Membahas psikologi sangat luas lingkupnya. Namun kali ini, pembahasan akan fokus dengan menjabarkan pengertian tentang psikologi positif, serta prinsip psikologi positif.
Yuk, disimak sobat!
Pengertian Psikologi Positif
Psikologi positif merupakan ilmu yang mempelajari kondisi dan proses-proses yang berpengaruh pada pengembangan atau fungsi optimal dari individu, kelompok, dan institusi.
Namun, beberapa ahli psikologi memberikan definisi sebagai berikut:
- Psikologi positif adalah upaya teoritik dan riset mengenai proses membuat hidup menjadi lebih bermakna (Burnes, dkk, 2017).
- Psikologi positif menurut Sligman, pada dasarnya bahwa manusia itu happy dan ceria. Kemudian ilmu psikologi hadir untuk dapat menguatkan perasaan positif, kepribadian positif dan juga perilaku yang positif.
- Dalam jurnal penelitian yang ditulis oleh Alex Linley, dkk. (2006), definisi psikologi positif terbagi menjadi dua, yaitu ditinjau melalui level metadefinitif dan level pragmatis.
Sehingga dalam level meta-definitif, psikologi positif adalah kemampuan seseorang untuk dapat memaknai kejadian baik maupun buruk di dalam hidupnya secara positif sehingga manusia dapat memastikan dirinya terus berkembang kearah yang konstruktif (bersifat membangun).
Ruang Lingkup Psikologi Positif
Setelah kamu mengetahui pengertian dari psikologi positif serta manfaatnya bagi setiap orang, selanjutnya akan dibahas mengenai ruang lingkup psikologi positif yang dapat dilihat dari diri individu sendiri (Burnes, dkk, 2017) seperti berikut ini:
1. Positif Subjektif
Positif subjektif ini mencakup pikiran konstruktif tentang diri dan masa depan, seperti optimisme dan harapan. Positif subjektif juga dapat mencakup perasaan energi, vitalitas, dan keyakinan, atau efek positif emosi seperti tawa.
2. Tingkat Individu
Psikologi positif berfokus pada ciri-ciri individu positif, atau yang lebih lama dan persisten pola perilaku yang terlihat pada orang setiap waktu. Tingkat individu ini mungkin termasuk sifat-sifat individu seperti keberanian, ketekunan, kejujuran, atau kebijaksanaan.
Artinya, psikologi positif termasuk studi tentang perilaku positif dan sifat-sifat yang secara historis telah digunakan untuk mendefinisikan “kekuatan karakter” atau kebajikan.
Hal ini juga dapat mencakup kemampuan untuk mengembangkan estetika sensibilitas menjadi kreatif, potensi dan dorongan untuk mengejar keunggulan.
3. Tingkat Kelompok atau Masyarakat
Psikologi positif berfokus pada pengembangan, pembuatan, dan pemeliharaan lembaga positif.
Dalam psikologi, area positif dialamatkan pada isu-isu seperti pembangunan dari nilai-nilai sipil, penciptaan keluarga sehat, studi lingkungan kerja yang sehat, dan masyarakat yang positif.
Psikologi positif juga mungkin terlibat dalam investigasi yang melihat bagaimana lembaga-lembaga dapat bekerja lebih baik untuk mendukung dan memelihara semua warga negara mereka mempengaruhi.
Prinsip-Prinsip
Untuk mengembangkan reaksi positif individu terdapat berbagai prinsip-prinsip psikologi positif yang dapat digunakan untuk membangun kesiapan seseorang dalam beradaptasi terhadap perubahan maupun memiliki komitmen terhadap perubahan yang ada, seperti berikut ini, antara lain:
1. Berpikir Positif
Berpikir positif merupakan dasar dari pendekatan psikologi positif.
Pendekatan ini berlandaskan suatu prinsip bahwa segala sesuatu bila dilihat dan dipandang dari sisi positifnya akan menghasilkan sesuatu yang lebih baik, dibandingkan dengan selalu melihatnya dari aspek negatifnya saja.
2. Optimisme
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya yang menyatakan bahwa berpikir positif akan memunculkan optimisme, maka dalam hal ini optimisme diperlukan tidak hanya dalam lingkungan kerja, tetapi juga pada kehidupan sehari-hari.
Optimisme dan harapan menurut Achor (2010) merupakan variabel yang terdapat di dalam modal psikologi (Psychological Capital), yang menjadi sumber dari munculnya rasa percaya diri dan efikasi diri.
3. Kebahagiaan (Happiness)
Bell (2014) menyatakan bahwa perilaku seseorang berdasarkan atas emosi yang mendasarinya.
Untuk itu, bila terdapat emosi positif, hal ini akan memunculkan rasa nyaman dan kebahagiaan, yang selanjutnya akan dapat membawa hal-hal positif antara lain yaitu:
- Meningkatkan kinerja serta produktivitas
- Memiliki banyak teman
- Kesehatan yang lebih baik
- Memperoleh uang lebih banyak
- Mengurangi stres
- Meningkatkan lingkungan kerja
- Menjalin hubungan yang lebih baik
- Memiliki anak-anak yang lebih bahagia
- Menjadi resilien/tegar
4. Mindfullness
Dengan adanya mindfullness, maka hal ini akan menimbulkan rasa tenang. Dengan adanya perasaan tenang akan membantu seseorang dalam mengapi hidupnya.
Mereka menjadi lebih kuat dalam menghadapi kondisi yang kurang menyenangkan, maupun stres.
Adanya mindfullness, hal ini akan menimbulkan seseorang menyerahkan diri kepada penciptaNya, yang akhirnya memunculkan keikhlasan dalam diri seseorang untuk menerima kondisi dan situasi yang ada secara lapang dada.
5. Kebermaknaan (Meaning)
Rasa bermakna atau kebermaknaan, memiliki peran penting bagi diri seseorang, karena dengan adanya perasaan bahwa ia dan atau pekerjaan yang dilakukannya adalah bermakna, maka hal ini akan membuat seseorang memiliki perasaan dihargai, dan dihormati.
Perasaan dihargai dan dihormati ini menurut Maslow merupakan salah satu kebutuhan dari manusia yang perlu dipenuhi, dan hal ini selanjutnya akan memunculkan rasa percaya diri bagi seseorang. Selain itu pula, dengan adanya rasa bermakna, maka akan memunculkan rasa senang dan bahagia dalam diri seseorang.
6. Well Being
Menurut pengertian secara umum, well being termasuk di dalamnya tentang kebahagiaan, kenyamanan, keamanan, kesejahteraan, kesehatan, dan keberuntungan.
Berdasarkan pendekatan psikologi positif pembahasan well being sering dihubungkan dengan istilah Subjective Well Being, yang menurut Gadza merupakan suatu formula sebagai berikut: subjective well being = kepuasan terhadap hidup + emosi positif – emosi.
7. Flourishing
Makna Flourishing dekat dan senada dengan mindfullness, dan well being, sampai saat ini belum ada kosa kata yang tepat dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan kesatuan dari ketiganya.
Menurut Lucas (dalam Foreman, 2016) konsep flourishing merupakan suatu pengembangan konsep mengenai kebahagiaan dari Achor (2010), yang menyatakan bahwa flourishing adalah suatu konsep yang menunjukkan adanya perasaan menyenangkan, yang akan menuju kepada kondisi keberhasilan dan sejahtera, termasuk juga di dalamnya adalah kesehatan mental.
8. Bersyukur (Gratitude)
Bersyukur adalah hal atau sikap yang dapat membuat sehat jiwa seseorang.
Bersyukur dapat bermanfaat bagi perkembangan mental diri sendiri, karena dengan adanya rasa bersyukur akan memunculkan perasaan positif lainnya.
Dengan bersyukur, hati seseorang menjadi terasa tenang, aman, dan nyaman.
9. Memaafkan (Forgiveness)
Dalam hidup ini, setiap orang akan menemukan berbagai pengalaman dan peristiwa, juga akan bertemu dengan banyak individu dengan berbagai karakter dan kepribadian.
Pengalaman-pengalaman hidup tersebut ada yang menyenangkan dan ada pula yang menyedihkan, mengesalkan, membuat marah, dan bahkan ada pula yang sampai terjadi konflik yang berkepanjangan.
10. Resiliensi
Resiliensi atau kata lainnya adalah elastisitas, memantul, yang artinya bila dihubungkan dengan perilaku seseorang adalah seorang yang ulet, tidak mudah menyerah, dan tidak hanyut pada keterpurukan dan kegagalan yang dialami. Ada juga yang menyamakan kondisi tersebut dengan adversity.
Dalam hal ini seseorang dengan resiliensi yang tinggi akan cenderung mudah bangkit dari kegagalan dan mau mencoba kembali.
Menurut Burnes, seorang yang memiliki resiliensi yang tinggi akan mampu untuk menggunakan seluruh kemampuan, keterampilan dan kekuatannya untuk mengatasi berbagai masalah dan tantangan serta pulih kembali dari berbagai kondisi kegagalan dan keterpurukan.
BACA DONG! Bagaimana memahami SIKAP?
Itulah penjelasan lengkap seputar psikologi positif. Untuk menambah khasanah pemahaman saudara, silahkan menyimak artikel lainnya yang ada di website ini.