Obat hipertensi untuk ibu hamil menjadi topik artikel kita kali ini. Mengingat betapa pentingnya infromasi ini agar bumil tetap bisa mengendalikan tekanan darah tinggi secara normal. Yuk, cekidot disimak!
4 Obat Tekanan Darah Tinggi (Hipertensi) Ibu Hamil
Beberapa obat hipertensi yang cocok untuk ibu hamil, antara lain:
1. Dopamet
- Komposisi: Metildopa 250 mg
- Kategori kehamilan: Kategori B (Pada studi reproduksi hewan tidak dapat menunjukan resiko pada fetus, pada studi control wanita hamil/ studi reproduksi hewan tidak menunjukan efek samping (selain dari penurunan fertilitas) yang tidak dikonfirmasikan pada studi control wanita hamil pada trimester pertama (tidak ada bukti pada trimester berikutnya)
- Indikasi: Menurunkan tekanan darah
- Dosis: 2-3 kali sehari 1 tablet, dinaikan secara bertahap dengan selang waktu 2 hari atau lebih, dosis maksimal 3 gram sehari
- Efek samping: Bradikardi, mual, muntah, hipotensi ortostatik, mulut kering, anemia hemolotik, ruam, kelesuan, pusing, depresi, lupus-like syndrome, trombositopenia, toksisitas hati
- Perhatian: Pasien dialysis, edema, anemia hemolitik, hipotensi, riwayat penyakit hati, gangguan ginjal
- Kontraindikasi: Penyakit hati aktif, gangguan hati yang berhubungan dengan pengobatan metildopa sebelumnya, hipersensitivitas terhadap metildopa
- Interaksi obat: Aripiprazole, benperidol, clozapine, chlorpromazine, haloperidol, fluphenazine, loxapine, metoclopramide, olanzapine
- Penyimpanan: ditempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung
2. Nifedipine
- Komposisi: Nifedipine 10 mg
- Kategori kehamilan: Kategori C (Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus (teratogenik) /embriosidal atau yang lainnya, tetapi belum ada studi kontrol pada wanita hamil, obat harus diberikan hanya Jika keuntungan lebih besar dari resiko pada fetus.
- Indikasi: Menurunkan tekanan darah
- Dosis: Dosis tunggal 5 – 10 mg. Dosis rata-rata 5 – 10 mg, 3 x sehari. Interval tiap dua dosis paling sedikit 2 jam.
- Efek samping: Ruam kulit, edema dikaki, pusing, kemerahan, sakit ekpala, mual, kram otot, gugup, batuk, dispnea, mulas, perubahan suasana hati, mengi, palpitasi, urtikaria, sembelit, pruritus, sembelit, hyperplasia gingiva, disfungsi ereksi
- Perhatian: Gagal jantung, menyusui, diabetes mellitus, hentikan jika ada nyeri iskemik, hipotensi berat
- Kontraindikasi: Syok kardiogenik
- Interaksi obat: Abametapir, ergotamine, erytromisin, edoxaban, amlodipine, afatinib, dihydroergotaine, phenytoin, ranolazine, lovastatin, nefazodone, simvastatin
- Penyimpanan: Ditempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung
3. Adalat Oros
- Komposisi: Nifedipine 30 mg
- Kategori kehamilan: Kategori C (Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus (teratogenik) /embriosidal atau yang lainnya, tetapi belum ada studi kontrol pada wanita hamil, obat harus diberikan hanya Jika keuntungan lebih besar dari resiko pada fetus.
- Indikasi: Menurunkan tekanan darah
- Dosis: 1 kali sehari 1 tablet, dosis awal 1 kali sehari 20 mg
- Efek samping: Ruam kulit, edema dikaki, pusing, kemerahan, sakit ekpala, mual, kram otot, gugup, batuk, dispnea, mulas, perubahan suasana hati, mengi, palpitasi, urtikaria, sembelit, pruritus, sembelit, hyperplasia gingiva, disfungsi ereksi
- Perhatian: Gagal jantung, menyusui, diabetes mellitus, hentikan jika ada nyeri iskemik, hipotensi berat
- Kontraindikasi: Syok kardiogenik
- Interaksi obat: Abametapir, ergotamine, erytromisin, edoxaban, amlodipine, afatinib, dihydroergotaine, phenytoin, ranolazine, lovastatin, nefazodone, simvastatin
- Penyimpanan: Ditempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung
4. Labetalol
- Kategori kehamilan: Kategori C (Studi pada hewan menunjukan efek samping pada fetus (teratogenik) /embriosidal atau yang lainnya, tetapi belum ada studi kontrol pada wanita hamil, obat harus diberikan hanya Jika keuntungan lebih besar dari resiko pada fetus.
- Indikasi: Menurunkan tekanan darah
- Dosis: Dosis awal 50 mg sehari (usia lanjut 25 mg) 2 kali sehari dengan makanan. Kemudian tingkatkan dengan interval 14 hari sampai ke dosis lazim 100 mg 2 kali sehari sampai dengan 400 mg sehari dalam 2 dosis terbagi (jika lebih tinggi dalam 3-4 dosis terbagi).
- Efek samping: Mual, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan pada kulit kepala, kelelahan, peningkatan BUN, peningkatan serum kreatinin, hipotensi ortostatik, tidak adanya ejakulasi, peningkatan enzim hati, paresthesia, diaphoresis, edema, bronkospasme, ruam, dispnea, indra pengecap yang berubah, angioedema, bradikardia
- Perhatian: gunakan hati-hati dalam anastesi atau pembedahan (depresi miokard), penyakit bronkospastik (tidak dianjurkan), diabetes mellitus, hipertiroidisme, gangguan hati, gangguan ginjal, gagal jantung, gangguan fungsi ventrikel kiri
- Kontraindikasi: Asma atau penyakit saluran nafas obstruktif, bradikardia berat, syok kardiogenik, asma bronkial, hipersensitivitas
- Interaksi obat: Acebutolol, atenolol, bisoprolol, carvedilol, esmolol, lofexidine, metoprolol, nadolol, propranolol, timolol, sotalol
- Penyimpanan: Ditempat sejuk dan kering, terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
Baca Juga: Obat Batuk Ibu Hamil di Apotik Terdekat
Demikian daftar obat hipertensi untuk ibu hamil yang telah diterangkan dengan lengkap. Tetap jaga Kesehatan, kontrol tekanan darah tinggi bumil dengan tepat dan dahulukan konsultasi pada dokter sebelum mengomsumsi obatnya!