Ilmu Psikologi: Pengertian, Sejarah, Aliran, Ruang Lingkup

ilmu psikologi

Halo #sobatpoltekkes kali ini mimin akan mengulas tentang pengantar ilmu psikologi. Materi-materi psikologi ini mencakup tentang pengertian psikologi, sejarah psikologi dan juga ruang lingkup psikologi. Untuk mendapatkan pengertian secara menyeluruh, Anda sebaiknya membaca semua materi dengan runtut dari awal sampai akhir. Yuk disimak!

Pengertian Psikologi

 

Pengertian menurut bahasa, psikologi (dari bahasa Yunani Kuno mengungkapkan bahwa psyche = jiwa dan logos = kata), sehingga dalam arti bebas, psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental.

Bacaan Lainnya

Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses-proses mental. Psikologi merupakan salah satu bagian dari ilmu perilaku atau ilmu sosial.

Pengertian Psikologi menurut para ahli

  • Menurut Passer dan Smith (2004) bahwa psikologi sebagai suatu ilmu is imprecial.
  • Menurut Wundt (dalam Devidoff, 1981) psikologi itu merupakan episode kesadaran manusia (the science of human consciousness).
  • Woodworth dan Marquis (1957) mengajukan pendapat bahwa yang dimaksud dengan psikologi merupakan ilmu tentang aktivitas-aktivitas individu. Dari apa yang dikemukakan tersebut jelas memberikan gambaran bahwa psikologi mempelajari aktivitasaktivitas individu, pengertian aktivitas dalam arti yang luas, baik aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional.
  • Menurut Branca (1965) dalam bukunya yang berjudul Psychology : the science of behavior, telah jelas bahwa yang dimaksud dalam psikologi itu merupakan ilmu tentang ilmu perilaku dan juga mind.

Seperti yang telah dikemukanan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi merupakan ilmu yang membicarakan tentang jiwa.

Akan tetapi oleh karena jiwa tersebut tidak tampak atau bersifat abstrak, maka yang dapat dilihat atau diobservasi ialah perilaku atau aktivitas-aktivitas yang merupakan manifestasi atau penjelmaan kehidupan jiwa itu sendiri.

Hal ini dapat dilihat dalam perilaku maupun aktivitas-aktivitas yang lain. Karena itu psikologi merupakan ilmu yang meneliti dan mempelajari tentang perilaku atau aktivitasaktivitas, dan perilaku serta aktivitas-aktivitas itu sebagai manifestasi hidup kejiwaan.

Perilaku atau aktivitas-aktivitas disini adalah dalam pengertian yang luas yaitu meliputi perilaku yang nampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak nampak (inner behavior), atau kalau yang dikemukakan oleh Woodworth dan Marquis (1957) ialah baik aktivitas motorik, kognitif, maupun aktivitas emosional.

Jadi dalam psikologi mempelajari tentang kehidupan jiwa dan psikis. Hal senada juga dikemukakan oleh Passer & Smith (2004) dalam bukunya yang berjudul “Psychology (the sience of mind behavior)”, bahwa psikologi mencakup perilaku dan mind atau jiwa.

Sejarah Psikologi

Secara umum, dapat sejarah psikologi dapat di bagi menjadi beberapa periode, antara lain:

1. Periode Pra Berdirinya Psikologi

Psikologi berasal dari bahasa Yunani kuno “pshyco” yang memiliki arti “jiwa”, dan kata “logos” yang berarti ilmu, sehingga dapat diartikan bahwa psikologi adalah keilmuan yang mempelajari tentang jiwa atau mental. Jiwa atau mental bersifat abstrak atau tidak dapat dilihat dengan indera penglihatan.

Akan tetapi, sifat ini memiliki batasan pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa. Sifat itu berupa tingkah laku atau proses melakukan suatu kegiatan. Sehingga psikologi didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses kejiwaan manusia.

Psikologi memiliki kisah perjalanan yang panjang, bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan tentang laboratoriumnya pada tahun 1879 yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. Psikologi dapat dikatakan sejalan dengan perkembangan kemajuan intelektual di Eropa.

Berdasarkan pandangan tersebut, sejarah psikologi dibagi menjadi beberapa periode dengan para tokoh ahli di dalamnya.

Fase pra psikologi juga merupakan periode dimana psikologi belum dijadikan sebagai keilmuan, atau juga masih menjadi dasar pemikiran-pemikiran yang menjadi dasar terbentuknya psikologi.

Hasil pemikiran- pemikiran kritis terhadap hubungan manusia dengan lingkungannya yang memunculkan suatu pola tingkah laku khusus inilah yang menjadi daya tarik Wundt untuk mendalami lebih lanjut hubungan ketiganya sehingga muncul istilah psikologi.

Psikologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan manusia dan tingkah lakunya sebagai respons kaitan dengan lingkungan tempat tinggalnya.

2. Psikologi Sebagai Ilmu yang Otonom

Pada akhir abad ke 19 merupakan babak baru dalam sejarah psikologi. Tahun 1879 Wilhem Wundt mendirikan sebuah laboratorium psikologi pertama sebagai titik awal perkembangan sejarah psikologi.

Laboratorium Wundt didirikan di Leipzig. Wundt juga memperkenalkan metode instropeksi yang digunakan dalam penelitian- penelitiannya.

Dia juga dikenal sebagai tokoh penganut strukturalisme karena mengungkapkan teori yang menguraikan struktur dari jiwa. Wundt percaya bahwa jiwa terbentuk dari elemen- elemen.

Kemudian, memiliki mekanisme penting yang menghubungkan antar elemen kejiwaan sehingga membentuk struktur jiwa yang utuh dan disebut asosiasi. Oleh karena itu Wundt juga disebut sebagai tokoh asosianisme.

Kemudian, Edward Bradford Titchener mencoba menyebarluaskan ajaran dari Wundt ke Amerika. Namun orang Amerika kurang menyukai teori Wundt dan menganggapnya terlalu abstrak dan sulit diterapkan secara langsung. Mereka akhirnya membentuk aliran sendiri yang disebut fungsionalisme dengan tokoh tokoh seperti William james, dan James Mc Keen Cattel. Aliran ini lebih berfokus pada fungsi jiwa dari pada strukturnya.

Cattel menemukan teknik evaluasi psikologi berupa psikotest yang merupakan bukti bahwa orang Amerika cukup pragmatis. Meskipun sudah pragmatis, namun aliran fungsionalisme masih dianggap terlalu abstrak.

Sarjana Amerika mengehendaki agar psikologi mempelajari hal hal yang objektif dan dapat dilihat. John Broades Watson merupakan pelopor dalam hal ini yang kemudian dikembangkan oleh Edward Chase Tolman dan B.F Skinner.

Selain di Amerika, di Jerman sendiri Wundt mulai mendapatkan kritikan dan koreksi. Oswald Kulpe merupakan salah satu murid Wundt yang kurang puas terhadap ajarannya dan kemudian menciptakan aliran sendiri.

Dia menolak anggapan Wundt bahwa berpikir itu selalu dalam piikiran atau bayangan. Kulpe berpendapat bahwa bila tingkat berpikir yang semakin tinggi, tidak akan menyerupai bayangan, melainkan pemikiran yang tidak terbayangkan.

Di Eropa muncul aliran gestalt. Aliran Gestalt menolak ajaran Wundt yang berfokus pada elemen-elemen dan berpendapat bahwa gejala kejiwaan perlu dilihat sebagai suatu hal yang bersifat keseluruhan dan tidak dapat dipecah-pecah menjadi bagian.

Krueger pada tahun 1924 mengenalkan istilah Ganzheit yang disebut hampir sama dengan aliran gestalt, meskipun Krueger menyebutkan bahwa Ganzheit merupakan bentuk pengembangan dari Gestalt. Krueger berpendapat bahwa teori Gestalt terlalu berfokus pada persepsi objek.

Hal ini menjadi keraguan karena penghayatan yang menyeluruh adalah hal utama terhadap ruang dan waktu. Sehingga tidak dilihat berdasarkan persepsi saja.

Perkembangan teori psikologi menurut Gestalt berkembang dari field teori atau teori lapangan oleh Kurt Lewin. Mulanya Lewin tertarik dengan faham yang dianut oleh gestalt, namun kemudian dia memberikan kritik karena dianggap tidak adekuat. Lewin kemudian mengembangkan psikologi kognitif di Amerika Serikat sebagai langkah lanjutan.

Psikologi kognitif merupakan gabungan dari aliran behaviorisme dan aliran Gestalt yang dibawa pada tahun 1940- an. Aliran psikologi kognitif berfokus pada proses- proses pusat seperti sikap, harapan, dan ide dalam membentuk tingkah laku.

Kognitif diartikan sebagai sesuatu yang terjadi di alam sadar/ kognisi. Salah satu tokoh psikologi kognitif antara lain adalah L. Fertinger.

Psikoanalisa kemudian lahir membawa pengaruh yang besar dalam perkembangan psikologi hingga saat ini. Psikoanalisa menjelaskan hal hal yang juga tidak tampak dari luar dan secara khusus berusaha menjelaskan apa yang ada di dalam kesadaran manusia.

3. Perkembangan Psikologi Modern

Sejarah perkembangan psikologi berisi mengenai pendapat- pendapat para tokohtokoh sejarah ilmu jiwa yang menjelaskan mengenai kejiwaan. Terbentuknya psikologi modern tidak terlepas dari pengaruh para tokoh- tokoh psikologi di masa lalu.

Aliran modern yang muncul pada perkembangan psikologi adalah strukturalisme. Strukturalisme ini adalah awal munculnya pernyataan psikologi sebagai disiplin ilmu yang bersifat otonom dan dibangun menggunakan laboratorium penelitian.

Namun karena banyaknya pendapat dan pertentangan maka muncullah banyak aliran-aliran psikologi lainnya, seperti:

  • Fungsionalisme
  • Behaviorisme
  • Gestalt Psychology
  • Psikoanalisis
  • Humanistic Psychology

Aliran Psikologi

Berikut ini diuraikan lebih jelas lagi mengenai aliran-aliran psikologi tersebut antara lain:

1. Strukturalisme

Psikologi pertama kali dikembangkan di laboratorium Wundt sebagai bapak pendirinya. Dengan meneliti mulai dari filosofi-filosofi yang terkait dengan kejiwaan dan mencapai tujuan untuk memajukan ilmu pengetahuan.

Metode instropeksi digunakan secara eksperimental untuk melakukan penelitian secara analisa. Tujuannya untuk menentukan pengalaman kesadaran dengan mengobservasi dan menganalisa unsur-unsur tertentu. Strukturalisme ini mempelajari psikologi dari unsur- unsur yang sudah disusun.

2. Fungsionalisme

Pelopor aliran Fungsionalisme adalah William James. James beranggapan bahwa pendapat Wundt keliru apabila percobaannya lebih berpusat pada penemuan struktur dan bukan kesadaran atau respons manusianya.

Aliran ini beranggapan bahwa kelangsungan hidup seseorang merupakan jiwa hubungannya dengan lingkungan. Secara dinamis, aliran ini juga merupakan proses mental yang banyak membahas tentang kematangan kejiwaan.

3. Behaviorisme

Behaviorisme masuk sebagai gerakan atau aliran psikologi yang kuat dan cukup berpengaruh. Pendiri aliran Behaviorisme ini adalah John B. Waston. Aliran ini fokus pada gejala- gejala kesadaran atau dibawah alam sadar.

Akan tetapi, masih sesuai dengan tugas psikologi yang berusaha mengamati bentuk tingkah laku dan bagaimana tingkah laku seseorang dikendalikan. B. F. Skinner menyatakan bahwa lingkungan merupakan kunci pennyebab terbentuknya suatu tingkah laku atau respons manusia.

Untuk dapat lebih dalam memahami manusia, maka kita perlu melihat lingkungan tempat manusia itu hidup.

4. Gestalt Psychology

Aliran ini merupakan suatu bentuk pandangan yang terstruktur atau strukturalisme. Pemikiran Gestalt membentuk suatu pola, atau dasar sebagai unit kesatuan sedangkan alat yang mendasarinya adalah persepsi dari hasil pengamatan.

5. Psikoanalisa

Aliran ini muncul pada tahun 1900- an. Psikologi dikembangkan awalnya dari dasardasar tinjauan klinis- psikiatris dari aliran psikoanalisa. Psikoanalisa diawali oleh Sigmund Freud seorang psikiater dari Australia.

Pengobatan dilakukan untuk pasien dengan gangguan kejiwaan dan teori kepribadian itu muncul sebagai pendekatan psikoterapi dari berbagai pasien dengan gangguan mental yang berbeda.

6. Humanistic Psychology

Aliran humanistik merupakan bantahan dari kekurangan kekurangan yang ada di aliran behaviorisme dan psikoanalisa. Aliran humanistik ini didasarkan pada pengalaman masa lalu yang memiliki pengaruh pada pembentukan kepribadian manusia yang berbeda- beda.

Keenam aliran besar ini diuraikan menjadi konsep keilmuan psikologi yang menunjukkan perkembangan dalam mempelajari kejiwaan manusia. Para psikolog yang tidak menganut aliran ini akan mengembangkan atau menggunakan teori psikologi lainnya.

Teori psikologi terpilih memiliki sifat yang lebih objektif guna melengkapi dan menyempurnakan pemahaman dari masing-masing teori psikologi.

Ruang Lingkup Psikologi

 

Mimin merangkum 15 ruang lingkup psikologi, antara lain:

1. Psikologi Sosial (Social Psychology)

Cakupan dari psikologi sosial adalah rangkaian ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsangan-rangsangan sosial (Shaw dan Ostanzo, 1985).

Individu yang dimaksud dalam definisi tersebut menunjukkan bahwa unit analisis dari psikologi sosial adalah individu personal atau perorangan, bukan masyarakat (seperti dalam sosiologi) maupun kebudayaan (seperti dalam antropologi budaya).

Sehingga dari definisi yang singkat tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian psikologi sosial dapat pula diartikan sebagai suatu kajian tentang sifat, fungsi, fenomena perilaku sosial, dan pengalaman mental dari individu dalam sebuah konteks sosial.

Diantara fenomena psikologi sosial ini, antara lain kemarahan, perilaku membantu, sikap sosial, ketertarikan dan hubungan sosial, perilaku seksual dan sosialisasi.

2. Psikologi Kesehatan

Psikologi Kesehatan adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang penerapan konsep atau dasar-dasar psikologi pada masalah-masalah kesehatan.

Dalam kasus sehari-hari, menunjukkan hubungan yang sangat signifikan antara kesehatan jiwa dan kesehatan raga seorang manusia.

Ilmu Psikologi diharapkan dapat membantu memecahkan banyak masalah bagi individu yang sakit, baik sakit fisik maupun psikisnya. Bidang pekerjaan Anda di pelayanan kesehatan khususnya transfusi darah akan banyak bersinggungan dengan Psikologi Kesehatan.

3. Psikologi Klinis dan Penyuluhan atau Konseling (Clinical Psychology and Counseling)

Psikologi klinis merupakan salah satu bidang psikologi terapan yang berperan sebagai salah satu disiplin kesehatan mental dengan menggunakan prinsip-prinsip psikologi untuk memahami, mendiagnosis dan mengatasi berbagai masalah atau penyakit psikologi.

Untuk pertama kalinya, organisasi yang mengatur standar psikologi klinis dibentuk pada tahun 1947 oleh Dewan Profesi Psikologi Amerika, yakni American Noart of Profesional Psychology. Lembaga tersebutlah yang berhak melakukan pengujian, memberikan diploma, serta mendorong pembinaan kecakapan psikologi profesional.

Sedangkan dalam psikologi konseling (counseling psychology) merupakan suatu psikologi terapan yang berusaha menciptakan, menerapkan, dan menyebarkan pengetahuan mengenai pencegahan dan penanggulangan gangguan fungsi manusia dalam berbagai kondisi.

4. Psikologi Konstitusional

Psikologi kKonstitusional erupakan suatu bidang ilmu psikologi yang masih kontroversial. Pemahaman yang lain adalah dapat diartikan sebagai studi tentang hubungan antara struktur morfologis dan fungsi fisiologis tubuh serta hubungan antara fungsi-fungsi psikologi social.

5. Psikofarmakologi

Psikofarmakologi merupakan ilmu pengetahuan dan kajian tentang obat untuk mengobati gangguan psikiatris. Pada tahun 1995, terjadi tiga penemuan farmakologi yang menandai revolusi pengobatan psikiatri, yakni obat antipsikotik, antidepresan, dan lithium.

Obat antipsikotik berfungsi sebagai penetralan khayalan atau kepercayaan kepada hal-hal yang tidak nyata dan halusinasi (perasaan melihat, mendengar suara, dan sejenisnya, yang merupakan gejala umum dalam skizoprenia dan penyakit gilaan depresif.

Obat antidepresan dapat berfungsi dalam meringankan beban pasien yang mengalami gangguan depresi mayor atau fase tertekan dari penyakit depresi kejiwaan. Lithium merupakan obat yang unik diantara obat-obat psikiatrik lainnya, terdiri atas sebuah ion sederhana dan bukan merupakan molekul kompleks.

6. Psikologi Okupasional (Occupational Psichology)

Psikologi Okupasional merupakan suatu terminologi yang tampaknya merangkum suatu bidang kajian psikologi industri, psikologi organisasi, psikologi vokasional, dan psikologi sumber daya manusia.

7. Psikologi Politik

Psikologi Politik merupakan bidang interdisipliner dari Psikologi yang tujuan substantif dasarnya adalah untuk menyingkap saling keterkaitan antara proses psikologi dan politik.

Bidang ini memiliki sumber dari berbagai disiplin keilmuan dan hubungan di dalamnya, seperti antropologi budaya, psikologi ekonomi, sosiologi, psikologi serta ilmu politik.

8. Psikologi Sekolah dan Pendidikan (Psychology for the Classroom and Educational Psychology)

Psikologi Sekolah merupakan kajian tentang perilaku peserta didik di sekolah yang substansinya merupakan gabungan psikologi perkembangan anak, psikologi Pendidikan, dan psikologi klinis yang berhubungan dengan setiap anak untuk evaluasi kegiatan belajar dan emosi, memberikan dan menafsirkan, hasil tes intelegensi, tes hasil belajar, dan tes kepribadian yang merupakan sebagian dari tugas mereka.

Sedangkan untuk Psikologi Pendidikan merupakan kajian tentang perilaku dalam bidang proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru dapat mengadakan penelitian dalam bidang pendidikan yang dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran bagi guru maupun hasil belajar bagi peserta didiknya.

9. Psikologi Perkembangan

Psikologi Perkembangan merupakan cabang dari ilmu psikologi yang menekankan pada perkembangan manusia dan berbagai faktor yang membentuk perilakunya sejak lahir sampai berumur lanjut.

Psikologi perkembangan sebagai cabang ilmu psikologi menelaah berbagai perubahan intraindividual dan dan segala konsekuensi yang terjadi di dalam fase-fase perkembangan tersebut.

Perubahan tersebut tidak hanya mendiskripsikan, tetapi juga menjelaskan atau mengaplikasikan perubahan-perubahan perilaku menurut tingkat usia sebagai masalah hubungan anteseden (gejala mendahului) dan konsekuensinya.

10. Psikologi Kepribadian

Psikologi Kepribadian menurut Chaplin (1999) adalah cabang dari ilmu psikologi yang segi pandangannya menekankan pada hal penanaman dan peletakan tingkah laku di dalam kepribadian individu.

Menurut Alfred Adler (Hall dan Lindzey, 1993), Psikologi Perkembangan adalah ilmu perilaku tentang gaya hidup individu atau cara karakteristik seseorang dalam bereaksi dalam masalah-masalah dan tujuan hidup.

Menurut Lerner (2000), ilmu Psikologi Perkembangan merupakan perilaku tentang integrasi dari ego, ketidaksadaran pribadi, ketidaksadaran kolektif, kompleks-kompleks, dan arketip-arketip persona, serta anima.

11. Psikologi Lintas Budaya (Cross-Cultural Psychology)

Pada hakikatnya, menurut Brislin, Lonner, dan Thorndike, (dalam Berry dkk,1999) psikologi lintas budaya adalah kajian empiris mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku.

Psikologi Lintas Budaya berkutat dengan kajian sistematis mengenai perilaku dan pengalaman, sebagaimana pengalaman itu terjadi dalam budaya berbeda yang dipengaruhi budaya yang bersangkutan.

12. Psikologi Rekayasa (Engineering Psychology)

Sejarah perkembangan psikologi rekayasa dapat ditelusuri pada masa awal pertumbuhan psikologi industri, yakni pada awal tahun 1898, dimana Fredick W. Tailor yang terkenal dengan studinya tentang dimensi waktu dan kerja manual.

Setelah perang dunia II, psikologi rekayasa semakin menonjol peranannya, terutama setelah dirasakan meningkatnya kompleksitas mesin atau peralatan mekanis yang menuntut sejumlah tenaga operator pada tingkat efisiensi yang dipersyaratkan (Rita Atkinson, 1987).

13. Psikologi Lingkungan

Lingkungan berhubungan dengan proses belajar, yang mengunjuk pada efek komulatif dari respons-respons individu terhadap rangsangan lingkungan individu dalam hidupnya.

Psikologi lingkungan dapat menjangkau berbagai aneka permasalahan. Bidang ini tidak sekedar mengkaji akibat yang sebelumnya sudah terpikirkan oleh manusia, melainkan juga akibat yang diperhitungkan sebelumnya

14. Psikologi Konsumen (Consumen Psychology)

Bidang psikologi ini mulai dengan psikologi periklanan dan penjualan, objeknya adalah komunikasi yang efektif, baik dari pihak pabrik maupun distributor kepada konsumen (Anastasi, 1989). Terutama melalui iklan, konsumen memperoleh informasi tentang produk atau jasa yang dapat diperoleh manfaat khusus dari produk dan jasa tersebut. Untuk psikologi periklanan mulai dilancarkan selama dua dasawarsa yang pertama dari abad ke-20 dengan studi laboratorium di berbagai lokasi.

15. Psikologi Industri dan Organisasi (Industrial and Organizational Psychology)

Merupakan penerapan dari prinsip-prinsip psikologi industri dan pertambangan. Psikologi tersebut didefinisikan menurut kapan dan dimana ia dipraktikkan, bukan menurut pernyataan atau prinsip-prinsip tertentu.

Penutup

Psikologi tidak mempelajari atau mental individu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental manusia. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa psikologi sebagai studi ilmiah mengenai proses perilaku dan proses-proses mental.

4.9/5 – (7 votes)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *