Pembahasan Penelitian dalam makalah ilmiah adalah bagian yang berfungsi untuk menjelaskan hasil penelitian atau studi yang telah dilakukan serta kontribusi hasil tersebut dalam bidang studi. Pembahasan yang buruk mengurangi nilai sebuah makalah ilmiah. Diskusi yang baik menambah hasil akhir yang kuat untuk makalah ilmiah.
Tujuan Pembahasan Penelitian
Tujuan dari pembahasan atau diskusi dalam sebuah tulisan ilmiah adalah untuk menafsirkan dan mendeskripsikan signifikansi temuan penelitian yang telah dilakukan.
Deskripsi ini berdasarkan apa yang sudah diketahui tentang masalah penelitian yang sedang diselidiki dan untuk menjelaskan pemahaman atau wawasan baru yang muncul sebagai hasil dari studi tentang masalah tersebut.
Pembahasan akan selalu terhubung dengan pendahuluan dengan pertanyaan penelitian atau hipotesis yang diajukan dan literatur yang diulas, tetapi diskusi tidak hanya mengulang atau mengatur ulang bagian pertama dari makalah namun sebaiknya dengan menjelaskan bagaimana studi yang telah dilakukan dapat memberikan pemahaman pembaca tentang masalah penelitian.
Pembahasan yang kuat, akan menyediakan kedalaman analisis yang baik. Penulis harus kritis dalam menganalisis dan menafsirkan temuan penelitiannya. Temuan sebaiknya ditempatkan dalam kaitan dengan berbagi literatur pendahulu yang telah terpublikasi, dan bagaimana hasil studi ini dapat membantu kemajuan bidang ilmu yang didalami.
Ruang Lingkup
Bagian pembahasan sering dianggap sebagai bagian terpenting dari makalah penelitian karena pada bagian ini:
- Merupakan bagian yang paling efektif untuk menunjukkan kemampuan peneliti dalam berpikir kritis tentang suatu masalah, untuk mengembangkan solusi yang kreatif untuk mengatasi masalah-masalah berdasarkan sintesis logis dari temuan dan untuk merumuskan pemahaman yang mendalam dari masalah penelitian yang sedang diselidiki.
- Merupakan bagian yang menginformasikan makna yang mendasari penelitian, dan implikasi penelitian dalam bidang studi lain.
- Peneliti dapat mengungkapkan pentingnya mengapa penelitian tersebut dilaksanakan dan kontribusi hasil penelitian untuk mengatasi kesenjangan yang ada di masyarakat, dan hal ini belum pernah diungkapkan pada studi literatur atau hasil penelitian sebelumnya.
Aturan Umum
Menurut Hess (2004) dijelaskan bahwa aturan umum yang harus diikuti ketika menyusun pembahasan adalah:
- Jangan bertele-tele atau berulang-ulang.
- Jelaskan hasil penelitian dengan singkat dan jelas.
- Hindari penggunaan jargon atau bahasa yang tidak jelas.
- Gunakan alur pemikiran logis dan lakukan pembahasan dengan urutan yang sama dengan penyampaian hasil penelitian pada penjelasan sebelumnya.
- Gunakan kata kerja sekarang (present tense) terutama untuk fakta yang sudah ada, namun gunakan kalimat dalam bentuk lampau (past tense) untuk menyampaikan hasil penelitian sebelumnya.
- Jika perlu, gunakan sub judul untuk membantu mengatur pembahasan atau mengelompokkan interpretasi pembahasan ke dalam tema.
Cakupan Penting
Menurut Sanli (2013) dan USC Libraries (2019), isi dari pembahasan dalam sebuah karya ilmiah harus mencakup topik sebagai berikut:
1. Sebutkan temuan utama penelitian
Pembahasan harus dimulai dengan kalimat pernyataan Temuan Utama dari penelitian ini. Kalimat ini harus menjadi kalimat pertama pada paragraf. Pernyataan ini merupakan penyampaian hasil penelitian yang langsung, deklaratif, dan ringkas.
Contoh dari temuan penelitian yang dilakukan oleh Yusuf P., dkk tahun 2017 mengemukakan hasil temuan utama penelitiannya adalah: Purwarupa alat monitoring suhu untuk rantai dingin dapat memberikan informasi suhu di dalam cold box selama perjalanan distribusi produk kepada petugas secara real time.
Pernyataan ini dengan jelas menyampaikan hasil penelitian yang dilakukan yaitu membuat produk berupa alat monitiring suhu yang dapat digunakan oleh petugas Unit Transfusi Darah (UTD) untuk mempertahankan suhu selama pendistribusian darah.
2. Jelaskan makna temuan dan mengapa itu penting
Jelaskan secara sistematis makna yang mendasari dari temuan penelitian dan mengapa temuan itu penting. Pembahasan ini dimulai dengan mengulangi apa temuan yang dianggap paling signifikan, kemudian tinjau secara sistematis setiap temuan.
3. Hubungkan temuan dengan studi sejenis
Bagian pembahasan harus menghubungkan hasil temuan peneliti dengan temuan penelitian lain. Hal ini penting karena membandingkan dan membedakan dengan temuan penelitian lain membantu mendukung pentingnya keseluruhan penelitian dan menyoroti bagaimana dan dalam hal apa hasil penelitian yang didapatkan berbeda dari penelitian lain.
4. Sebutkan relevansi klinis temuan penelitian
Jelaskan apa manfaat hasil penelitian dan bagaimana implementasi pemanfaatan hasil penelitian untuk kepentingan di lapangan.
5. Akui keterbatasan studi
Pada bagian pembahasan perlu dilakukan identifikasi mengidentifikasi dan mengakui keterbatasan penelitian, termasuk penjelasan tentang penyebab terjadinya keterbatasan tersebut.
6. Buat saran untuk penelitian selanjutnya
Peneliti dapat menyimpulkan bagian diskusi dengan membuat saran untuk penelitian lebih lanjut. Meskipun sebuah penelitian dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan penting, namun masih ada pertanyaan yang terkait dengan subjek mungkin belum terjawab peneliti dapat membuat saran untuk studi lebih lanjut di bagian diskusi.
Hal yang Harus Dihindari
Beberapa hal yang harus dihindari pada saat menulis pembahasan adalah:
1. Penafsiran yang berlebihan atas hasil penelitian
Dalam menginterpretasikan hasil penelitian, peneliti harus berhati-hati dengan menulisinterpretasi yang berlebihan namun tidak didukung oleh data penelitian. Untuk menghindarihal ini maka penulis harus senantiasa mengacu pada data penelitian yang ada.
2. Analisis/opini yang tidak beralasan
Pada bagian pembahasan peneliti dapat menyampaikan pendapat/opini terhadap hasil penelitian dengan cara menghubungkan dengan studi literatur atau hasil penelitian yang telahdipublikasikan sebelumnya. Pendapat yang disampaikan oleh peneliti harus tetap berfokuspada hasil penelitian.
3. Menggelembungkan pentingnya temuan penelitian
Semua peneliti menginginkan hasil penelitiannya memberikan kontribusi penting bagimasyarakat, namun hal ini tidak boleh melampaui data yang dihasilkan. Manfaat penelitiandisesuaikan dengan data dan keterbatasan penelitian.
Pembahasan merupakan cara yang efektif dalam proses berpikir kritis tentang isu-isu berdasarkan interpretasi dari temuan.
Pembahasan biasanya memiliki beberapa paragraf antara 5-6 paragraf, di mana masing-masing paragraf memiliki tugasnya masing-masing. Rita (2014) menjabarkan dalam tulisannya isi masing-masing paragraf, walaupun tetap menjadi hak tiap penulis untuk mengembangkan isi pembahasan dan menghasilkan sebuah pemahaman yang baik bagi pembaca:
- Paragraf 1, merupakan paragraf yang memberikan sebuah gambaran besar atau perspektif bagi pembaca, dan membuat pembaca menyadari kepentingan studi yang dilakukan.
- Paragraf 2, merupakan paragraf yang akan memberikan analisis kritik tentang hasil yang didapatkan.
- Paragraf 3, merupakan paragraf yang akan mendiskusikan hasil dan bagaimana hasil tersebut berkorelasi dengan teori dan literatur yang ada, dalam hal sesuai atau bertolak belakang, dan kemungkinan yang mendasarinya.
- Paragraf 4, Membahas tentang batasan penelitian, atau hal-hal yang dapat memberikan hambatan kepada penelitian.
- Paragraf 5, Membahas tentang arah studi lanjutan atau masa depan studi.
- Paragraf 6, membahas tentang keseluruhan kesimpulan dan pengaruh utama hasil studi.
Contoh Penulisan Pembahasan
Berikut ini adalah contoh pembahasan pada jurnal tentang rekrutmen dan pelestarian donor.
- Judul penelitian: Analisis Kebijakan Donor Darah Dan Implementasi Program Rekrutmen Donor Di Unit Donor Darah (UDD PMI) Kota Pontianak
- Nama Jurnal Jurnal: Manajemen Kesehatan Indonesia, Vol. 4, No. 2, Agustus 2016, p. 109-117
- Penulis: Ria Risti Komala Dewi, Martha Irene Kartasurya, Atik Mawarni
- Latar belakang masalah: Ketersediaan Darah di UDD PMI tidak mampu memenuhi kebutuhan darah di Kota Pontianak setiap tahunnya. Sampai tahun 2014, jumlah permintaan yang darah yang mampu terpenuhi hanya 37,3% dari semua permintaan yang ada.
- Tujuan Penelitian ini bertujuan menganalisis masalah sumber daya, sikap dan komitmen, struktur birokrasi, komunikasi dan kondisi sosial dalam pelaksanaan program rekrutmen donor di Unit Donor Darah PMI (UDD PMI) Kota Pontianak.
- Metode Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan rancangan kualitatif yang disajikan secara deskriptif melalui wawancara mendalam, FGD, dan observasi. Informan utama adalah 5 orang petugas P2D2S (1 Kepala Bagian dan 4 staf P2D2S). Informan triangulasi berjumlah 22 orang yakni 2 orang penentu kebijakan (1 orang Kepala UDD, 1 orang Wakil Ketua PMI), 5 orang Koordinator KDD, 5 orang DDS, 5 orang DDP, 5 orang masyarakat Kota Pontianak. Analisis data dilakukan dengan analisis isi.
- Hasil penelitian: Hasil penelitian menunjukkan sumber daya secara kuantitas sudah mencukupi kebutuhan, namun secara kualitas masih kurang, terutama kemauan petugas untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Alokasi dana yang diberikan oleh pimpinan terbatas. Sikap dan komitmen petugas masih kurang dikarenakan kurangnya kemauan dan motivasi untuk menjalankan tugas sesuai dengan aturan dan capaian yang telah ditetapkan. Pelaksanaan program tidak sepenuhnya menggunakan Standar Operasional Prosedur yang dibuat oleh PMI Pusat karena pelaksana merasa sudah mengerti dengan baik cara merekrut donor. Komunikasi belum berjalan dengan optimal dari sisi kejelasan dan konsistensi. Dukungan kelompok donor darah belum optimal dikarenakan kurangnya perhatian dan dukungan dari pelaksana program terhadap kelompok donor yang ada dalam bentuk pembinaan, penghargaan dan ketersediaan sarana dan prasarana penunjang.
- Pembahasan: Pelaksanaan program rekrutmen donor di UDD PMI Kota Pontianak sudah dilaksanakan, namun belum optimal. Masih ada beberapa kegiatan belum pernah dilaksanakan oleh petugas P2D2S. Belum optimalnya pelaksanaan, 2. program rekrutmen donor dikarenakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sumber daya yang kurang memadai, sikap dan komitmen pelaksana dan pengambil kebijakan belum sepenuhnya mendukung pelaksanaan program, SOP yang belum digunakan dalam pelaksanaan program, struktur organisasi yang belum jelas, komunikasi yang belum berjalan dengan baik, dan dukungan dari kelompok donor darah yang belum optimal. 3) Faktor yang mempengaruhi impelementasi pertama ialah sumber daya. Hasil wawancara menunjukkan bahwa sumber daya manusia secara kuantitas sudah mencukupi kebutuhan, namun secara kualitas masih kurang, terutama kemauan petugas untuk melaksanakan tugasnya dengan baik dan alokasi dana yang diberikan untuk program rekrutmen donor oleh pimpinan terbatas. Menurut Edward, faktor sumber daya mempunyai peranan penting dalam implementasi kebijakan. Edwards menegaskan bahwa bagaimanapun jelas dan konsistennya ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan, serta bagaimanapun akuratnya penyampaian ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan tersebut, jika para pelaksana kebijakan yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan kurang mempunyai sumber-sumber daya untuk melakukan pekerjaan secara efektif, maka implementasi kebijakan tersebut tidak akan efektif.
- Kesimpulan: Program rekrutmen donor di UDD PMI Kota Pontianak belum dilaksanakan secara optimal. Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurangnya sarana dan prasarana, pendanaan dan sikap dan komitmen pelaksana. Disarankan kepada UDD PMI Kota Pontianak agar melakukan sosialisasi dengan sistem jemput bola dan memberikan reward kepada pelaksana program rekrutmen donor, serta mengalokasikan dana yang cukup untuk program rekrutmen donor.
Pada penjelasan sebelumnya telah diuraikan bahwa pembahasan dimulai dengan temuan dari penelitian. Hasil temuan utama dari penelitian yang dilaporkan pada jurnal di atas yaitu pelaksanaan program rekrutmen donor di UDD PMI Kota Pontianak sudah dilaksanakan, namun belum optimal (kalimat 1).
Penjelasan berikutnya (kalimat 2) peneliti memberikan analisis/opini tentang faktor yang berhubungan dengan hasil penelitian yaitu terdapat 5 faktor yang diduga menjadi penyebab belum optimalnya pelaksanaan program rekrutment donor di UDD PMI Pontianak.
Pada penjelasan selanjutnya (kalimat 3 dan kalimat selanjutnya) peneliti menjelaskan tentang hasil penelitian dari peneliti lain dan studi literatur yang mendukung atau memperkuat analisis/opini yang telah disampaikan. Dari pembahasan tersebut dapat diperoleh tentang arah penelitian untuk di masa yang akan datang.
BACA JUGA! Cara Penyajian Data Penelitian
Demikian penjelasan seputar pembahasan penelitian lengkap dengan contohnya. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini agar lebih banyak orang yang merasakan manfaatnya.