Seringkali kita mendengar kasus tenaga medis terkena infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD) dikarenakan gegabah saat mengerjakan sampel pasien. Tentunya hal ini menjadi problem dan harus segera diatasi lewat edukasi berbentuk pelatihan.
Sangat penting memahami masalah ini, olehnya itu simak uraian di bawah ini.
Apa Yang Dimaksud IMLTD?
IMLTD adalah patogen yang dapat menyebabkan kondisi fatal, mengancam jiwa, atau sangat menurunkan kondisi yang potensial untuk ditransmisikan melalui darah.
Bagaimana MLTD Bisa Terjadi?
- Patogen infeksius ada di dalam sirkulasi darah donor, tampak sehat untuk menjadi donor, donor tidak menyadari bahwa dirinya membawa infeksi.
- Patogen berada di dalam sel atau plasma pada dosis minimal untuk menimbulkan infeksi.
- Harus tahan terhadap kondisi pengambilan darah, pra-penyimpanan dan penyimpanan.
- Harus tahan terhadap proses pengolahan, filtrasi leukosit, perubahan suhu dan pembekuan.
- Harus tahan terhadap imunitas alamiah, fagositosis, Killer Cells, Ab netralisasi.
- Harus hidup dan mampu.
- Pasien tidak sedang menerima obat anti infeksi (untuk bakteri patogen).
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 83/2014 tentang UTD, BDRS dan Jejaring. Tugas Bank Darah Rumah Sakit:
- Menerima darah yang sudah diuji saring dari UTD
- Menyimpan dan memantau persediaan darah
- Melakukan uji silang serasi
- Melakukan rujukan uji silang serasi
- Menyerahkan darah yang cocok bagi pasien
- Melacak penyebab reaksi transfuse
- Mengembalikan darah yang tidak layak pakai ke UTD
Dalam sejarah transfusi, salah satu kepedulian yang besar adalah infeksi menular lewat transfusi darah (IMLTD). Laporan pertama terkait IMLTD adalah malaria (1911), syphilis (1915), dan hepatitis (1945),diikuti oleh HIV (1980) dan hepatitis C (pertengahan 1990).
Uji saring IMLTD dimulai tahun 1950s, diikuti perubahan kuesioner pre-donasi, pengembangan teknik uji saring dengan sesitifitas dan spesifisitas lebih tinggi, dan adopsi metoda molekuler.
Penetapan standar pengujian dan teknik laboratorium harus terus menerus ditinjau ulang untuk menjaga pasokan darah yang aman.
Screening IMLTD di UTD PMI
Apa saja screening IMLTD yang dilakukan di UTD PMI, antara lain:
- Penyakit Hepatitis B
- Penyakit Hepatitis C
- Penyakit HIV
- Penyakit Sifilis
Menghindari IMLTD
Mnurut NHS, ada beberapa cara menghindari IMLTD, antara lain:
- Pertimbangkan alternatif lain sebelum transfusi, optimalkan Hb pasien sebelum pembedahan.
- Transfusi darah dan derivatnya harus mengikuti protocol terkait registrasi donor, studi serologis, pasien, alasan transfusi dan jumlah yang ditransfusikan.
- Hentikan transfusi segera ketika pasien mengalami gejala samping, periksa apakah ktg darah dilabel dengan nama pasien yang benar, no MR dan laporkan ke BDRS.
- Pasien dengan kenaikan suhu tubuh dramatik (>20C) selama transfusi atau demam menggigil serta hipotensi, maka darah dari kantong darah dan pasien harus di kultur untuk membuktikan tidak ada infeksi mikrobial.
Baca Juga: Japanese Encephalitis: Sejarah, Gejala, dan Pengobatan
Demikian penjelasan tentnag IMLTD, selalu waspada dan dahulukan pencegahan untuk keselamatan saat bekerja. Salam sehat untuk tenaga medis!