Penyajian data hasil penelitian harus dibuat sedemikian rupa sehingga mudah dibaca dan dimengerti orang lain. Dalam penyajian, data harus dinarasikan terlebih dahulu, sehingga pembaca memahami maksud data yang tersaji terkait dengan topik yang mana.
Pada naskah hasil penelitian, data yang disajikan merupakan hasil tabulasi, grafik, atau gambar. Tidak diperkenankan menyajikan data mentah di dalam naskah. Apabila diperlukan data mentah dapat tersaji dalam lampiran.
Pengertian
Penyajian data merupakan tahapan ke-4 dalam sebuah penelitian, alangkah baiknya Anda memahami apa itu data, bagaimana data diperoleh, bagaimana data diolah, bagaimana data direduksi, bagaimana menyajikan data, hingga diperoleh suatu kesimpulan.
Maka untuk menyajikan data yang baik, Anda harus memperhatikan beberapa hal di antaranya:
- Dalam penyajian data harus ditampilkan bagaimana data tersebut diambil (teknik sampling).
- Dalam penyajian data harus ditampilkan instrumen yang digunakan.
- Dalam penyajian data harus ditampilkan bagaimana data tersebut dianalisis.
Cara Penyajian Data
Cara penyajian data dalam sebuah penelitian ada beberapa bentuk, yaitu:
1. Penyajian Data Textular
Penyajian data dalam bentuk textular merupakan teknik penyajian data dengan menggunakan kalimat, biasanya digunakan untuk penelitian kualitatif. Umumnya, penyajian data secara textular diperlukan untuk mengawali penulisan hasil atau sebagai pengantar.
Contoh 1:
World Health Organization mengestimasi bahwa 2,5 miliar manusia tinggal di daerah virus dengue bersirkulasi penyebaran secara geografi dari kedua vektor nyamuk dan virus dengue menyebabkan munculnya epidemi demam dengue dan demam berdarah dengue dalam dua puluh lima tahun terakhir, sehingga berkembang hiperendemisitas di perkotaan di negara tropis. Pada tahun 2007 di Asia Tenggara, dilaporkan peningkatan kasus dengue sekitar18% dan peningkatan kasus dengue yang meninggal sekitar 15% dibanding tahun 2006 (Karyanti dan Hadinegoro, 2016).
Contoh 2:
Angka Kematian (AK)/Case Fatality Rate (CFR) pada tahun-tahun awal kasus DBD merebak di Indonesia sangat tinggi. Kemudian dari tahun ke tahun mulai menurun dari 41,4% pada tahun 1968 terus menurun sampai menjadi 0,89% pada tahun 2009. Meskipun AK menurun tetapi bila dilihat angka absolut kematian dalam lima tahun terakhir tetap meningkat (Kementrian Kesehatan RI, 2010).
2. Penyajian Data Dalam Bentuk Tabuler
Penyajian data dalam bentuk tabuler merupakan penyajian yang sistematik yang tersusun dalam bentuk baris dan kolom. Kolom tersusun ke arah kanan, sedangkan baris tersusun ke arah bawah.
Penyajian sebuah tabel bisanya menampilkan beberapa variabel sehingga data mudah dibaca dan dimengerti. Tak hanya itu saja, tabel pun memiliki fungsi sebagai rujukan rangkuman dengan berupa susunan bilangan atau angka.
Tabel memiliki beberapa bagian utama, adapun secara lengkap dapat dilihat pada gambar berikut:
Keterangan:
- Setiap tabel memiliki judul dan dilengkapi nomor (apabila tabel yang tersaji lebih dari satu).
- Setiap tabel terdiri kolom dan baris.
- Kolom pertama biasanya merupakan variabel bebas.
- Kolom 2 dan seterusnya biasanya merupakan variabel terikat.
- Baris dilengkapi garis pada bagian atas.
Kaidah Membuat Tabel
Dalam membuat suatu tabel, harus memenuhi beberapa kaidah yaitu:
- Tabel harus jelas dan mudah untuk dimengerti.
- Judul tabel harus dapat memberikan gambaran mengenai apa yang disajikan dalam tabel, bagaimana data disajikan (self explanatory). Judul tabel harus bersifat implisit dengan memperhatikan what (tabel menyajikan data apa); where (dari mana data itu diambil); when (kapan data tersebut diambil).
- Keberadaan tabel harus ditulis dalam naskah.
- Judul diletakan di bagian atas, terpisah dengan tabel.
- Judul tabel dibuat center dan tidak diakhiri dengan titik.
- Ukuran dan satuan harus ditulis pada kolom.
- Apabila terdapat keterangan/catatan kaki, maka dituliskan di bawah tabel.
- Apabila terdapat sumber data, maka harus dicantumkan dengan jelas.
- Garis horizontal dan vertikal bagian dalam harus dihilangkan.
- Apabila pada sebuah naskah terdapat lebih dari satu tabel, maka diberi penomoran sesuai dengan urutan tabel. Nomor tabel ditempatkan sebelah kiri sejajar dengan judul tabel.
- Ukuran huruf dalam tabel tidak terlalu kecil.
- Apabila tabel yang ditampilkan lebih dari satu halaman, maka di halaman berikutnya bagian kepala tabel (berisi keterangan tiap-tiap kolomnya) harus ditulis.
Contoh Pembuatan Tabel Penelitian
Agar dapat memahami pembuatan tabel yang tepat, perhatikan contoh tabel di bawah ini.
Contoh 1:
Penjelasan contoh 1:
Tabel pada contoh 1 kurang tepat karena beberapa hal yaitu sebelum tersaji Tabel 1 tidak terdapat narasi/kalimat pengantar sehingga pembaca menjadi tidak maksud penyajian tabel. Selain itu juga semua tulisan nampak bold (tebal),sehingga tidak ada pembeda mana variabel dan mana data. Judul salah (salah ketik), kata “presentase” harusnya “persentase”. Judul tidak implisit.
Adapun secara lengkap evaluasi dari contoh nomor 1 adalah sebagai berikut:
Hasil Perbaikan pada contoh 1 :
Pada penelitian ini, sampel sebanyak 26 orang mahasiswa asal Indonesia bagian Timur. Koresponden laki-laki sebanyak 8 orang sedangkan koresponden perempuan sebanyak 18 orang. Data yang didapat memperlihatkan bahwa Golongan darah O merupakan golongan darah tertinggi baik pada jenis kelamin laki-laki maupun perempuan. Sedangkan golongan darah terendah adalah AB. Adapun persentase golongan darah ABO di SD Merdeka Jakarta dapat dilihat pada gambar tabel di bawah ini.
3. Penyajian Data dalam Bentuk Grafik
Grafik merupakan cara penyajian data dengan membuat rangka dari data yang ada di dalam tabel. Penyajian data dalam bentuk grafik memudahkan pembaca untuk melihat “trend” dari data yang disajikan, sehingga memudahkan untuk membuat kesimpulan.
Penyajian data dalam bentuk grafik harus memperhatikan beberapa ketentuan yaitu:
- Judul grafik/diagram harus tepat dan jelas.
- Judul terletak di bagian bawah grafik dan menggambarkan ciri data, tempat, dan kapan data itu diambil.
- Skala pada grafik/diagram harus ada, misal cm, mmHg, persen, orang dan lain-lain.
- Apabila grafik diambil dari sumber yang lain, maka harus dicantumkan sumber di bagian kiri bawah grafik/gambar.
- Sumbu X menunjukkan variabel bebas dan sumbu Y menunjukkan variabel terikat.
- Setiap sumbu X maupun sumbu Y diberi keterangan dan satuan.
- Grafik harus dilengkapi dengan keterangan.
- Skala pada grafik harus dimulai dari nol (0).
Penyajian data dalam bentuk grafik dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dalam bentuk garis/kurva, dalam bentuk diagram batang/bar, dalam bentuk diagrampie chart (diagram lingkaran).
a. Data dalam bentuk grafik
Contoh:
Berikut ini adalah contoh penyajian data menggunakan grafik pada prevalensi HBsAg dan HCV pada Darah Donor di UTD PMI Seluruh Indonesia Tahun 2008-2013.
b. Data dalam bentuk diagram batang/bar
Apabila terdapat lebih dari satu data, maka diagram harus dibedakan warna/simbol dan ditambahkan keterangan pada legend.
c. Penyajian data dalam bentuk pie chart (diagram lingkaran)
Pie chart merupakan suatu metode penyajian data dalam bentuk lingkaran yang dibagi menjadi beberapa irisan untuk menggambarkan proporsi numerik. Dalam bagan pai besar busur masing-masing irisan menunjukkan seberapa besar bagiannya. Satu lingkaran penuh menunjukkan 100%, kemudian irisan-irisan yang ada menunjukkan promosi.
Contoh:
Berikut ini adalah contoh penyajian data Distribusi Donasi Darah Menurut kelompok umur pendonor di Indonesia pada tahun 2013 menggunakan pie chart.
d. Penyajian Data dalam Bentuk Gambar
Penyajian data dalam bentuk gambar sering digunakan dalam penelitian yang terkait pengamatan morfologi, alur/flowchart, pengamatan aglutinasi sel darah merah ataupun yang lainnya.
Dalam penyajian gambar yang perlu diperhatikan adalah kualitas gambar yang baik dan kelengkapan keterangan dalam gambar. Keterangan gambar yang dimaksud meliputi: Pengambilan gambar menggunakan apa, proses pewarnaan dengan apa, sampel diambil dari jaringan/organ/bagian mana, perbesaran yang digunakan, dan lain sebagainya.
Apabila kita memiliki data/gambar yang dimaksudkan untuk dilihat perbedaannya (dibandingkan), gambar yang ada sebaiknya disandingkan, sehingga memudahkan pembaca untuk melihat perbedaannya. Sebelum gambar disajikan dalam naskah, harus diberikan narasi terlebih dahulu sehingga pembaca atau maksud dari penyajian gambar tersebut.
Contoh 1:
Penjelasaan Contoh 1:
Pada contoh gambar diatas, ada dua buah gambar yang tersaji. Gambar pertama menampilkan morfologi sel darah merah yang telah diberikan 0,9% NaCl sedangkan gambar yang kedua diberikan Acetylsalicylic Acid. Pada teknik penyajian gambarnya kurang tepat, karena gambar tidak disandingkan sehingga memerlukan waktu lebih banyak agar dapat memahami, dibandingkan jika kedua gambar tersebut disandingkan.
Contoh 2
Penjelasan contoh 2
Pada sebuah gambar yang tersaji, biasanya tidak hanya terdiri dari satu bagian, namun kompleks. Misal saja pada pengamatan apus darah yang terdapat berbagai macam jenis darah (eritrosit, leukosit, trombosit, dan lain-lain).
Agar pembaca langsung memahami apa yang ingin disampaikan penulis, maka perlu ditambahkan arrow (panah) yang digunakan sebagai tanda. Hal ini memudahkan pembaca untuk dapat langsung mengamati dan fokus terhadap tanda tersebut.
BACA JUGA! Reduksi Data Penelitian, Apa sih?
Demikian penjelasan seputar penyajian data beserta contoh penerapannya. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini agar lebih banyak orang yang merasakan manfaatnya.