Pemasangan Implan – Jenis, Cara Kerja, Keuntungan

pemasangan implan

Pemasangan Implan akan menjadi fokus bahasan kespro dan KB kali. Materi ini tentunya sangat penting untuk dipahami khususnya bagi mahasiswa kebidanan.

Nah, Implan memiliki Profil sebagai Alat kontrasepsi yang memiliki efektivitas 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon, nyaman, dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi, pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan, kesuburan segera kembali setelah Implan dicabut, efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea dan aman dipakai pada masa laktasi.

pemasangan implan adalah

Bacaan Lainnya

Waktu pemasangan implan yang perlu diperhatikan yakni Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan.

Bila insersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.

Untuk lebih jelasnya, yuk simak penjelasan materi pemasangan Implan, cekidot!

Profil Pemasangan Implan

  • Efektivitas 5 tahun untuk Norplant, 3 tahun untuk Jadena, Indoplant, atau Implanon.
  • Dapat diapaki oleh semua ibu dalam usia reproduksi.
  • Dapat dipakai oleh semua Ibu dalam usia reproduksi.
  • Pemasangan dan pencabutan perlu pelatihan.
  • Kesuburan segera kembali setelah Implan dicabut.
  • Efek samping utama berupa perdarahan tidak teratur, perdarahan bercak dan amenorea.
  • Aman dipakai pada masa laktasi.

BACA JUGA: KB Suntik Progestin dan Kombinasi, Apa itu?

Jenis Yang Umum Digunakan

Indoplant. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Cara Kerja

  1. Lendir serviks menjadi kental.
  2. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi Implanasi.
  3. Mengurangi transportasi sperma.
  4. Menekan ovulasi.

Keuntungan

  • Daya guna tinggi.
  • Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
  • Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
  • Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
  • Bebas dari pengaruh estrogen.
  • Tidak mengganggu kegiatan senggama.
  • Tidak mengganggu ASI.
  • Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
  • Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan.

Yang Boleh Menggunakan Implan

  • Usia reproduksi.
  • Telah memiliki anak ataupun belum.
  • Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
  • Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
  • Pascapersalinan dan tidak menyusui.
  • Pasca keguguran.
  • Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
  • Riwayat kehamilan ektopik.
  • Tekanan darah < 180/110 mmHg, dengan masalah pembukuan darah, atau anemia bulan sabit (sickle cell).
  • Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung esterogen.
  • Sering lupa menggunakan pil.

Waktu Mulai Menggunakan Implan

  • Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7, tidak diperlukan metode kontrasepsi tambahan.
  • Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila insersi setelah hari ke-7 siklus haid, klien jangan melakukan hubungan seksual, atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
  • Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
  • Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat dilakukan setiap saat. Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain.
  • Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan alat kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
  • Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan Implan insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi kontrasepsi terdahulu dengan benar.
  • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, Implan dapat diberikan pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode kontrasepsi lain.
  • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tidak hamil. Tidak perlu menunggu sampai datangnya haid berikutnya.
  • Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan Implan, Indoplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
  • Pascakeguguran Implan dapat segera diinsersikan.

Alat dan Bahan Yang Digunakan

  1. Meja periksa untuk berbarung klien.
  2. Alat penyangga lengan (tambahan).
  3. Batang implan dalam kantong.
  4. Kain penutup steril (disinfeksi tingkat tinggi) serta mangkok untuk tempat meletakkan implan.
  5. Sepasang handscon.
  6. Sabun untuk mencuci tangan.
  7. Larutan antiseptik (misal larutan betadine).
  8. Zat anastesi lokal (konsentrasi 1% tanpa Epinefrin).
  9. Spuit (5-10cc).
  10. Trokar.
  11. Skalpel.
  12. Kasa pembalut, band aid, atau plester.
  13. Kasa steril dan pembalut.
  14. Epinefrin untuk renjatan (harus tersedia untuk keperluan darurat).
  15. Klem penjepit atau forsep mosquito (tambahan).
  16. Bak instrumen tertutup

Prosedur Praktikum

  1. Cuci tangan 7 langkah.
  2. Persiapan alat.
  3. Persiapan klien.
    • Menjelaskan maksud dan tujuan pemeriksaan fisik.
    • Menanyakan keluhan klien.
    • Mengatur posisi klien.
  4. PersiapanLingkungan
    • Memasang sampiran.
    • Ruangan dengan penerangan yang cukup.
    • Menjaga privasiklien.
  5. PersiapanPetugas Memperhatikanprosedurpencegahaninfeksi.
  6. Periksa keadaan umum pasien.
  7. Pemeriksaan TTV: suhu, nadi, pernafasan, tekanan darah.
  8. Melakukan pemeriksaan fisik.
    1. Pemeriksaan fisik pada muka dan mata.
      • Melakukan inspeksi pada wajah apakah pucat atau tidak.
      • Memeriksa mata apakah konjungtiva pucat/tidak dan sklera kuning/tidak.
      • Inspeksi pada bibir apakah pucat/tidak.
    1. Pemeriksaan fisik pada payudara
      • Inspeksi payudara apakah ada retraksi dinding payudara atau tidak.
      • Melakukan perabaan pada payudara sampai axila apakah ada benjolan abnormal/tidak.
    2. Pemeriksaan fisik pada perut
      • Melakukan inspeksi pada perut apakah ada pembesaran atau tidak.
      • Melakukan pemeriksaan pada perut apah ada nyeri tekan di perut bagian bawah atau tidak, apakah ada pembesaran hepar atau tidak.

4. Pemeriksaan fisik pada genetalia

      • Mengatur posisi dorsal recumbent.
      • Melakukan inspeksi pada genetalia apakah ada IMS atau tidak, ada tanda-tanda kehamilan atau tidak.
  1. Menganjurkan ibu untuk mencuci lengan dengan sabun sampai bersih.
  2. Mengatur posisi klien untuk merentangkan dan membuka lengan yang akan dipasang implan.
  3. Letakkan kain bersih di bawah lengan klien.
  4. Tentukan tempat pemasangan (8 cm di atas lipatan siku).
  5. Memberi pola.
  6. Pasang sarung tangan.
  7. Usap tempat pemasangan dengan antiseptik, gerakkan ke arah luar secara melingkar dengan diameter 10-15 cm.
  8. Pasang kain penutup.
  9. Suntik anastesi lokal 0,3 cc pada kulit (intradermal) pada tempat insisi, lanjutkan penyuntikan ke lapisan bawah kulit (subdermal) sepanjang 4 cm masing-masing 1 cc pada kapsul No. 1 dan 2.
  10. Uji anastesi.
  11. Buat insisi 2 mm dengan skalpel hingga mencapai lapisan subdermal.
  12. Masukkan dan dorong trokar melalui tempat insisi dengan sudut 450 hingga mencapai subdermal kemudian luruskan trokar dengan permukaan kulit.
  13. Masukkan kapsul yang pertama ke dalam trokar dengan tangan atau dengan pinset, tadahkan tangan yang lain di bawah kapsul sehingga dapat menangkap kapsul bila jatuh.
  14. Masukkan kembali pendorong sampai ada tahanan.
  15. Tahan pendorong dengan tangan lain, tangan yang lain menarik trokar keluar sampai terasa ada tahanan.
  16. Sambil menahan ujung kapsul di bawah kulit, tarik trokar dan pendorongnya secara bersama-sama sampai batas tabda 2 (pada ujung trokar) terlihat pada luka insisi.
  17. Belokkan rah trokar ke samping dean arahkan ke sisi lain (kapsul 2), dorong trokar dan pendorongnya sampai tanda 1 berada pada luka insisi.
  18. Cabut pendorong dan masukkan kapsul kedua, kemudian dorong kapsul sampai ada tahanan.
  19. Tahan ujung kapsul kedua yang sudah terpasang di bawah kulit tarik trokar dan pendorong hingga keluar dari luka insisi.
  20. Pastikan kedua kapsul implan telah terpasang baik pada posisinya.
  21. Tekan dengan kassa pada tempat insisi untuk menghentikan perdarahan.
  22. Dekatkan ujung-ujung insisi dan tutup dengan band aid.
  23. Beri pembalut untuk mencegah perdarahan bawah kulit atau memar pada kulit.
  24. Masukkan alat habis pakai ke larutan klorin, buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ke tempatnya (sampah medis atau nonmedis).
  25. Cuci tangan 7 langkah.

Konseling Pasca Pemasangan

1. Instruksi Untuk Klien

  • Daerah insersi tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
  • Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit perih, pembengkakan, atau lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
  • Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau penekanan pada daerah insersi.
  • Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).
  • Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan yang wajar.
  • Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradagan, atau bila rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

2. Informasi Lain yang Perlu Disampaikan

  • Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi danakan berakhir sesaat setelah pengangkatan.
  • Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama. Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.
  • Obat-obat tuberculosis ataupun obat epilepsy dapat menurunkan efektivitas Implan.
  • Efek samping yang berhubungan dengan Implan dapat berupa sakit kepala, penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
  • Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan nama klinik.
  • Implan tidak melindungi klien dari infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila pasangannya memiliki risiko, perlu menggunakan kondom untuk melakukan hubungan seksual.

3. Jadwal Kunjungan Kembali ke Klinik

Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien ingin mencabut Implan. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat Implan dipasang bila ditemukan hal-hal sebagai berikut:

  • Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
  • Perdarahan yang banyak dari kemaluan.
  • Rasa nyeri pada lengan.
  • Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
  • Ekspulsi dari batang Implan.
  • Sakit kepala hebat atau penglihatan menjadi kabur.
  • Nyeri dada hebat.
  • Dugaan adanya kehamilan.

Peringatan Khusus bagi Pengguna Implan

  • Terjadi keterlambatan haid yang sebelumnya teratur, kemungkinan telah terjadi kehamilan.
  • Nyeri perut bagian bawah yang hebat, kemungkinan terjadi kehamilan sktopik
  • Terjadi perdarahan banyak dan lama.
  • Adanya nanah atau perdarahan pada bekas insersi Implan.
  • Sakit kepala migran, sakit kepala berulang yang berat atau penglihatan menjadi kabur.
  • Hubungi dokter atau klinik bila Anda mendapatkan gejala-gejala di atas.

BACA JUGA: Pil Kombinasi, Apa itu?

Demikian penjelasan terkait pemasangan implan, semoga bermanfaat dan menambah khasanah pengetahuan anda, terima kasih.

5/5 – (1 vote)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *