Teknik pengumpulan data adalah langkah strategis dalam penelitian, karena tujuan dari penelitian hanya bisa dicapai bila peneliti memiliki data.
Menyusun instrumen merupakan langkah awal dalam melakukan penelitian, lalu dilanjutkan langkah penting selanjutnya yaitu pengumpulan/ pengambilan data.
Macam-macam teknik pengumpulan/pengambilan data dapat dilihat dari bagan di bawah ini:
1. Wawancara
Wawancara digunakan jika peneliti ingin mengetahui lebih mendalam subjek penelitian. Wawancara biasanya dilakukan bila subjek penelitian berjumlah sedikit.
Wawancara bukan hanya sekedar memperoleh angka lisan saja, tetapi wawancara dapat membantu peneliti melihat kesan yang ditampilkan responden saat menjawab pertanyaan, menilai kebenaran jawaban responden, membaca bahasa tubuh dan mimik wajah responden saat wawancara, memberikan penjelasan lebih lanjut untuk pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden, dan dapat memancing jawaban bila wawancara macet.
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dapat dilakukan secara:
a. Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti/pengumpul data telah mengetahui informasi yang akan diperoleh.
Jika pewawancara lebih dari satu, maka perlu dilakukan training agar pewawancara dapat mengumpulkan data yang sama. Dalam melakukan wawancara, selain membaca instrumen sebagai pedoman, perlu juga membawa alat bantu lain seperti tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat digunakan untuk membantu proses wawancara.
b. Tidak terstruktur
Wawancara dimana peneliti bebas dan tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.
Pedoman wawancara hanya berupa garis-garis besar pertanyaan. Berbeda halnya dengan wawancara terstruktur di mana pertanyaan yang diajukan sudah tersusun dengan rapi dan sistematis, untuk wawancara tidak terstruktur ini pertanyaan muncul secara spontan dan berkembang selama jalannya wawancara.
Bisa dikatakan untuk wawancara ini tidak menggunakan pedoman yang tegas. Wawancara ini mempunyai kelemahan yaitu kurang efisien karena pertanyaan tidak langsung fokus dan terarah, tidak ada pengecekan yang sistematis sehingga nilai reliabilitasnya kurang, serta memboroskan tenaga, pikiran, biaya dan waktu peneliti.
INGAT! Wawancara yang baik adalah face to face (tatap muka) maupun menggunakan pesawat telepon, sehingga bisa kontak pribadi antara pewawancara dengan subjek penelitian. Hal ini dapat mendukung peneliti untuk dapat mengamati subjek penelitian-penelitian selam proses wawancara.
Untuk menciptakan hubungan yang baik antara pewawancara dengan responden, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
- Pendahuluan dengan memperkenalkan diri sekaligus menjelaskan maksud dan tujuan wawancara tersebut dilakukan.
- Menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti responden.
- Menciptakan suasana yang nyaman, bebas dan santai agar responden tidak tegang dan menjawab pertanyaan dengan apa adanya tanpa ada tekanan.
- Menjaga privacy responden.
- Memegang teguh kode etik dalam penelitian.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan pada penelitian yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, atau bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi partisipant observation (observasi berperan serta), dan nonpartisipant observation.
Dari segi instrumentasi yang digunakan, observasi dapat dibedakan menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Observasi berperan serta (partisipant observer)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari responden yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut menjadi sumber data dan ikut merasakan suka dukanya.
b. Observasi Nonpartisipan
Dalam observasi ini, peneliti hanya berperan sebagai pengamat tidak terikat, jadi tidak terlibat langsung dengan responden yang diamati.
c. Observasi terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang dirancang secara sistematis tentang apa yang akan diamati, kapan, dan dimana tempatnya.
Observasi ini dilakukan bila peneliti sudah tahu variabel apa yang akan diteliti. Instrumen yang dibutuhkan dalam observasi ini adalah pedoman wawancara terstruktur dan angket tertutup.
d. Observasi tidak terstruktur
Observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Hal ini karena peneliti tidak tahu persis apa yang akan diobservasi.
Peneliti dapat secara bebas mengamati, sehingga peneliti mencatat segala sesuatu yang menarik, melakukan analisis, dan kemudian dibuat kesimpulan.
3. Angket
Angket merupakan instrumen penelitian yang sering digunakan dalam sebuah penelitian. Berdasarkan tipenya angket dalam penelitian dibagi menjadi:
a. Angket umum
Angket ini digunakan untuk memperoleh informasi selengkap-lengkapnya tentang kehidupan seseorang.
b. Angket khusus
Angket ini hanya digunakan untuk mendapatkan data-data khusus/tertentu dari responden.
c. Angket langsung
Angket yang informasi yang didapat adalah dari data diri responden itu sendiri.
d. Angket tidak langsung
Angket yang mengisi angket tersebut hanya memberikan informasi tentang orang lain.
Angket yang digunakan dalam pengambilan data penelitian agar sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditetapkan oleh peneliti perlu disusun dengan baik.
Berikut prosedur penyusunan angket yang baik.
- Merumuskan tujuan yang akan dicapai.
- Mengidentifikasi variabel yang dijadikan sasaran angket.
- Menjabarkan setiap variabel menjadi sub variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
- Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukan analisisnya.
Kelengkapan dalam sebuah angket salah satunya adalah identitas responden. Identitas responden berupa data diri responden meliputi nama, tanggal lahir, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi, dan lain-lain. Nama responden yang dalam sebuah angket ada beberapa yang dibuat dengan nama dan ada yang tanpa nama (anonim) faktor-faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya angket diberi nama adalah:
- Tingkat kematangan responden, maksudnya di sini adalah usia responden pada saat mengisi angket.
- Tingkat subjektivitas item yang menyebabkan responden enggan memberikan jawaban.
- Prosedur/teknik yang akan diambil waktu menganalisis data.
- Sebelum angket digunakan sebagai penelitian, harus di lakukan uji validitas/uji coba untuk menguji kelayakan kuesioner. Salah satu kelemahan kuesioner adalah sukar kembali kepada peneliti setelah angket tersebut sudah selesai diisi oleh responden.
Kriteria Penyusunan Angket
Perlu persiapan dan penyusunan angket agar angket dapat digunakan dalam sebuah penelitian. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam persiapan dan penyusunan angket adalah sebagai berikut:
- Pertanyaan yang diajukan singkat dan jelas bagi responden dalam menjawab.
- Jumlah pertanyaan dibuat sesuai dengan tujuan penelitian, hindari menggunakan kalimat yang panjang dan bertele-tele, hal ini dapat mengakibatkan kebosanan responden dalam menjawab.
- Pertanyaan merangsang responden untuk menjawab dengan mendalam tetapi to the point.
- Pertanyaan memperhatikan SARA agar tidak menyinggung responden saat menjawab.
- Pertanyaan jangan memancing kecurigaan responden.
Bentuk Angket
Angket yang digunakan dalam pengambilan data dapat tersedia dalam berbagai macam model dan bentuk. Penggunaan model dan bentuk angket disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti. Dipandang dari bentuknya angket dapat dibedakan menjadi:
- Pilihan ganda, pada angket jenis ini berisi pertanyaan dengan jawaban pilihan ganda. Angket ini memungkinkan responden hanya menjawab dengan satu pilihan jawaban yang dianggap benar.
- Isian/uraian, angket ini berisi pertanyaan dengan jawaban responden yang berupa uraian. Pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan terbuka sehingga memungkinkan responden untuk menjawab secara mendetail.
- Check list atau daftar pertanyaan dimana responden hanya diminta membubuhkan tanda check (v) pada kolom yang sesuai.
- Rating scale, memberikan pertanyaan dengan skala bertingkat, misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju.
Keuntungan Angket
Penggunaan angket dalam pengambilan data mempunyai beberapa kelebihan dan kerugian. Keuntungan yang didapat dalam menggunakan angket dalam pengambilan data adalah sebagai berikut:
- Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden sehingga dalam waktu singkat dapat diperoleh data yang banyak.
- Dapat dijawab dengan waktu cepat maupun senggang responden.
- Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur, dan tidak malu-malu menjawab.
- Dapat dibuat standar, sehingga semua responden mendapatkan pertanyaan yang benar-benar sama.
- Memberikan kesempatan responden dalam menjawab tanpa adanya paksaan.
Kelemahan Angket
Selain terdapat kelebihan, angket juga mempunyai kelemahan yaitu:
- Responden terlewat dalam mengisi dari waktu yang sudah ditentukan.
- Sulit dalam validasi.
- Meskipun anonim, kadang responden memberikan jawaban yang tidak sesuai.
- Angket sering tidak kembali. Apalagi jika dikirim via pos.
- Waktu pengembalian tidak sama, sehingga memperlama waktu penelitian.
- Dalam pengumpulan data terdapat beberapa permasalahan dalam pengumpulan data, di antaranya adalah kesamaan latar belakang budaya, pemilihan waktu pengumpulan data, dan orang yang mengumpulkan data.
4. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode mencari data dengan menggunakan catatan, rekam medis, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Keuntungan metode ini adalah subjek penelitian yang dihadapi adalah benda mati bukan benda hidup sehingga minimal risiko, selain itu, bila ada kekeliruan dalam mencari data, data aslinya bisa dirujuk kembali.
BACA JUGA! Cara Membuat Informed Concent Penelitian
Demikian penjelasan seputar teknik pengumpulan data yang telah kami ulas. Silahkan bagikan artikel ini agar lebih banyak orang yang merasakan manfaatnya, terima kasih.