Kepribadian Manusia, Pengertian, Fungsi, Aspek, Faktor, Unsur

kepribadian manusia

Kepribadian merupakan karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespons lingkungannya. Kepribadian manusia meliputi tentang segala macam karakter internal termasuk di dalamnya berbagai atribut, sifat, serta tindakan yang membedakan dengan orang lain.

Nah, untuk lebih memahami pokok bahasan kita kali ini, yuk disimak sobat!

Pengertian Kepribadian Manusia

Kepribadian merupakan sesuatu hal yang tersurat dan tersirat pada diri seorang manusia. Kepribadian seorang manusia dipengaruhi oleh banyak aspek.

Bacaan Lainnya

Kepribadian seorang manusia juga memiliki dampak yang signifikan terhadap kepuasan dan kebahagiaan seseorang. Setiap manusia memiliki kepribadian yang berbeda-beda meskipun terkadang memiliki kemiripan ataupun kesamaan.

Daniel & Lawrence lebih lanjut mengemukakan bahwa kepribadian merupakan kualitas psikologis yang memberikan kontribusi terhadap ketahanan (enduring) individu dan pola khusus dari perasaan, pola pikir, dan perilaku.

Enduring disini diartikan bahwa karakteristik kepribadian merupakan kualitas yang setidaknya konsisten sepanjang waktu dan dalam berbagai situasi dalam kehidupan seseorang.

Selanjutnya, diberikan beberapa definisi kepribadian menurut para ahli lainnya, antara lain sebagai berikut:

1. Menurut Gordon W. Allport

Kepribadian adalah organisasi sistem jiwa raga yang dinamis dalam diri individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.

2. Menurut M.A.W. Brower

Kepribadian adalah corak tingkah laku sosial yang terdiri dari corak kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.

3. Menurut Theodore M. Newcomb

Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap (predispositions) yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang pemiliknya.

4. Menurut John F. Cuber

Kepribadian merupakan keseluruhan sifat yang tampak dan dapat dilihat oleh seseorang.

5. Menurut J. Milton Yinger

Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang individu dengan sistem kecenderungan tertentu dengan berinteraksi dengan serangkaian situasi.

Fungsi Kepribadian Manusia

Setiap kepribadian manusia secara umum memiliki 2 (dua) fungsi dalam hidup manusia tersebut, yaitu:

1. Fungsi Deskriptif

Fungsi deskriptif (menjelaskan atau menggambarkan) merupakan fungsi kepribadian dalam menjelaskan atau menggambarkan perilaku atau kepribadian manusia secara rinci, lengkap, dan sistematis.

Pertanyaan-pertanyaan tentang apa, mengapa, dan bagaimana seputar perilaku manusia dapat dijawab melalui fungsi deskriptif.

2. Fungsi Prediktif

Kepribadian selain berfungsi untuk menjelaskan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia sekarang, juga bisa berfungsi untuk sebagai prediktif, yaitu untuk memperkirakan tentang apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia di kemudian hari.

Perkembangan Kepribadian Manusia

Perkembangan kepribadian manusia ada bersifat dinamis dan juga bersifat statis. Kepribadian yang bersifat dinamis berarti dapat selalu berubah mengikuti tahap perkembangan usia.

Tentu saja kepribadian yang bersifat dinamis tersebut hanya berlaku bagi sifat atau perilaku yang sangat tergantung dari faktor usia.

Sedangkan sifat atau perilaku yang merupakan kepribadian dasar dari manusia tersebut bersifat statis atau menetap.

1. Perkembangan kepribadian manusia Menurut Allport

Menurut Allport (dalam Dede Hidayat, 2002), perkembangan kepribadian manusia dibagi ke dalam 3 (tiga) fase besar yaitu fase anak-anak, fase remaja, dan fase dewasa.

Secara keseluruhan, perkembangan kepribadian seseorang dapat dikatakan sebagai perubahan psikologi.

2. Perkembangan kepribadian manusia Menurut Ahmadi

Jika dilihat dari sisi kematangan kepribadian dan tingkah laku, perkembangan kepribadian juga dapat digolongkan ke dalam beberapa tahap, yaitu antara lain:

# Tahap Oral

Tahap oral dimulai dari usia 0 – 1 tahun. Pada tahap ini, anak menjadikan mulut sebagai sumber kenikmatan.

Perbuatan seperti menghisap dan menelan merupakan metode utama untuk mendapatkan kepuasan. Misalnya seorang anak memasukkan jari atau mainan ke dalam mulutnya.

# Tahap Anal

Tahap ini dimulai dari 1 – 3 tahun. Anus menjadi sumber kenikmatan pada masa ini. Misalnya, dengan buang air besar (BAB). Pada masa ini, orang tua harus memulai untuk melatih kebersihan pada anak.

# Tahap Phalik

Tahap ini terjadi pada usia 4 – 5 tahun. Anak mulai memperhatikan alat kemaluannya. Pada masa ini terjadi perkembangan psikologis, terutama terkait dengan kehidupan psikososial keluarga atau perilakunya terhadap anak. Anak mulai berperilaku mementingkan dirinya sendiri dan berorientasi pada dirinya sendiri.

# Tahap Latensi

Tahap ini dimulai pada usia 6 – 12 tahun. Tahap ini merupakan tahap tenang dimana segala sesuatu yang berhubungan dengan seks dihambat dan ditekan. Pada tahap ini anak mengembangkan kemampuan mengalihkan dorongan yang tidak sesuai dengan sesuatu yang lebih baik.

Misalnya dengan mengerjakan tugas sekolah dan olahraga. Anak sudah mulai mengembangkan relasi sosial melalui perhatian dan pertemanan meskipun hanya terbatas pada teman yang memiliki jenis kelamin sama.

# Tahap Genital

Tahap ini kisaran umur 12 atau 13 tahun. Pada tahap ini, seorang anak mulai masuk pada masa remaja yang ditandai dengan kematangan organ reproduksi. Anak sudah mulai mencintai orang lain dan memiliki motif memperhatikan orang lain (altruis).

Pada masa ini anak juga terdorong untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan kelompok dan perhatiannya sudah tidak pada kenikmatan dirinya sendiri akan tetapi pada kehidupan sosial yang nyata.

Aspek-aspek Kepribadian Manusia

Di dalam kepribadian manusia mengandung beberapa aspek. Menurut Abin Syamsuddin aspek-apek kepribadian manusia antara lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Karakter

Karakter adalah konsekuen atau tidaknya seseorang dapat mematuhi etika perilaku, konsisten atau tidaknya dalam memegang pendirian dan pendapat.

2. Temperamen

Tempramen merupakan disposisi reaktif seseorang, bisa juga dikatakan sebagai cepat atau lambatnya seseorang bereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungannya secara keras dan emosional, terkadang melakukan sesuatu di luar kendalinya, dan akibatnya bisa merugikan banyak pihak.

3. Sikap

Sikap merupakan sambutan terhadap objek yang sifatnya positif, negatif atau ambivalen.

4. Stabilitas Emosi

Stabilitas emosi, yaitu ukuran kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan yang datang dari lingkungannya, misalnya mudah tersinggung atau tidak, mudah marah, mudah putus asa ataupun mudah sekali bersedih.

Mudah sekali seseorang berubah- ubah keadaan emosinya dalam waktu yang singkat menunjukkan bahwa pribadi tersebut belum mencapai kematangan.

5. Responsibilitas (tanggung jawab)

Responsibilitas yaitu kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Misalnya mau menerima risiko yang wajar, berlepas tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.

6. Sosiabilitas

Sosiabilitas adalah disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Misalnya, sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian

Ternyata hasil kepribadian seseorang tidak mudah terbentuk begitu saja, ada beberapa faktor yang saling mendukung terbentuknya ciri khas kepribadian seseorang.

1. Menurut Taylor

Menurut Taylor, faktor-faktor pembentuk kepribadian seseorang meliputi antara lain:

# Faktor Keturunan

Faktor keturunan ditransmisikan melalui yang disebut dengan ”gen”, yang berada dalam kromosom, yang menentukan keseimbangan hormon, bentuk fisik, dan menentukan atau membentuk kepribadian.

Tetapi faktor gen atau keturunan bukanlah satu-satunya penentu dominasi sifat kepribadian seseorang.

# Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat memberikan pengaruh besar kepada kepribadian seseorang adalah kultur atau budaya masyarakat dimana seseorang dibesarkan, juga dari norma-norma keluarga, teman-teman dan kelompok sosial, serta pengaruh-pengaruh lain yang dialami seseorang.

Kultur akan membentuk norma, sikap, dan nilai-nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang terus menerus berlangsung secara konsisten.

# Kondisi Situasional

Kondisi situsional dapat mempengaruhi efek dari faktor-faktor keturunan dan lingkungan terhadap sebuah kepribadian. Kepribadian seseorang meskipun relatif stabil dan konsisten, namun dapat berubah pada situasi-situasi yang berbeda.

Tuntutan yang berbeda pada situasi yang berbeda dapat menimbulkan reaksi dan aspek yang berbeda pada kepribadian seseorang.

Oleh karena itu, sebaiknya tidak melihat corak kepribadian secara terisolasi, tetapi juga mengetahui bahwa situasi-situasi tertentu lebih relevan dari situasi-situasi lain dalam mempengaruhi kepribadian sehingga dapat dilihat adanya perbedaan-perbedaan individual yang signifikan.

2. Menurut Dede Rahmat Hidayat

Dalam bukunya, Dede Rahmat Hidayat, mengungkapkan beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia antara lain:

# Faktor Genetik (Hereditas)

Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh sifat bawaan, misalnya apakah seseorang menjadi sangat pendiam atau tertutup sangat tergantung dari sifat orang tuanya.

# Faktor Lingkungan

Alfred Adler dalam Dede Rahmat Hidayat (2002) menjelaskan bahwa kepribadian dipengaruhi oleh posisi urutan kelahiran dalam keluarga, situasi sosial, dan pengasuhan.

Tokoh lain berpendapat bahwa kebudayaan dan perkembangan zaman juga berpengaruh terhadap kepribadian. Sebagian besar tokoh sependapat bahwa faktor lingkungan memiliki dampak yang besar terhadap perkembangan kepribadian bahkan, tokoh hereditas pun juga mengakui hal tersebut.

# Faktor belajar

Beberapa tokoh psikologi berpendapat bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh bagaimana seorang individu senang untuk belajar dan juga berkembang sesuai dengan kebutuhan dirinya.

# Faktor pengasuhan

Sebagian tokoh psikologi berpendapat bahwa pola pengasuhan dalam sebuah keluarga memiliki peranan yang besar terhadap kepribadian seorang anak.

Pengasuhan yang ditekankan disini yaitu pengasuhan yang tepat dari orang tua. Orang tua yang mengasuh dengan penuh kehangatan, akan selalu memberikan rasa aman dan senantiasa memberikan penghargaan kepada anaknya sejak kecil.

# Faktor perkembangan

Dalam Santrock (2007), Freud menyatakan bahwa kepribadian dibentuk dan menetap pada usia 5 tahun dan akan sulit berubah setelah masa tersebut.

Banyak pihak yang menyetujui pernyataan Freud tersebut, akan tetapi diantara orang yang menyetujui tersebut juga berpendapat bahwa kepribadian akan tetap berkembang melalui masa kanak-kanak tersebut hingga sepanjang hayat.

Unsur-unsur Kepribadian

Unsur-unsur dalam kepribadian secara garis besar dapat dibagi ke dalam 3 (tiga) unsur, yaitu:

1. Unsur Pengetahuan

Pengetahuan merupakan unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar. Dalam alam sekitar manusia terdapat berbagai hal yang diterimanya melalui panca indranya, yang masuk ke berbagai sel di bagian-bagian tertentu dari otaknya.

Dan di dalam otak tersebutlah, semuanya diproses menjadi susunan yang dipancarkan oleh individu ke alam sekitar.

2. Perasaan

Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan, sebaliknya dapat juga digambarkan seorang individu yang melihat suatu hal yang buruk atau mendengar suara yang tidak menyenangkan.

Persepsi-persepsi seperti itu dapat menimbulkan dalam kesadarannya perasaan negatif.

3. Dorongan Naluri

Kesadaran manusia mengandung berbagai perasaan lain yang tidak ditimbulkan karena dipengaruhi oleh pengetahuannya, tetapi karena memang sudah terkandung di dalam organismenya, khususnya dalam gennya, sebagai naluri.

Dan kemauan yang sudah merupakan naluri disebut dengan “dorongan”.

Secara lengkap ada 7 (tujuh) macam dorongan naluri dalam kepribadian manusia, yaitu:

  • Dorongan untuk mempertahankan hidup
  • Dorongan untuk memenuhi kebutuhan seks
  • Dorongan untuk mencari makanan dan minuman
  • Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan orang lain
  • Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya
  • Dorongan untuk berbakti
  • Dorongan untuk mewujudkan segala sesuatu yang indah

Bentuk-bentuk Kepribadian

Beberapa ahli psikologi menggolongkan bentuk kepribadian ke dalam klasifikasi yang berbeda-beda berdasarkan tinjauan dan dasar persepsinya masing-masing.

1. Menurut Santrock

Menurut Santrock (2011), C.G Jung mengklasifikasi bentuk kepribadian manusia ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:

# Introvert

Introvert yaitu tipe kepribadian yang tindakannya lebih mengarah ke dalam pikiran dan pengalaman sendiri. Jadi, tindakannya lebih dipengaruhi oleh dunia dari dalam dirinya sendiri.

Orang dengan tipe kepribadian ini mempunyai sifat yang tertutup, banyak fantasi, tidak tahan terhadap masukan dan kritik, mudah tersinggung, sukar bergaul, sukar dimengerti orang lain, dan suka membesar-besarkan kesalahannya.

# Extrovert

Extrovert yaitu tipe kepribadian yang tindakannya lebih banyak dipengaruhi oleh dunia luar.

Orang dengan kepribadian extrovert memiliki ciri khas bersifat terbuka, lincah dalam pergaulan, selalu riang, ramah, ekspresi emosinya spontan, kebal terhadap kritik, tidak begitu merasakan kegagalan, serta tidak banyak mengadakan analisis dan kritik terhadap diri sendiri.

Kepribadian extrovert juga lebih banyak berpikir positif terhadap orang lain, semua masalah akan dihadapi dengan lebih santai dan mudah karena yakin akan banyak orang yang bisa membantunya.

# Ambivert

Ambivert, yaitu tipe kepribadian seseorang yang memiliki kedua tipe dasar dan sulit untuk memasukkan ke dalam salah satu tipe.

Di dalam individu dengan kepribadian ambivert, ciri-ciri yang ada pada tipe introvert dan ekstrovert sama kuatnya, tidak ada salah satu yang dominan di antara keduanya.

2. Menurut Hipocrates dan Galenus

Sedangkan filsuf Hipocrates dan Galenus membagi kepribadian manusia berdasarkan 4 (empat) macam cairan tubuh yang sangat penting di dalam tubuh manusia, yaitu:

  • Sifat kering yang terdapat dalam empedu kuning (chole)
  • Sifat basah yang terdapat dalam empedu hitam (melanchole)
  • Sifat dingin yang terdapat dalam lendir (phlegma)
  • Sifat panas yang terdapat dalam darah (sanguis)

Ke empat tipe kepribadian tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

# Tipe Kepribadian Koleris

Jika di dalam tubuh individu didominasi oleh cairan chloe, maka artinya individu tersebut memiliki tipe kepribadian Koleris.

Orang yang koleris adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas, misalnya hidup penuh semangat, kemauan yang keras, hatinya mudah terbakar, daya juang besar, optimistis, garang, mudah marah, pengatur, penguasa, pendendam, dan serius.

# Tipe Kepribadian Melankolis

Merupakan tipe kepribadian yang di dalam tubuh individu tersebut didominasi oleh cairan melanchole.

Orang yang melankolis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti mudah kecewa, daya juang kecil, muram, pesimistis, penakut, kaku, dan juga mudah tersinggung.

Kepribadian dengan tipe melankolis merupakan individu dengan temperamen yang paling kaya.

Ia memiliki rasa seni yang tinggi. Kemampuan analitis yang kuat, perfeksionis, sensitif, berbakat dan rela berkorban.

# Tipe Kepribadian Plegmatis

Merupakan tipe kepribadian yang di dalam tubuh individu tersebut didominasi oleh cairan phlegma. Orang yang plegmatis adalah orang yang memiliki tipe kepribadian yang khas seperti, tidak suka terburu-buru, tenang, tidak mudah dipengaruhi, setia, dingin, santai, dan sabar.

Tipe kepribadian plegmatis merupakan seseorang yang memiliki sifat alamiah pendamai, tidak suka kekerasan, merupakan orang yang mudah diajak bergaul, ramah dan menyenangkan.

Ia adalah tipe orang yang bisa membuat sekelompok orang tertawa terbahak-bahak oleh humor keringnya meski ia sendiri tidak tertawa.

BACA JUGA!

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang kepribadian manusia. Untuk menambah khasanah pengetahuan psikologi kamu, silahkan baca artikel lanjutan yang ada di website ini.

1.7/5 – (32 votes)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *