KB Suntik Progestin dan Kombinasi

KB suntik

Kb Suntik menjadi salah satu alternatif sebagai kontrasepsi dan terbagi atas dua jenis yaitu suntik progestin dan suntik kombinasi. Untuk lebih jelasnya, yuk simak, cekidot!

KB Suntik Progestin

Kontrasepsi suntikan di Indonesia adalah salah satu kontrasepsi yang popular. Kontrasepsi suntikan yang digunakan ialah long-acting progestin, yaitu Noretisteron enantat (NETEN) dengan nama dagang Noristrat dan Depomedroksi progesterone acetat (DMPA) dengan nama dagang Depoprovera.

KB Suntik Progestin
KB Suntik Progestin

Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari pasca persalinan, segera setelah keguguran, dan pada masa interval sebelum hari kelima haid. Teknik penyuntikannya yaitu secara intramusculer dalam, di daerah m. gluteus maksimus atau deltoideus.

Bacaan Lainnya

BACA JUGA: KB Pil Kombinasi, Apa itu?

Kontraindikasi kontrasepsi suntikan kurang lebih sama dengan kontrasepsi hormonal lainnya. Efek samping yang berupa gangguan haid ialah amenorea, menoragia, dan spotting.

Efek samping lain yang bukan merupakan gangguan haid dan keluhan subjektif lainnya juga kurang lebih sama dengan kontrasepsi hormonal lainnya.

1. Profil

  • Sangat efektif
  • Aman
  • Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
  • Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
  • Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI

2. Jenis

Tersedia dua jenis suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:

  1. Depo medroksiprogesteron asetat (depo proveta), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik IM (di daerah bokong).
  2. Depo noretisteron enantat (depo noristerat), yang mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik IM.

3. Cara Kerja

  • Mencegah ovulasi.
  • Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
  • Menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atropi.
  • Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

4. Keuntungan

  1. Sangat efektif Pencegahan kehamilan jangka panjang.
  2. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
  3. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.
  4. Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI.
  5. Sedikit efek samping.
  6. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai perimenopause.
  7. Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
  8. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
  9. Mencegah beberapa penyebab terjadinya penyakit radang panggul.
  10. Menurunkan krisis anemia bulan sabit (sickle cell).

5. Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

  1. Usia reproduksi.
  2. Nulipara yang telah memiliki anak.
  3. Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi.
  4. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
  5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
  6. Setelah abortus atau keguguran.
  7. Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi.
  8. Perokok.
  9. Tekanan darah <180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
  10. Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis (rifampisin).
  11. Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen.
  12. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
  13. Anemia defesiensi besi.
  14. Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi kombinasi.

6. Yang Tidak Boleh Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

  1. Hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada janin 7/100.000 kelahiran).
  2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas sebabnya.
  3. Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
  4. Terutama amenorea.
  5. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
  6. Diabetes mellitus disertai komplikasi.

7. Waktu Mulai Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin

  1. Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil.
  2. Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.
  3. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat, asalkan ibu tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
  4. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin mengganti dengan kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepsi hormonal sebelumnya secara benar, dan ibu tersebut tidak hamil, suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai haid berikutnya datang.
  5. Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi yang lain lagi, kontrasepsi suntikan yang akan diberikan dimulai pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
  6. Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan jenis kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dan segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid berikutnya datang. Bila ibu disuntik hari ke-7 haid, ibu tersebut selama 7 hari setelah di suatukan tidak boleh berhubungan seksual.
  7. Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal. Suntikan pertama dapat diberikan pada hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat setelah hari ke-7 siklus haid, asal ibu tidak hamil.
  8. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdarahan tidak teratur. Suntikan pertama dapat diberikan setiap saat selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

8. Peringatan Bagi Pemakai Kontrasepsi Suntikan Progestin 

  1. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.
  2. Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan ektopik terganggu.
  3. Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
  4. Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau kaburnya penglihatan.
  5. Perdarahan berat yang dua kali lebih panjang dari masa haid atau dua kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.

KB Suntik Kombinasi

KB Suntik Kombinasi
KB Suntik Kombinasi

Jenis suntik kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali.

1. Cara kerja

  • Menekan ovulasi
  • Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma terganggu
  • Perubahan pada endometrium (atrofi) sehingga implantasi terganggu.
  • Menghambat transportasi gamet oleh tuba.

2. Efektivitas

Sangat efektif (0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan.

3. Yang boleh menggunakan suntikan kombinasi

  • Usia reproduksi
  • Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
  • Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
  • Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
  • Pascapersalinan dan tidak menyusui
  • Anemia
  • Nyeri haid hebat
  • Haid teratur
  • Riwayat kehamilan ektopik
  • Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

4. Kontraindikasi suntik kombinasi

  • Hamil atau diduga hamil.
  • Menyusui di bawah 6 minggu pasca persalinan.
  • Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
  • Penyakit hati akut (virus hepatitis).
  • Usia>35 tahun yang merokok.
  • Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110 mmHg).
  • Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis>20 tahun.
  • Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migran.
  • Keganasan pada payudara.

5. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi

  • Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan.
  • Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari
  • Bila klieh tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain selama masa waktu 7 hari.
  • Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil.
  • Bila pasca persalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.
  • Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi.
  • Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
  • Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat segera diberikan atau dalam waktu 7 hari.
  • Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu, perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu.
  • Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
  • Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu datangnya haid. Bila diberikan pada hari 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.

6. Cara penggunaan

Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuskuler dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu.

Suntikan ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil.

Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

7. Keadaan yang perlu memerlukan perhatian khusus

Keadaan Anjuran
Kencing ManisDapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi dengan kencing manisnya terjadi
MigranBila tidak ada gejala neurologik yang berhubungan dengan sakit kepala, boleh diberikan.
Menggunakan obat tuberkolosis/obat epilepsiBerikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50 µg etinilestradiol atau cari metode kontrasepsi lain.
Mempunyai penyakit anemia bulan sabit (sickle cell).Sebaiknya jangan menggunakan suntik kombinasi.

Tambahan: Keasaan untuk Tekanan Darah Tinggi dianjurkan <180/ 110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu pengawasan.

Efek samping Anjuran
AmenoreSingkirkan kehamilan, bila tidak terjadi kehamilan, dan tidak perlu diberi pengobatan khusus. Jelaskan bahwa darah haid tidak berkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila tidak datangnya haid masih menjadi masalah. Bila klien hamil, rujuk klien. Hentikan penyuntikan, dan jelaskan bahwa hormon progestin dan estrogen sedikit sekali pengaruhnya pada janin.
Mual/pusing/muntahPastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil, informasi bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat.
Perdarahan/perdarahan bercak (spotting).Bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang terjadi merupakan hal biasa. Bila pendarahan berkelanjutan dan mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari.

8. Instruksi Untuk Klien

  • Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali setiap 4 minggu.
  • Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk memastikan hamil atau tidak
  • Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikan dan apa yang harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit kepala, atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau ke-3.
  • Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy, obat-obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang digunakan.

9. Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai pada Penggunaan Suntikan Kombinasi

  • Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah paru, atau serangan jantung.
  • Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke, hipertensi, atau migrain.
  • Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah pada
  • Tidak terjadi perdarahan atau spooting selama 7 hari sebelum suntikan berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.

BACA JUGA: KB Mini Pil, Apa itu?

Kesimpulan

Prinsip dalam memberikan asuhan kebidanan pada akseptor KB Suntik adalah:

  1. Ketepatan pengkajian data subjektif dan objektif, karena ini menentukan apakah akseptor memenuhi syarat menggunakan KB suntik atau tidak.
  2. Prinsip 5 benar dalam menyuntikkan obat adalah Benar Obat, Benar Pasien, Benar Dosis, Benar Cara dan Benar Waktunya.
  3. Konseling pada akseptor sebelum dan sesudah pemberian obat KB perlu dilakukan, sehingga akseptor benar-benar paham terhadap kontrasepsi yang digunakan.
  4. Waktu kunjungan ulang untuk suntik berikutnya perlu dijelaskan kepada akseptor.
5/5 – (26 votes)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar