Komunikasi yang baik adalah komunikasi efektif, betul kan? Terkadang kita melihat cara berkomunikasi yang rwibet, panjang, lama, dan membosankan tetapi tidak bisa menarik benang merah dari si komunikator. Betapa pentingnya komunikasi yang efektif, maka dari itu, baca ini!
Pentingya Komunikasi Efektif
Di Indonesia, sebagian petugas kesehatan merasa tidak mempunyai waktu yang cukup untuk berbincang-bincang dengan pasiennya, sehingga hanya bertanya seperlunya.
Akibatnya, petugas kesehatan bisa saja tidak mendapatkan keterangan yang cukup untuk menegakkan diagnosis dan menentukan perencanaan dan tindakan lebih lanjut.
Dari sisi pasien, umumnya pasien merasa berada dalam posisi lebih rendah di hadapan petugas kesehatan sehingga takut bertanya dan bercerita atau mengungkapkan diri.
Hasilnya, pasien menerima saja apa yang dikatakan oleh petugas kesehatan. Paradigma inilah yang harus kita perbaiki. Pasien dan petugas kesehatan harus berada dalam kedudukan setara sehingga pasien tidak merasa rendah diri dan malu untuk bisa menceritakan sakit/keluhan yang dialaminya secara jujur dan jelas.
Komunikasi yang efektif mampu mempengaruhi emosi pasien dalam pengambilan keputusan tentang rencana tindakan selanjutnya.
Komunikasi efektif justru tidak memerlukan waktu yang lama. Komunikasi efektif terbukti memerlukan waktu yang lebih sedikit karena petugas kesehatan terampil mengenali kebutuhan pasien.
Atas dasar kebutuhan pasien, perawat dan dokter melakukan manajemen pengelolaan masalah kesehatan bersama pasien.
Tanda-tanda
Selanjutnya terdapat beberapa tanda-tanda komunikasi efektif yaitu:
1. Pengertian
Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksudkan oleh komunikator.
2. Kesenangan
Komunikasi fatis (phatic communication), dimaksudkan menimbulkan kesenangan. Komunikasi inilah yang menjadikan hubungan kita hangat, akrab, dan menyenangkan.
3. Mempengaruhi sikap
Komunikasi persuasif memerlukan pemahaman tentang faktor-faktor pada diri komunikator, dan pesan menimbulkan efek pada komunikasi.
Persuasif didefiniksikan sebagai proses mempengaruhi pendapat, sikap, dan tindakan dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
4. Hubungan sosial yang baik
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak tahan hidup sendiri. Kita ingin berhubungan dengan orang lain secara positif.
Abraham Maslow menyebutnya dengan ”Kebutuhan akan cinta” atau ”belongingness”.
William Schutz merinci kebutuhan dalam tiga hal:
- Kebutuhan untuk menumbuhkan dan mempertahankan hubungan yang memuaskan dengar orang lain dalam hal interaksi dan asosiasi (inclusion)
- Pengendalian dan kekuasaan (control)
- Cinta serta rasa kasih sayang (affection)
5. Tindakan
Persuasif juga ditujukan untuk melahirkan tindakan yang dihendaki. Menimbulkan tindakan nyata memang indikator efektivitas yang paling penting
Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap, atau menumbuhkan hubungan yang baik.
Jenis-Jenis Komunikasi Efektif
Yang harus kamu ketahui bahwa komunikasi efektif dapat dibedakan dalam lima jenis, yaitu komunikasi tertulis, komunikasi verbal, komunikasi non-verbal, komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Akan dibahas satu persatu sebagai berikut:
1. Komunikasi Tertulis
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis baik manual maupun melalui media seperti email, surat, media cetak, dan lainnya.
Adapun prinsip-prinsip komunikasi tertulis, yaitu:
- Lengkap
- Ringkas
- Pertimbangan
- Konkrit
- Jelas
- Sopan
- Benar
2. Komunikasi Verbal
Merupakan komunikasi yang disampaikan secara lisan. Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana komunikasi seperti telepon.
Kelebihan dari komunikasi ini terletak pada keberlangsungannya, yakni dilakukan secara tatap muka sehingga umpan balik dapat diperoleh secara langsung dalam bentuk respons dari pihak komunikan.
Komunikasi verbal ini harus memperhatikan arti denotative dan konotatif, kosa kata, tempo bicara, intonasi, kejelasan dan keringkasan serta waktu dan kesesuaian.
Poin penting Komunikasi verbal
Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi verbal, antara lain :
# Memahami arti denotatif dan konotatif
Arti denotatif memberikan pengertian yang sama dengan kata yang digunakan, sedangkan arti konotatif merupakan pikiran, perasaan atau ide yang terdapat dalam suatu kata.
Misalnya kata “kritis”. Secara denotatif, kritis berarti cerdas, tetapi perawat menggunakan kata kritis untuk menjelaskan keadaan yang mendekati kematian.
Ketika berkomunikasi dengan pasien, tenaga medis harus berhati-hati memilih kata-kata sehingga tidak mudah untuk disalahartikan terutama saat menjelaskan pasien mengenai kondisi kesehatannya dan saat terapi.
# Kosa kata mudah dipahami
Komunikasi tidak akan berhasil jika pengirim pesan tidak mampu menerjemahkan kata dan ucapan.
Kemampuan dalam pengetahuan kosa kata, khususnya yang berhubungan dengan dunia medis, berperan penting dalam komunikasi verbal.
Banyak istilah teknis yang digunakan oleh tenaga medis di rumah sakit, misalnya istilah “auskultasi”, akan lebih mudah dipahami oleh pasien bila diucapkan dengan menggunakan kosa kata “mendengarkan”.
# Intonasi
Pembicaraan seseorang dapat diartikan berdasarkan pada intonasi atau nada.
Seseorang yang berbicara dengan nada yang tinggi menunjukkan bahwa orang tersebut sedang marah.
Sebaliknya seseorang yang berbicara dengan nada riang menunjukkan bahwa orang tersebut sedang bergembira. Petugas dan tenaga medis rumah sakit hendaknya menjaga intonasi yang menunjukkan perhatian dan ketulusan kepada pasien.
#Jelas dan ringkas
Komunikasi yang efektif harus sederhana, ringkas dan maksudnya dapat diterima dengan jelas. Semakin sedikit kata-kata yang digunakan semakin kecil kemungkinan terjadinya kerancuan.
Komunikasi dapat diterima dengan jelas apabila penyampaiannya dengan berbicara secara lambat dan pengucapan vokalnya dengan jelas.
Selain itu, komunikator harus tetap memperhatikan tingkat pengetahuan komunikan.
#Selaan dan tempo bicara
Kecepatan atau tempo bicara yang tepat dapat menentukan keberhasilan komunikasi verbal.
Selaan yang lama dan pengalihan yang cepat pada pokok pembicaraan lain mungkin akan menimbulkan kesan bahwa komunikator sedang menyembunyikan sesuatu.
#Ketepatan waktu dan relevansi
Komunikasi yang dilakukan pada waktu yang tepat akan membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Misalnya, bila pasien sedang menangis kesakitan, bukan waktunya untuk tenaga medis menjelaskan risiko operasi.
#Humor
Dugan (1989) dalam Purba (2003) mengatakan bahwa tertawa dapat mengurangi ketegangan dan rasa sakit yang disebabkan oleh stres dan dapat meningkatkan keberhasilan tenaga medis dalam memberikan dukungan emosional terhadap pasien.
3. Komunikasi Non Verbal
Merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan tidak menggunakan kata-kata. Komunikasi ini adalah cara yang paling meyakinkan untuk menyampaikan pesan kepada orang lain.
Suatu komentar terhadap isi pembicaraan dan sifat hubungan antara komunikator dan komunikan disebut metakomunikasi misalnya, tersenyum meskipun hati kecewa atau marah.
Metakomunikasi dapat dilihat dari:
#Penampilan fisik
Penampilan seseorang merupakan faktor yang menarik perhatian dalam komunikasi antar pribadi. Penampilan fisik, cara berpakaian dan cara berhias akan menunjukkan kepribadian seseorang.
Tenaga medis yang memperhatikan penampilan diri dapat menampilkan citra profesionalisme yang positif.
#Nada suara atau intonasi bicara
Intonasi bicara berpengaruh terhadap arti pesan yang disampaikan oleh seseorang kepada pihak lain. Oleh sebab itu, pengendalian emosi merupakan faktor yang sangat penting dalam berkomunikasi.
#Ekspresi wajah
Kondisi perasaan seseorang dapat diketahui melalui ekspresi wajar. Sakit, susah, senang, takut, ngeri, jijik dan sebagainya dapat diketahui dari ekspresi wajah.
Ekspresi wajah sering digunakan sebagai dasar dalam menentukan pendapat seseorang ketika berkomunikasi tatap muka.
BACA JUGA! Penyuluhan Kesehatan?
Demikian penjelasan lengkap seputar komunikasi efektif, untuk pengaplikasian dari teori-teori yang telah dijabarkan, alangkah baiknya kamu mengaplikasikannya saat melakukan penyuluhan kesehatan.