Aturan Penulisan KTI

aturan penulisan KTI, karya tulis ilmiah

Yang Perlu diperhatikan dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah apa saja sih? Setiap institusi, penerbit ataupun sebuah lembaga akan membuat pedoman penulisan karya tulis ilmiah atau kaidah penulisan KTI yang disesuaikan dengan kebutuhannya, olehnya perlu pemahaman tentang aturan atau kaidah atau aturan penulisan KTI yang benar.

Yuk disimak sob!

6 Kaidah Penulisan Karya Tulis Ilmiah

Namun secara umun ada kaidah-kaidah yang perlu diperhatikan dalam penulisan KTI adalah sebagai berikut:

Bacaan Lainnya
  1. Penulisan Karya Tulis Ilmiah Harus Orisinal dan ada Kebaharuan

Orisinal memiliki makna yaitu asli. Karya Tulis Ilmiah diharapkan memiliki ide yang orisinal serta kebaharuan (beda dari penelitian yang sudah ada).

Karya Tulis Ilmiah tulisan diharapkan bukan jiplakan atau tulisan dari karya orang lain baik itu yang sudah atau belum pernah dipublikasikan.

Untuk memastikan bahwa sebuah Karya Tulis Ilmiah itu Orisinal, maka Karya Tulis Ilmiah dilengkapi dengan pernyataan tentang keaslian penulisan. Pernyataan ini harus ditanda tangani penulis diatas materai senilai Rp. 6000.

Pernyataan Keaslian Tulisan yang Ditulis Di bagian Depan Karya Tulis Ilmiah
Pernyataan Keaslian Tulisan yang Ditulis Di bagian Depan Karya Tulis Ilmiah

  1. Penulisan Karya Tulis Ilmiah Harus Bebas dari Unsur Plagiarisme

Peraturan Menteri Pendidikan RI Nomor 17 Tahun 2010 menjelaskan bahwa seseorang yang melakukan perbuatan sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai akan disebut sebagai plagiat.

BACA: Apa itu plagiarisme?

Sesuai dengan Undang-undang No. 12 Tahun 2012, Pasal 28 Ayat (5) apabila terjadi plagiarisme khususnya yang dilingkungan akademik yang digunakan untuk memperoleh gelar akademik, gelar vokasi dan gelar profesi. Maka sanksi yang diberikan pada seseorang yang terbukti melakukan tindakan plagiarisme adalah dicabutnya gelar akademiknya oleh Perguruan Tinggi.

  1. Mencantumkan Pustaka yang Relevan dan Dapat Dipertanggungjawabkan

Pustaka atau tinjauan literatur diperlukan untuk mendapatkan gambaran apa yang telah diketahui penulis terhadap situasi tertentu dengan kesenjangan yang ada pada situasitersebut.

BACA: Apa itu Pustaka Penelitian?

Pustaka yang relevan akan membantu penulis untuk menyusun kerangka konsep/teori penelitian yang dibangun berdasarkan penelitian sebelumnya/yang sudah ada, sehingga penulis dapat menjabarkan masalah yang diteliti untuk dapat dianalisis lebih lanjut.

  1. Penulisan Harus Mengikuti Format yang Ditetapkan

Setiap karya tulis ilmiah ditulis dan disusun sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Format yang berbeda-beda tergantung ciri-ciri dari tiap-tiap jurnal, institusi atau penerbit. Hal tersebut disebut dengan gaya selingkung. Pada penulisan artikel ilmiah di sebuah jurnal, biasanya penerbit telah membuatkan “Template Artikel” sesuai dengan ketentuan penerbit.

Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah penulis untuk menuliskan naskahnya. Begitu juga dengan Karya Tulis Ilmiah.

  1. Penulisan Kalimat Harus Sesuai dengan Susunan Kata

Struktur inti kalimat dalam Bahasa Indonesia sangat sederhana, yaitu hanya berupa subjek dan predikat (S-P) Namun sering kali dapat diperluas menjadi beberapa tipe kalimat dasar yang lebih kompleks. Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, lengkap

unsur-unsurnya, dan paling lazim pola urutannya. Struktur kalimat dasar bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa tipe berikut:

  • Subjek Predikat (S-P).
  • Subjek-predikat-objek (S-P-O).
  • Subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel).
  • Subjek-predikat-objek-pelengkap (S-P-O-Pel).
  • Subjek-predikat-objek-keterangan (S-P-O-K).
  • Subjek-predikat-keterangan (S-P-K).

Susunan Kata akan sangat mempengaruhi makna kata, sehingga dalam penulisan sebuah karya tulis ilmiah perlu diperhatikan urutan Subyek (S), Predikat (P), Obyek (O) dan Keterangan (K).

  1. Hindari Kesalahan Typografi

Typografi merupakan seni cetak dan tata huruf. Dalam penulisan sebuah Karya Tulis Ilmiah, penulisan sebuah kata harus disesuaikan dengan ejaan dari kamus Besar Bahasa Indonesia.

Alangkah baiknya kita harus menghindari kesalahan cetak tulisan maupun pengejaan. Maka dalam penulisan, kita harus teliti dan meminimalisir kesalahan.

CONTOH:

Agar dapat memahami makna dan kebenaran sebuah kata, lihatlah contoh di bawah ini:

  • Antibody: penulisan antibody dalam sebuah teks Bahasa Indonesia tidak tepat, karena sudah menjadi kata serapan, sehingga penulisan yang benar adalah antibodi.
  • Centrifugasi: penulisan centrifugasi dalam sebuah teks Bahasa Indonesia tidak tepat, karena sudah menjadi kata serapan, sehingga penulisan yang benar adalah sentrifugasi.

BACA JUGA: Cara Menghindari Plagiarisme

Saat ini, hampir setiap orang memiliki handphone dengan sistem Android. Agar mempermudah dalam mempelajari bahasa, kata dan tanda baca yang tepat. Anda dapat melakukan Instalasi aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Puebi melalui Play Store.

Icon KBBI dan PUEBI pada sistem Android
Icon KBBI dan PUEBI pada sistem Android

Demikian artikel seputar aturan penulisan KTI yang bisa kamu jadikan referensi dalam menyelesaikan karya ilmiahmu. Jangan lupa membagikan artikel ini agar lebih banyak yang merasakan manfaatnya.

5/5 – (1 vote)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *