Pengertian empati menjadi pokok bahasan kali ini. Empati adalah sebuah istilah dalam psikologi yang mempunyai arti dimana seseorang dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain.
Dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemukan berbagai peristiwa yang menunjukkan kurang empati antar sesama manusia.
Kurangnya empati terlihat pada saat saling serobot tempat duduk di kereta tanpa mempedulikan orang lain yang membutuhkan, padahal sudah tertulis pada papan informasi bahwa ibu hamil, lansia, disabilitas dan orang sakit harus didahulukan, bahkan ada yang sengaja pura-pura tidur atau asyik saja main gadget karena tidak mau memberi kursinya untuk orang lain.
Pengertian Empati
Empati berasal dari kata pathos dalam bahasa Yunani yang berarti perasaan yang mendalam. Empati merupakan kemampuan untuk memahami, merasakan dan menempatkan diri pada posisi orang lain.
Kata empati mengandung makna bahwa seseorang mencoba untuk mengerti keadaan orang lain sesuai orang tersebut mengertinya dan menyampaikan pengertian itu kepadanya.
Definisi Empati Menurut Pada Ahli
Berikut beberapa definisi empati yang diutarakan oleh beberapa ahli, antara lain:
1. Barr & D’Alessandro
Barr dan D’Alessandro (2009) mengartikan empati adalah respon afektif yang berasal dari penangkapan atau pemahaman emosional orang lain yakni perasaan yang mirip dengan perasaan orang lain.
2. Borba
Borba (2001) mengartikan empati adalah kemampuan untuk merasakan keprihatinan orang lain, meningkatkan rasa kemanusiaan dan kesopanan.
3. Cohen & Strayer
Menurut Cohen dan Strayer (1996), empati adalah pemahaman dan berbagi dalam keadaan emosi orang lain. Pengertian ini menggambarkan bahwa seseorang yang memiliki rasa empati dapat memahami apa yang orang lain rasakan sekaligus berbagi dengan orang lain.
4. Selvinan
Selvinan (2016) mendefinisikan empati sebagai kemampuan mengidentifikasi dan memahami perasaan dan kondisi orang lain.
5. Hoffman
Hoffman (1984) mendefinisikan empati sebagai suatu respons afeksi dan kognisi terhadap apa yang terjadi pada orang lain. Ada dua hal yang dapat ditekankan pada pengertian ini, pertama yaitu respons afeksi.
Hoffman mengungkapkan bahwa respons afeksi disini merupakan pernyataan perasaan seperti yang dialami orang lain yakni memiliki perasaan empati, juga mampu menyatakannya dalam kata-kata dan perlakuan.
Kedua adalah respons kognisi, yaitu bertolak dari pengetahuan tentang apa yang sedang dialami orang lain, sehingga memiliki gambaran tentang apa yang dirasakan orang tersebut.
Pengertian Teori Empati dalam Psikologi
Empati secara umum dijelaskan dengan arti ikut merasakan atau ikut memahami apa yang dialami orang lain, namun, empati tentunya memiliki arti yang lebih detail secara psikologi, berikut selengkapnya.
1. Pandangan Miller & Walls (2011)
Teori empati dalam psikologi ialah kemampuan untuk menyadari, memahami dan menghargai perasaan dan pikiran individu lain.
Teori empati dalam psikologi ialah menyelaraskan diri (peka) terhadap apa, bagaimana dan latar belakang perasaan dan pikiran individu lain sebagaimana individu itu merasakan dan memikirkannya. Sebuah sikap teori empati dalam psikologi artinya mampu membaca individu lain dari sudut pandang emosi.
2. Cotton (2011)
Teori empati dalam psikologi ialah kemampuan untuk memasuki dan memahami dunia individu lain dan untuk mengkomunikasikan dengan individu itu.
3. Pandangan Adler (dalam Borba, 2001)
Berpendapat bahwa teori empati dalam psikologi ialah menerima perasaan individu lain dan meletakkan diri individu itu pada perasaan individu yang merasakannya (to feel in).
Kemampuan berteori empati dalam psikologi yakni kemampuan merasakan kesulitan atau penderitaan individu lain, termasuk kesanggupan memahami perasaan dan tergerak untuk berbuat sesuatu bagi individu lain.
Teori empati dalam psikologi merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam melakukan hubungan antar pribadi dengan mencoba memahami suatu permasalahan dari sudut pandang atau perasaan individu lain (lawan bicara).
Proses Teori Empati dalam Psikologi
Berdasarkan pandangan Barr & Alessandro proses teori empati dalam psikologi bertahap antara lain:
1. Membayangkan diri dalam kedudukan individu lain.
Individu yang tidak pernah membayangkan betapa susahnya menjadi petani, maka dirinya tidak akan dapat menghargai hasil kerja dari petani itu.
Membayangkan diri seolah olah menjadi individu lain yang sedang melakukan pekerjaan berat atau merasakan seolah olah sedang mendapat bencana akan mampu menumbuhkan teori empati dalam psikologi dalam diri terhadap suatu peristiwa yang disaksikannya.
2. Membandingkan sebuah sikap diri sendiri dengan sebuah sikap yang dialami oleh individu lain.
Memahami kondisi yang dialami individu lain sangatlah sulit, maka dibutuhkan suatu pembelajaran bagaimana seandainya diri sendiri menjadi atau dalam posisi itu, apakah juga akan berbuat seperti yang dilakukan individu itu atau mempunyai tindakan lain.
3. Mengambil kesimpulan dari sebuah sikap individu lain dan membandingkannya dengan reaksi khayal apabila berada dalam keadaan yang di alami individu lain.
Apabila individu dapat membayangkan suatu peristiwa atau keadaan dan dirinya berada dalam situasi itu, maka individu itu akan mempunyai sebuah sikap yang lebih nyata untuk mengambil tindakan terhadap situasi dan kondisi yang dirasakan secara langsung.
Hal yang Mempengaruhi Teori Empati dalam Psikologi
Beberapa hal hal yang mempengaruhi teori empati dalam psikologi yakni:
1. Hal-hal kognitif
Bertambah matangnya wawasan dan ketrampilan kognitif, anak-anak secara bertahap belajar mengenali gejala-gejala kesedihan individu lain dan mampu menyesuaikan kepeduliannya dengan sebuah perbuatan yang tepat.
2. Hal-hal bawaan
Anak laki-laki sama sosialnya dengan anak perempuan tetapi anak cenderung lebih suka memberikan bantuan fisik atau bertindak sebagai pelindung. Sedangkan anak perempuan lebih suka memberikan dukungan psikologis misalnya menghibur anak lain yang sedang sedih.
3. Hal-hal pendidikan
Pendidikan khususnya pendidikan agama mengambil peranan penting dalam pelaksanaan teori empati dalam psikologi itu. Penerapan akan pendidikan agama dalam kehidupan sehari hari justru efektif dalam mempengaruhi anak.
4. Keluarga
Penerapan peraturan keluarga yang jelas, konsisten dan tidak mudah memberikan keringanan kepada anak serta tuntutan akan tanggung jawab kepada anak tanpa adanya imbalan apa pun akan mempengaruhi serta menghasilkan anak yang peduli, tanggung jawab, peka dan lebih penyayang.
5. Pelajaran masa lalu akan sebuah perbuatan teori empati dalam psikologi
Praktek akan sebuah perbuatan simpatik dapat mempengaruhi hidup individu.
Pelaksanaan kebaikan secara acak dan melibatkan diri dalam kegiatan bermasyarakat akan mengajari anak akan pelajaran masa lalu untuk melakukan sebuah perbuatan teori empati dalam psikologi serta lebih peduli pada individu lain.
Kemampuan Melakukan Empati dalam Psikologi
Foreman menjelaskan bahwa ada dua kemampuan dasar dalam melakukan empati. Kemampuan dasar tersebut merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya dan selalu berjalan bersama sama.
Kemampuan dasar dalam berempati tersebut ialah antara lain:
1. Attending
Sebelum individu memberikan respons kepada individu lain dan segala hal yang berhubungan dengannya, maka individu tersebut pertama kali harus memperhatikan individu lain dan mendengarkan secara hati-hati pada apa yang akan dikatakan.
Apa yang ingin dicapai ini bukanlah kemampuan individu untuk mengulangi kata-kata individu lain.
2. Active listening
Attending yang baik akan memudahkan individu untuk mendengarkan secara hati-hati pada apa yang dikatakan oleh individu lain baik secara verbal maupun nonverbal.
Membangun Empati
Bagaimana cara membangun empati, nah ada tiga tahap dalam berempati, sebagai berikut:
- Tahap pertama, mendengarkan dengan seksama apa yang diceritakan orang lain mengenai perasaannya dan hal-hal yang terjadi pada orang tersebut. Hal ini melatih diri untuk menyimak permasalahan yang sesungguhnya terjadi dengan orang lain dengan benar.
- Tahap kedua, menyusun kata-kata yang sesuai untuk menggambarkan perasaan dan kondisi orang tersebut. Mengulang sedikit cerita dari yang telah disampaikan lawan bicara dapat membuat lawan bicara merasa dihargai dan percaya bahwa ceritanya didengarkan.
- Tahap ketiga, menggunakan susunan kata-kata tersebut untuk mengenali orang lain dan berusaha memahami perasaan serta kondisinya.
Ketiga proses ini tidaklah mudah, tetapi jika sering dilakukan akan menjadi terbiasa (otomatis), khususnya dalam mengembangkan kemampuan berempati terhadap orang lain.
BACA DONG! Arti Lengkap KOMUNIKASI
Nah, demikian penjelasan lengkap tentang pengertian empati yang diulas dengan sangat lengkap. Untuk menambah pemahaman kamu seputar psikologi, silahkan baca artikel lainnya yang ada di website ini.