Pengertian Pap Smear
Pap Smear adalah suatu tes yang aman dan murah dan telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel leher rahim. Pap Smear adalah ilmu yang mempelajari sel-sel yang lepas dari sistem alat kandungan wanita.
Tujuan tes Pap Smear adalah:
- Mencoba menemukan sel-sel yang tidak normal dan dapat berkembang menjadi kanker serviks.
- Alat untuk mendeteksi adanya gejala prakanker leher rahim bagi seseorang yang belum menderita kanker.
- Untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada sel-sel kanker leher rahim.
- Mengetahui tingkat berapa keganasan serviks.
Manfaat pap smear yaitu:
1. Evaluasi sitohormonal
Penilaian hormonal pada seorang wanita dapat dievaluasi melalui pemeriksaan pap smear yang bahan pemeriksaannya adalah sekret vagina yang berasal dari dinding lateral vagina sepertiga bagian atas.
2. Mendiagnosis peradangan
Peradangan pada vagina dan servik pada umumnya dapat didiagnosa dengan pemeriksaan pap smear. Baik peradangan akut maupun kronis. Sebagian besar akan memberi gambaran perubahan sel yang khas pada sediaan pap smear sesuai dengan organisme penyebabnya. Walaupun kadang-kadang ada pula organisme yang tidak menimbulkan reaksi yang khas pada sediaan pap smear.
3. Identifikasi organisme penyebab peradangan
Dalam vagina ditemukan beberapa macam organisme/kuman yang sebagian merupakan flora normal vagina yang bermanfaat bagi organ tersebut. Pada umumnya organisme penyebab peradangan pada vagina dan serviks, sulit diidentifikasi dengan pap smear, sehingga berdasarkan perubahan yang ada pada sel tersebut, dapat diperkirakan organisme penyebabnya.
4. Mendiagnosis kelainan prakanker (displasia) leher rahim dan kanker leher rahim dini atau lanjut (karsinoma/invasif)
Pap smear paling banyak dikenal dan digunakan adalah sebagai alat pemeriksaan untuk mendiagnosis lesi prakanker atau kanker leher rahim.
Pap smaer yang semula dinyatakan hanya sebagai alat skrining deteksi kanker mulut rahim, kini telah diakui sebagai alat diagnostik prakanker dan kanker leher rahim yang ampuh dengan ketepatan diagnostik yang tinggi, yaitu 96% terapi didiagnostik sitologi tidak dapat menggantikan diagnostik histopatologik sebagai alat pemasti diagnosis. Hal itu berarti setiap diagnosik sitologi kanker leher rahim harus dikonfirmasi dengan pemeriksaan histopatologi jaringan biobsi leher rahim, sebelum dilakukan tindakan sebelumnya.
5. Memantau hasil terapi
Memantau hasil terapi hormonal, misalnya infertilitas atau gangguan endokrin. Memantau hasil terapi radiasi pada kasus kanker leher rahim yang telah diobati dengan radiasi, memantau adanya kekambuhan pada kasus kanker yang telah dioperasi, memantau hasil terapi lesi prakanker atau kanker leher rahim yang telah diobati dengan elekrokauter kriosurgeri, atau konisasi.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pap Smear
1. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker leher rahim.
Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja, tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lebih lama kemungkinan jatuh sakit.
2. Sosial ekonomi
Golongan sosial ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel-sel mulut rahim, hal ini karena ketidakmampuan melakukan pap smear secara rutin.
3. Paritas
Paritas adalah seseorang yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada leher rahim. Jika jumlah anak menyebabkan perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang pada keganasan.
4. Usia wanita saat nikah
Usia menikah <20 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang, maka sel-sel tersebut tidak rentan terhadap zat-zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya, jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa merubah sifat menjadi sel kanker.
Wanita Yang Dianjurkan Tes Pap Smear
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan tes pap smear biasanya mereka yang tinggi aktivitas seksualnya. Namun tidak menjadi kemungkinan juga wanita yang tidak mengalami aktivitas seksualnya memeriksakan diri, berikut ini adalah wanita-wanita sasaran tes pap smear yaitu:
- Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berusia muda sudah menikah atau belum menikah namun aktivitas seksualnya sangat tinggi.
- Setiap 6-12 bulan untuk wanita yang berganti ganti pasangan seksual atau pernah menderita infeksi HIV atau kutil kelamin.
- Setiap tahun untuk wanita yang berusia di atas 35 tahun.
- Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB.
- Pap tes setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun.
- Sesudah 2 kali pap tes (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita risiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap smear.
- Sesering mungkin jika hasil pap smear menunjukkan abnormal, sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prakanker maupun kanker serviks.
Tempat Pemeriksaan Pap Smear
Tempat pemeriksaan Pap dapat dilakukan di:
- Rumah sakit pemerintah.
- Rumah sakit swasta.
- Laboratorium swasta, dengan harga yang cukup terjangkau.
- Tempat-tempat yang menyediakan fasilitas pap smear.
Bila hasil pada pasien Pap Smear ternyata positif, maka harus dilanjutkan dengan pemeriksaan biobsy terarah dan patologi. Pap Smear sudah dapat menemukan kanker leher rahim. Meskipun masih ada tingkat prakanker (stadium dini).
Dengan pemeriksaan ini bisa memberikan harapan kesembuhan 100%. Sebaliknya pada penderita yang datang terlambat, harapan untuk sembuhpun terlampau sulit.
Syarat Pengambilan Bahan
Penggunaan pap smear untuk mendeteksi dan mendiagnosis lesi prakanker dan kanker leher rahim, dapat menghasilkan interprestasi sitologi yang akurat bila memenuhi syarat yaitu:
- Bahan pemeriksaan harus berasal dari porsio leher rahim.
- Pengambilan pap smear dapat dilakukan setiap waktu di luar masahaid, yaitu sesudah hari siklus haid ketujuh sampai dengan masa pramenstruasi.
- Apabila klien mengalami gejala perdarahan di luar masa haid dan dicurigai penyebabnya kanker leher rahim, sediaan pap smear harus dibuat saat itu walaupun ada perdarahan.
- Pada peradangan berat, pengambilan sediaan ditunda sampai selesai pengobatan.
- Klien dianjurkan untuk tidak melakukan irigasi vagina (pembersihan vagina dengan zat lain), memasukkan obat melalui vagina atau melakukan hubungan seks sekurang-kurangnya 24 jam, sebaiknya 48 jam.
- Klien yang sudah menopause, pap smear dapat dilakukan kapan saja.
Kendala Pap Smear
Dilakukan di atas hanya 5% perempuan di Indonesia yang bersedia melakukan pemeriksaan pap smear banyak kendala. Hal tersebut terjadi antara lain:
- Kurangnya tenaga terlatih untuk pengambilan sediaan.
- Tidak tersedianya peralatan dan bahan untuk pengambilan sediaan.
- Tidak tersedianya sarana pengiriman sediaan.
- Tidak tersedianya laboratorium pemprosesan sediaan serta tenaga ahli sitologi.
Syarat Pendeteksian Pap Smear
Hal-hal yang penting yang harus diperhatikan saat melakukan pap smear menurut yaitu:
- Pengambilan dimulai minimal dua minggu setelah dan sebelum menstruasi sebelumnya.
- Pasien harus memberikan sejujur-jujurnya kepada petugas mengenai aktivitas seksualnya.
- Tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 1 hari sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
- Pembilasan vagina dengan bahan kimia tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelumnya.
- Hindarilah pemakaian obat-obatan yang tidak menunjang pemeriksaan pap smear.
Pengelompokan Pap Smear
Pengelompokan atau Pengklasifikasian pap smear yaitu:
1. Kelas I
Pada kelas I identik dengan normal smear, pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
2. Kelas II
Pada kasus II menunjukkan adanya infeksi ringan nonspesifik, terkadang disertai dengan kuman atau virus tertentu, disertai pula dengan kariotik ringan. Pemeriksaan akan dilakukan 1 tahun lagi. Pengobatannya disesuaikan dengan penyebabnya. Bila ada radang bernanah maka akan dilakukan pemeriksaan ulang setelah pengobatan.
3. Kelas III
Kelas III dapat ditemukan sel diaknostik sedang keradangan berat, periksa ulang dilakukan setelah pengobatan.
4. Kelas IV
Dikelas IV telah ditemukan sel-sel yang telah mencurigakan dan ganas.
5. Kelas V
Ditemukan sel-sel ganas.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain:
1. Cara pengambilan cairan yang tepat
2. Pengambilan cairan dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan yaitu bisa terjadi kegagalan skrining (15%), interpretasi (23%), dan angka positif palsu (3-15%).
3. Petugas kesehatan
Kadang kala petugas kesehatan dapat salah tafsir dalam menginterpretasikan data. Kesalahan tersebut di antaranya:
- Kadang kala petugas kesehatan tidak mampu memberikan pelayanan dan memberikan jawaban yang baik.
- Petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan tes abnormal pap smear.
- Petugas tidak dapat mengindikasikan sel abnormal.
Di dalam laboratorium juga dapat terjadi kesalahan, kesalahan yang lazim dilakukan dalam laboratorium adalah sebagai berikut:
- Laboratorium gagal dalam mendeteksi sel abnormal.
- Kegagalan dalam melaporkan kualitas cairan yang tidak memuaskan.
- Laboratorium tidak mau melakukan pengulangan.
- Cairan fiksasi tidak menggunakan alkohol 95%.
- Cairan terlalu kering dan tipis.
Terkadang petugas laboratorium juga melakukan suatu kesalahan antara lain:
- Cara petugas laboratorium tidak sesuai dengan prosedur.
- Reagen yang dipakai sudah kadaluwarsa.
- Petugas tidak cakap dalam membacakan hasil pemeriksaan.
- Keterampilan dan ketelitian petugas diragukan.
4. Waktu pengambilan yang tepat
Waktu pemeriksaan Pap Smear yang tepat adalah saat Anda telah menikah. Begitu halnya pada wanita yang memiliki tingkat seksualitas yang tinggi. Tes ini dianjurkan agar wanita dapat terbebas dari penyakit kanker leher rahim yang ganas.
Histologi Daerah Perbatasan Leher Rahim
Secara histologis, leher rahim dilapisi oleh satu lapis sel epitel kolumner yang biasa disebut dengan sel endoserviks dan kelenjar, sedangkan mulut rahim (ektoserviks) dilapisi epitel berlapis pipih dan jaringan ikat di bawahnya.
Tempat pertemuan kedua jenis epitel tersebut dinamakan squamo columnair junction (SCJ). Daerah inilah yang harus diperhatikan secara khusus di dalam pengambilan spesimen Pap Smear mengingat hampir seluruh keganasan serviks berasal dan daerah perbatasan ini.
Pada bagian lain akibat rangsangan dan peradangan, sel-sel endoserviks dapat berubah menjadi sel-sel metaplastik. Sehingga sediaan Pap Smear yang adekuat harus mengandung sel-sel epitel skuamosa, sel-sel endoserviks dan atau sel metaplastik.
Syarat Pengambilan Bahan Pemeriksaan Pap Smear
Penggunaan metode Pap Smear untuk Deteksi Dini Lesi Prakanker dan Kanker Serviks, untuk mendapatkan interpretasi yang akurat diperlukan beberapa syarat sebagai berikut:
- Bahan pemeriksaan harus berasal dari portio serviks (sediaan servikal) dan mukosa endoserviks (sediaan endoservikal).
- Pengambilan Pap Smear dapat dilakukan setiap waktu di luar masa haid yaitu sesudah hari siklus haid ke tujuh sampai masa premenstruasi.
- Apabila penderita mengalami gejala perdarahan di luar masa haid dan dicurigai disebabkan oleh kanker serviks maka sediaan pap smear harus dibuat saat itu juga.
- Alat-alat yang digunakan sedapat mungkin yang memenuhi syarat untuk menghindari hasil pemeriksaan negatif atau tidak akurat.
Kesimpulan
Pemeriksaan Pap Smear merupakan prosedur klinik untuk memeriksa sel yang berasal dan serviks. Pemeriksaan dengan metode ini aman dan murah. Pertama kali ditemukan oleh Dr. George Papanicolou.
Tujuan utama dari pemeriksaan ini untuk menilai adanya perubahan sel yang abnormal yang mungkin berasal dan kanker serviks atau sebelum berkembang menjadi kanker (lesi prakanker).
Di dalam deteksi dini kanker serviks, ditekankan adanya modalitas utama yang diperlukan untuk menjaga keakuratan pemeriksaan Pap Smear yaitu keterampilan dalam pengambilan sampel, pembuatan, fiksasi dan pengiriman spesimen ke Laboratorium Patologi Anatomi.