatif dapat dIlihat pada gambar di bawah ini:

Mekanisme umpan balik negatif yang mengaturkadar glukosa darah-min
Mekanisme umpan balik negatif yang mengaturkadar glukosa darah-min

2. Umpan balik positif (Positive feedback)

Pada umpan balik positif perubahan pada variabel terkontrol memicu respon yang mendorong ke arah yang sama seperti awal perubahan sehingga perubahan semakin kuat. Umpan balik positif lebih jarang terjadi, namun umpan balik ini juga berperan penting dalam keadaan tertentu, misalnya pelepasan oksitosin yang semakin banyak dengan semakin besarnya tekanan pada serviks.

Mekanisme umpan balik positif pada partus-min
Mekanisme umpan balik positif pada partus-min

Aplikasi Homeostasis dalam Bidang Farmasi

Penyakit umumnya dibagi menjadi dua kategori: di mana patofisiologi melibatkan  kegagalan internal beberapa proses fisiologis normal dan ini berasal dari beberapa sumber eksternal seperti infeksi bakteri atau virus.

Dalam kasus kedua, individu tidak dapat dapat mempertahankan homeostasis, dan satu atau lebih variabel dalam lingkungan internal akan terganggu. Akibatnya, fungsi jaringan atau organ terganggu. Oleh karena itu, banyak obat- obatan saat ini digunakan dirancang untuk membantu tubuh dalam mempertahankan homeostasis ketika tubuh gagal dalam melakukan mekanisme pengaturan sendiri.

Contoh Fungsi Homeostatik dari Obat

Saat ini terdapat banyak sekali obat-obatan yang dirancang untuk membantuh tubuh mempertahankan homeostasis. Sebagai contoh:

  1. Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor, seperti enalapril, dan beta-blockers, seperti propanolol, menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi idiopatik.
  2. Hiperglikemia pada pasien dengan diabetes melitus tipe 1, Suntikan insulin memungkinkan sel pasien untuk mengambil dan menyimpan glukosa, yang secara efektif menurunkan glukosa darah ke kisaran normal.
  3. Diuretik, seperti furosemid, mengurangi volume darah sehingga mengurangi beban kerja jantung pada pasien dengan gagal jantung kongestif.

Catatan: Dalam setiap gangguan ini, intervensi farmakologi diperlukan untuk membuat sistem organ dapat berfungsi secara efisien dan efektif mempertahankan kesehatan pasien.

Kesimpulan

Agar tubuh dapat berfungsi secara optimal, kondisi di dalam tubuh yang disebut sebagai lingkungan internal (CES; cairan ekstrasel) harus diatur dengan sangat hati-hati (Homeostasis).

Oleh karena itu beberapa variabel penting, seperti suhu tubuh, tekanan darah, kandungan oksigen dan karbon dioksida dari darah, juga keseimbangan elektrolit secara aktif dipertahankan dalam batas fisiologi yang sempit.

Baca Juga: Imunohistokimia, Yuk Cek!

Kemampuan sistem fisiologi tubuh untuk mempertahankan keadaan di dalam tubuh yang relatif konstan disebut homeostatis.

Demikian artikel seputar Homeostasis, jangan lupa untuk senantiasa melakukan share ke akun media sosialmu agar lebih banyak umat yang merasakan manfaatnya, Janji Loh!

5/5 – (3 votes)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *