Penelitian adalah suatu yang mahal, yang menuntut pembiayaan, waktu dan tenaga yang cukup besar. Dengan perumusan hipotesa dan variabel penelitian yang tepat, tidak akan berguna bila alat pengukur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian tersebut tidak memiliki validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, validitas dan reliabilitas menjadi hal yang penting dalam penelitian. Terutama karena fakta keraguan dari banyak pihak tentang kevalid-an hasil penelitian kualitatif.
Pengertian Validitas Penelitian
Validitas berasal dari bahasa Inggris validity yang berarti keabsahan. Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat validitas atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid dan sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.
Pertanyaan mendasar untuk memahami konsep validitas yaitu apakah pengukuran yang dilakukan (dengan metode dan alat yang dipilih) benar-benar mengukur ciri atau variabel subjek yang dikehendaki? Kalau jawaban: Ya, artinya pengukuran tersebut valid (ketepatukur-an).
Apakah pengukuran tersebut berlangsung dengan cermat, teliti? Kalau jawaban, ya artinya pengukuran valid (ketelitian).
Artinya alat ukur dinyatakan valid jika dia sensitif dan spesifik. Sensitif artinya tepat mengukur apa yang harus diukur, dan spesifik pada hal yang akan diukur saja dan bukan yang lain.
Validitas ini akan sangat erat kaitannya dengan reliabilitas yang akan dibahas di sub bab berikutnya. Pengukuran yang valid adalah pengukuran yang reliabel. Tetapi sebaliknya, pengukuran yang reliabel belum tentu valid kalau ciri ketepatukuran tidak terpenuhi.
Secara matematis, dapat digambarkan sebagai berikut:
Pentingnya Validitas
Penelitian Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data.
Instrumen harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Misalnya bila kita ingin mengukur berat badan, maka harus menggunakan timbangan badan bukan timbangan emas atau timbangan beras atau timbangan yang lain.
Timbangan badan disebut alat ukur yang valid karena memang mengukur berat. Akan tidak valid jika menggunakan meteran, karena meteran mengukur panjang benda atau menggunakan timbangan emas, karena timbaangan emas tidak sangup untuk mengukur berat badan.
Dikatakan sangat valid apabila mengukur berat anak yang beratnya 30kg, maka timbangan yang digunakan seharusnya menunjukkan angka 30 kg, bukan 29,5 kg atau 31 kg. Jika menggunakan instrumen kuisioner untuk mengukur suatu variabel, maka kuisioner ini harus bisa mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengukuran sesuatu yang bersifat nyata, fisik, empiris relatif sangat mudah apabila dibandingkan dengan pengukuran objek abstrak, konsep atau perilaku.
Instrumen yang yang telah dikembangkan yang terdiri dari beberapa butir pertanyaan, dalam perumusannya bisa menjadi tidak valid apabila butir-butir soal tersebut melenceng dari konsep sikap yang diinginkan.
Contohnya, penilaian terhadap sikap seseorang terhadap A, ternyata isi kuisionernya berisi konsep-konsep sikap terhadap B, maka instrumen tersebut tidak akan valid, karena tidak mengukur apa yang ingin diukur oleh peneliti.
Jenis Validitas
Penelitian Banyak peneliti yang menggolongkan validitas kedalam beberapa jenis. Berikut ini adalah rangkuman yang didapatkan dari beberapa ahli.
Berikut adalah jeni-jenis dari validitas dalam penelitian, antara lain:
- Validitas pengukuran
- Validitas penelitian
- Validitas konten
- Validitas isi
- Validitas konstruk
- Validitas kriteria
- Validitas isi
- Validitas eksternal
- Validitas prediktif
- Validitas budaya
- Validitas rupa
Pengertian Reliabilitas Penelitian
Reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam waktu yang berlainan.
Alat dan cara mengukur atau mengamati sama-sama memegang peranan yang penting dalam waktu yang bersamaan. Perlu diperhatikan bahwa reliabel belum tentu akurat. Reliabilitas akan menunjukkan apakah alat ukur dapat digunakan atau tidak.
Prinsip Reliabilitas
Ada beberapa prinsip pengukuran yang dapat dipakai untuk melihat reliabilitas dalam pengumpulan data di bidang kedokteran, yaitu prinsip
- Stabilitas, mempunyai kesamaan bila dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang berbeda
- Ekuivalen, pengukuran memberikan hasil yang sama pada kejadian yang sama.
- Homogenltas (kesamaan)
Cara Mengukur Validitas dan Reliabilitas
Untuk mengukur reliabilitas dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu metode ulang, metode paralel, dan metode belah dua.
Jika pengukuran validitas bersifat kualitatif karena abstrak, maka pengukuran reliabilitas lebih bersifat nyata, karena dapat menggunakan perhitungan kuantitatif. Namun demikian pemikiran logis tetap harus diutamakan.
1. Metode Ulang
Pada metode ulang alat ukur yang sama dalam situasi yang sama diberikan kepada responden, tapi diberikan dalam waktu yang berbeda.
Suatu alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi jika hasil dari setiap pengukuran relatif sama. Prinsip reliabilitas yang ditekankan di sini adalah untuk kemantapan alat ukur tersebut.
2. Metode Paralel
Dalam metode ini pengujian reliabilitas dilaksanakan melalui 2 cara. Pada cara pertama, pengukuran dilakukan oleh dua orang peneliti dengan menggunakan suatu alat ukur yang sama. Sedangkan cara kedua, pengukuran dilakukan oleh satu orang peneliti, namun menggunakan dua alat ukur yang berbeda.
Masing-masing cara tersebut mengukur konsep yang sama, menggunakan kelompok responden yang sama, dan dilaksanakan pada waktu yang sama. Pada cara pertama, alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas tinggi jika hasil yang diperoleh oleh kedua peneliti sama.
Pada cara kedua, kedua alat ukur dikatakan mempunyai reliabilitas tinggi jika hasil pengukuran keduanya sama.
3. Metode Belah Dua
Dalam metode ini alat ukur dibagi menjadi beberapa bagian yang berbeda, umumnya dibagi menjadi dua bagian. Walaupun alat ukur terbagi dua, keduanya berfungsi untuk mengukur satu konsep yang sama.
Setiap bagian harus terdiri dari pertanyaan yang homogen di mana seluruh pertanyaan yang mengukur satu faktor yang sama. Masing-masing alat ukur tersebut diberi skor yang merupakan jumlah angka total. Hasil kedua bagian alat ukur tersebut dibandingkan.
Jika perbandingan tadi menunjukkan adanya korelasi yang tinggi maka alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas yang tinggi. Jika korelasinya rendah maka tingkat reliabilitas alat ukur tersebut juga rendah.
Demikian penjelasan di atas, kami buat sebagai bacaan untuk anda agar memudahkan dalam penyusunan karya tulis ilmiah, terima kasih.