Kata kepribadian adalah domain kajian psikologi dalam melihat pemahaman tingkah laku-pikiran, perasaan, dan tindakan manusia, memakai sitemik, metode, dan disiplin ilmu yang lain, seperti biologi, sejarah, ekonomi. Teori psikologi kepribadian mempelajari individu secara spesifik, yakni siapa dia, apa yang dimilikinya, dan apa yang dikerjakannya. Untuk memahami materi ini secara lengkap, yuk simak pengertian kepribadian di bawah ini!
Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa inggris personality. Kata Personality sendiri berasal dari bahasa latin pesona, yang berarti topeng yang digunakan oleh para aktor dalam suatu permainan atau pertunjukan.
Pada saat pertunjukan para aktor tidak menampilkan kepribadian yang sesungguhnya menyembunyikan kepribadiaannya yang asli, dan menampilkan dirinya sesuai dari topeng yang digunakannya.
Topeng merupakan tutup muka yang sering dipakai pemain panggung, untuk menggambarkan perilaku, watak seseorang dengan ciri-ciri yang khas yang dimiliki seseorang tersebut baik maupun buruk.
Misalnya, untuk menggambarkan yang serakah maka ditokohkan raksasa/monster. Sedangkan yang suka menolong ditokohkan ksatria dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari manusia terkadang menggunakan tutup muka untuk menutupi kelemahannya sehingga dapat diterima masyarakat umum.
Ada juga yang menjelaskan bahwa, Kepribadian merupakan keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Substansi ini ada dalam diri setiap manusia namun sangat sulit dibuktikan dalam bentuk fisik yang dapat dilihat secara langsung (kasat mata).
Dapat diterangkan bahwa yang dimaksud kepribadian menurut Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Dari Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.
Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup:
- Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
- Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
- Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
- Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa.
- Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.
- Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.
Struktur Kepribadian
Mengenal struktur kepribadian manusia, merupakan hal yang sulit dibayangkan. Pada dasarnya struktur kepribadian manusia tidak dapat dilihat, tetapi nyata ada di dalam diri setiap manusia. Tentang struktur kepribadian terdapat beberapa jenis menurut ahlinya.
Pada artikel ini dijelaskan tentang Struktur kepribadian yang disampaikan, Salah satu ahli yang terkenal yaitu oleh S Freud.
Menurut S Freud struktur kepribadian manusia terdiri atas 3 sistem yaitu:
1. Das Es (id)
Das Es (id) , disebut juga system der unbewussten , yaitu aspek biologis yang merupakan realita psikis yang sebenar-benarnya, merupakan dunia batin dan subyektif. Das es telah dibawa sejak lahir termasuk insting-2.
Energi Das Es dalam psikis dapat meningkat oleh karena perangsang dari dalam maupun dari luar yang menimbulkan rasa tidak enak. Dari keadaan ini Das Es segea mereduksi untuk menghindarkan diri dari rasa tidak enak itu.
Das Es menjadi pedoman untuk menghindarkan rasa tidak enak dan mengejar keenakan. Prinsip ini oleh Freud disebut “prinsip Kenikmatan”.
2. Das Ich
Istilah yang kedua menurut S Freud adalah Das Ich, atau dalam bahasa inggris disebut Ego. Sist em ini ada karena kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan dunia nyata.
Artinya manusia harus bisa membedakan antara dunia nyata dengan khayalan semata. Ketika manusia lapar maka yang harus dilakukan adalah makan bukan mengkhayal tentang makanan. Das Ich dapat membedakan apa yang ada di batin dan apa yang ada di luar batin (dunia nyata)
Untuk itu dapat dikatakan berfungsinya sistem ini berpedoman pada “prinsip realita”. Prinsip ini pada kenyataannya akan mencari obyek yang tepat untuk mereduksi tegangan yang timbul di dalam individu manusia.
3. Das Ueber Ich
Aspek ini merupakan aspek struktur kepribadian yang terakhir menurut S Freud. Das Ueber Ich merupakan aspek sosiologis dari kepribadian manusia, yang merupakan wakil dari nilai-2 tradisional serta cita-cita masyarakat, dalam wujudnya berupa perintah dan larangan. Aspek ini lebih bermanfaat sebagai kesempurnaan dari kesenangan, sehingga dapat dikatakan sebagai aspek moral kepribadian manusia.
Fungsinya yang pokok adalah mengendalikam sesuatu benar atau salah, pantas atau tidak dan susila atau tidak.
Dengan demikian individu manusia dapat berbuat sesuai dengan moral yang berlaku di masyarakat. Adanya aturan, tata tertib dan hukum-hukum yang berlaku di masyarakat sebagai wujud nyata adanya Das Ueber Ich dalam struktur kepribadian manusia.
Ahli yang lain menyampaikan teori struktur kepribadian contohnya adalah Kurt Lewin. Menurut teori ini bahwa Struktur Kepribadian terdiri atas:
- Pribadi , maksudnya adalah bahwa cara menggambarkan pribadi itu sebagai kesatuan yang terpisah dari hal-hal lainnya di dunia ini.
- Lingkungan Psikologis, disini menyangkut hubungan pribadi dengan lingkungan sekitarnya.
- Ruang Hidup, menjelaskan bahwa totalitas realita psychologis yang berisikan semua fakta yang dapat mempengaruhi tingkahlaku individu pada suatu saat.
Setelah penjelasan tentang struktur kepribadian selanjutnya perlu juga dipahami tentang sesuatu yang lain yang terdapat dalam pribadi manusia.
Dalam hal lain manusia juga memiliki ciri-ciri kepribadian yang menjadi hal penting sebagai pertimbangan dimana individu tersebut berada.
Apakah dalam kelompok pribadi dengan ciri-2 yang sehat ataukah sedang dalam ciri-2 yang tidak sehat. Dibawah ini terdapat pembahasan tentang ciri-ciri kepribadian manusia menurut ahli.
Ciri-Ciri Kepribadian
Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut:
1. Kepribadian yang sehat
- Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
- Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
- Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan mereaksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
- Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
- Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
- Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif, tidak destruktif (merusak)
- Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
- Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
- Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
- Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
- Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang).
2. Kepribadian yang tidak sehat
Suatu saat anda akan menemukan keadaan pasien yang mempunyai ciri-ciri kepribadian yang tidak sehat. Kondisi tersebut dapat anda lihat dan dapat digambarkan dengan beberapa tanda-tanda yang akan terjadi pada pasien.
Anda akan melihat seseorang yang mengalami keadaan kepribadian tidak sehat dengan menunjukkan perilaku mudah marah, sering menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan, merasa terktekan, berperilaku menyimpang, dan senang mengganggu orang lain.
Selain itu, seseorang tersebut juga akan menunjukkan sikap suka berbohong, senang mengkritik/mencemooh orang lain, sulit tidur serta kurang memiliki rasa tanggung jawab.
Masih dari kepribadian tidak sehat seseorang juga akan mengalami hiperaktif, pesimis, kesulitan tidur sampai dengan merasa tertekan (stress atau depresi).
Kasus Gangguan Kepribadian
Anda bisa mempelajari tentang kasus gangguan kepribadian di bawah ini:
Contoh Kasus:
Seorang remaja (sebut saja Gilda) telah mengalami korban bullying dari teman sekolah sekelasnya. Bentuk bullying yang dialami Gilda berupa tekanan atas segala tingkah laku gilda yang dianggap merugikan teman sekelasnya.
Gilda juga difitnah telah melakukan adu domba kepada guru atas segala aktivitas teman-teman sekelas yang tidak dikegendaki gurunya. Hal ini menjadi tekanan yg terus menrus pada diri gilda, atas tuduhan yang tidak benar tersebut. Lambat laun Gilda tidak dapat menerima keadaan yang sangat menyiksa tersebut.
Beberapa waktu kemudian gilda mulai merasa tidak nyaman belajar di kelas. Perubahan mental mulai terjadi antar lain tidak konsentrasi mengikuti pelajaran, selalu berwajah murung, menarik diri dari teman/gengnya sampai dengan tidak mau masuk sekolah. Suatu hari orang tuanya juga menyampaikan bahwa gilda sering tidak bisa tidur dimalam hari. Tubuh semakin acak-acakan, sulit memenuhi kebutuhan makan, dan bahkan tidak mau menjaga kebersihan diri.
Dapat disimpulkan bahwa Gilda telah mengalami depresi sedang sd berat. Keadaan ini membuat keluarga juga ikut sedih, dan merasa Gilda telah kehilangan masa depannya. Keluarga belum dapat mencari solusi dan jalan keluar yang terbaik bagi masalah depresi yang terjadi pada Gilda. Gilda menjadi korban Buleing dari lingkungannya belajar di sekolah. Pada saat ini Gilda mempunyai kepribadian yang tidak sehat akibat dari kondisi lingkungan.
Demikian penjelasan lengkap dari pengertian kepribadian yang diulas secara lengkap untuk anda, jangan lupa bagikan artikel psikologi ini agar lebih banyak yang merasakan manfaatnya.