Pengetahuan terkait macam-macam bentuk obat atau bentuk sediaan obat akan sangat membantu dalam pekerjaan profesi kesehatan khsusunya tenaga kefarmasian dan rekam medis dalam melakukan analisis kelengkapan berkas rekam medis dan pembuatan surat keterangan medis.
Yuk, simak penjelasan lengkapnya!
Bentuk obat atau bentuk sediaan obat adalah wujud obat yang diberikan kepada pasien.
Obat dapat diberikan kepada pasien dalam bentuk pil, kapsul, suspensi, serbuk, salep, obat tetes, dan sebagainya. Bentuk sediaan obat yang diberikan akan berpengaruh terhadap kecepatan dan takaran jumlah obat yang diserap oleh tubuh.
Selain itu, bentuk sediaan obat akan berpengaruh pada kegunaan terapi obat. Bentuk sediaan obat dapat dibagi menjadi tiga bentuk yaitu padat, cair, dan gas.
Macam Bentuk Obat Padat
Berikut ini adalah macam-macam obat dilihat dari bentuk padat, antara lain:
1. Tablet
Tablet adalah sediaan obat berbentuk bundar atau pipih. Tablet paling sering dijumpai di Indonesia karena bentuk ini mudah dan praktis dalam pemakaian, penyimpanan dan juga dalam produksinya.
Tablet tidak sepenuhnya berisi obat, biasanya tablet juga dilengkapi dengan zat pelengkap atau zat tambahan yang berguna untuk menunjang agar obat tepat sasaran.
Zat Tambahan Pada Tablet
Berikut beberapa zat tambahan berdasarkan kegunaannya, antara lain:
a. Zat Pengisi
Zat pengisi pada sediaan obat berbentuk tablet berfungsi untuk memperbesar volume tablet. Zat ini tidak mempengaruhi kerja obat. Zat pengisi yang biasa digunakan dalam bentuk sediaan obat tablet adalah: saccharum Lactis, Amylum manihot, calcii phoshas, dan lain-lain.
b. Zat Pengikat
Selain zat pengisi terdapat zat pelengkap lain yaitu zat pengikat. Sesuai dengan namanya, zat pengikat ini berfungsi untuk mempertahankan bentuk tablet agar tidak pecah atau retak, dan merekatkan zat-zat yang ada di dalam obat tablet. Zat pengikat yang umumnya digunakan dalam industri obat tablet adalah mucilage Arabici dan solution methylcelloeum.
c. Zat Penghancur
Di dalam sediaan obat tablet juga terdapat zat penghancur yang berfungsi memudahkan hancurnya obat dalam perut/lambung sehingga dapat dengan mudah diserap oleh tubuh. Zat penghancur yang biasa digunakan adalah: natrium alginat, gelatin, dan agar-agar.
d. Zat Pelicin
Zat pelicin di dalam tablet berguna untuk mencegah agar tablet tidak lengket pada cetakan. Biasanya zat pelicin yang digunakan dalam industri obat tablet adalah: Talcum 5%, acidum strearicum, dan lain-lain.
Bentuk sediaan tablet ini dibuat untuk pemakaian obat secara oral (obat diminum melalui mulut).
Bentuk Sediaan Tablet
Adapun beberapa jenis bentuk sediaan tablet adalah:
#Tablet Biasa
Tablet dicetak tanpa diberi lapisan apapun, pada umumnya obat tablet ini akan diserap pada saluran pencernaan sehingga efek pengobatannya pun cepat dirasakan.
#Tablet Kompresi
Tablet yang diproduksi dengan sekali tekan, iasanya terdapat zat tambahan. Contoh: bodariexin.
#Tablet Kompresi Ganda
Tablet yang dalam proses produksinya mengalami penekanan dua kali. Pada umumnya tablet bentuk ini akan terlihat berlapis. Contoh: decolgen
#Tablet yang Dikempa
Tablet yang dicetak berbentuk silinder kecil.
#Tablet Hipodermik
Tablet yang diproduksi dengan bahan-bahan yang mudah larut dalam air. Contoh: atropin sulfat.
#Tablet Sublingual
Tablet yang diminum dengan cara diletakan dibawah lidah. Contoh: nitrogliserin.
#Tablet Bukal
Tablet yang diminum dengan cara meletakan obat di antara pipi dan gusi. Contoh: progesterone.
#Tablet Salut
Jenis dari tablet salut, antara lain:
- Tablet salut gula adalah bentuk sediaan obat berbentuk tablet yang dilapisi dengan lapisan gula. Hal ini dilakukan untuk melindungi obat dari udara, menjaga kelembaban obat, dan memberikan rasa pada obat agar menghilangkan gangguan bau dan rasa obat asli. Contoh: Pahezon.
- Tablet salut film adalah tablet kempa yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna.
- Tablet salut enteric adalah bentuk sediaan tablet yang dilapisi zat sehinga tidak hancur terkenan HCL dalam lambung dan obat akan hancur di usus. Contoh: Voltare 50 mg, dan lain-lain.
#Tablet Effervescent
Sediaan obat berbentuk tablet yang akan berbuih jika terkena cairan, biasanya disimpan ditempat tertutup untuk menjaga kelembabannya. Contoh: Redoxon.
#Tablet Diwarnai Coklat
Bentuk sediaan obat yang dilapisi dengan oksida besi, warna coklat ini didapatkan dari oksida besi. Contoh: Sangobion.
#Chewable Tablet
Tablet yang cara pemakaiannya harus dikunyah agar meninggalkan efek enak di rongga mulut. Contoh: Antasida, fitkom.
#Tablet Hisap
Bentuk sediaan tablet yang diminum dengan cara dihisap untuk pengobatan di rongga mulut dan tenggorokan. Contoh: FG Troches, Ester C, dan lain-lain.
2. Kapsul
Kapsul adalah sediaan obat padat dikemas ke dalam sebuah cangkang berbentuk tabung keras maupun lunak yang dapat larut. Tabung kapsul ini biasanya terbuat dari gelatin, pati, dan lain-lain. Contoh: kapsida, incidal, dan lain-lain.
3. Kaplet
Kaplet adalah bentuk sediaan obat kaplet (kapsul tablet) adalah sediaan berbentuk tablet yang dibungkus dengan lapisan gula dan pewarna menarik. Lapisan warna dan gula ini bertujuan untuk menjaga kelembaban dan menjaga agar tidak tekontaminas dengan HCL di lambung.
4. Pil
Pil adalah sediaan obat berbentuk bundar dengan ukuran yang kecil. Ada beberapa variasi dari pil, antara lain: granulae, pilulae, dan boli.
5. Serbuk
Serbuk adalah sediaan obat yang berbentuk remahan yang adalah campuran kering obat dan zat kimia yang dihaluskan. Serbuk terbagi menjadi serbuk granulae dan serbuk effervescent. Sama seperti tablet effervescent, serbuk effervescent juga akan mengeluarkan buih ketika bercampur dengan air. Contoh: adem sari, jesscool, dan lain-lain.
6. Supositoria
Supositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh, melunak atau melarut pada suhu tubuh. Tujuan pengobatan yaitu:
- Penggunaan lokal bertujuan untuk memudahkan defekasi serta mengobati gatal, iritasi, dan inflamasi karena hemoroid.
- Penggunaan sistemik seperti: aminofilin dan teofilin untuk asma, chlorprozamin untuk anti muntah, chloral hydariat untuk sedatif dan hipnotif, aspirin untuk analgenik antipiretik.
BACA JUGA: Dosis Obat
Macam-macam Bentuk Obat Cair
Sediaan obat cair adalah obat yang mengandung berbagai zat kimia terlarut. Biasanya dikonsumsi dengan melalui mulut (oral) atau secara topikal. Penjelasan terkait rute pemberian obat akan disampaikan pada bab selanjutnya.
Sediaan obat cair memiliki berbagai macam bentuk seperti diuraikan berikut ini:
1. Larutan (Solutio)
Solutio adalah larutan obat yang adalah campuran homogen yang terdiri dari 2 zat kimia obat atau lebih.
2. Elixir
Elixir adalah suatu larutan yang mengandung alkohol dan diberi pemanis, mengandung obat dan diberi bahan pembau.
3. Sirup
Sirup adalah larutan zat kimia obat yang dikombinasikan dengan larutan gula sebagai perasa manis. Biasa digunakan untuk obat dan suplemen anak-anak.
4. Emulsi
Emulsi adalah campuran dari zat kimia yang larut dalam minyak dan larut dalam air. Untuk membuat obat dengan sediaan emulsi dibutuhkan zat pengemulsi atau yang biasa disebut dengan emulgator agar salah satu zat cair dapat terdispersi dalam zat cair yang lain.
5. Suspensi
Suspensi adalah campuran obat berupa zat padat yang kemudian terdispersi dalam cairan. Biasanya pada petunjuk penggunaan obat terdapat keterangan: “dikocok dahulu”. Suspensi terbagi ke dalam berbagai jenis berdasarkan cara pemakaiannya: suspensi oral, suspensi topikal, suspensi optalmik, dan lain-lain.
6. Injeksi
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilaruntukan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut.
7. Guttae
Guttae adalah sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebuntukan Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tetes mulut), Guttae Auriculares (tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).
8. Galenik
Galenik adalah sediaan obat berbentuk cairan yang adalah sari dari bahan baku berupa hewan atau tumbuhan.
9. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan obat berbentuk cairan pekat yang didapatkan dari pengekstraksian zat dari nabati maupun hewani yang kemudian diberi pelarut.
10. Immunosera
Immunosera adalah sediaan obat berbentuk cairan berisikan zat immunoglobin yang diperoleh dari serum hewan lalu dimurnikan. Biasanya Immunosera digunakan untuk menetralisir racun hewan serta sebagai penangkal virus dan antigen.
BACA JUGA: Penggolongan Obat
Macam-macam Obat Gas/uap
Obat dengan bentuk sediaan gas/uap biasanya digunakan untuk pengobatan penyakit pernapasan dan cara pemakaiannya dengan inhalasi. Bentuk sediaan gas/uap dibuat agar partikel obat menjadi kecil sehingga lebih mudah dan cepat diabsorbsi melalui alveoli dalam paru-paru dan membran mukus dalam saluran pernapasan. Obat dengan sediaan bentuk gas biasanya dibungkus dengan alat khusus seperti vaporizer dan nebulizer.
Penutup
Bentuk sediaan obat yang diberikan akan berpengaruh terhadap kecepatan dan takaran jumlah obat yang diserap oleh tubuh. Selain itu, bentuk sediaan obat akan berpengaruh pada kegunaan terapi obat. Bentuk sediaan obat dapat dibagi menjadi tiga bentuk: padat, cair, dan gas.
Bentuk sediaan obat padat antara lain, tablet, kapsul, pil, kaplet, tablet salut. Sedangkan sediaan obat dalam bentuk cair antara lain sirup, suspensi, emulsi, elixir, dan solutio.
Sediaan obat dalam bentuk gas umumnya memerlukan alat bantu seperti contohnya nebulizer. Sediaan obat akan sangat berpengaruh terhadap efek. Efek yang di timbulkan dapat berupa efek lokal maupun efek sistemik.
Pemilihan bentuk sediaan akan sangat mempengaruhi kecepatan obat berinteraksi dengan reseptor. Bentuk sediaan obat yang paling cepat memberikan efek adalah sediaan injeksi, namun bentuk sediaan yang aman dan mudah adalah melalui rute oral. Melalui rute ini bentuk sediaan sangat beragam baik dalam bentuk padat, semi padat, maupun cair.
Referensi
Nuryati, 2017. Farmakologi. Kementeri. Kesehat. Republik Indones. 148, 148–162.
Stevani, H., 2016. Praktikum Farmakologi. Modul Bahan Ajar Cetak Farm. 171.
Suprapti, T., 2016. Praktikum Farmasetika Dasar 148, 148–162.