Konsep Ekonomi Kesehatan

konsep sosial ekonomi dan kesehatan

Konsep Sosial Ekonomi dan Kesehatan – Di layar televisi kita sering menyaksikan kasus warga masyarakat yang berpenghasilan rendah yang mengalami berbagai jenis gangguan kesehatan namun tidak memiliki akses ke pelayanan kesehatan karena tidak mampu dan tidak dilindungi asuransi kesehatan.

Adapun yang dilindungi oleh asuransi kesehatan masih ada yang belum bisa menikmati fasilitas kesehatan secara lengkap karena tidak semua tindakan atau pengobatan yang di cover (dibiayai) oleh asuransi.

Sedangkan warga lain mungkin dapat memperpanjang harapan hidupnya karena mempunyai informasi lengkap dan rinci mengenai keadaan kesehatan mereka melalui konsultasi dengan sejumlah spesialis medis yang ditunjang dengan hasil laboratorium klinis, serta berbagai peralatan medis lain yang canggih dan mutakhir.

Bacaan Lainnya

Yuk disimak, materi konsep sosial ekonomi dan kesehatan, cekidot!

1. Pengertian Ekonomi Kesehatan

Ekonomi kesehatan merupakan disiplin ilmu ekonomi yang diterapkan pada topik kesehatan, sehingga para ekonom mencoba mengubah pola fikir dalam memberi penjelasan kepada para dokter, tenaga medis, medis selain dokter, pasien, politisi dan pengambil keputusan bidang kesehatan.

Pentingnya ilmu ekonomi dalam bidang kesehatan, misalnya dalam pelayanan kesehatan cendrung menggunakan teknologi canggih yang mahal, sehingga terjadi ketimpangan antara ability to pay dan willingness to pay pada masyarakat yang akan menggunakannnya.

Perdebatan tentang persoalan ekonomi pelayanan kesehatan adalah peranan harga dan balas jasa kepada tenaga medis dan sebagainya. 

Ekonomi dan kesehatan saling terkait berupa analisis terhadap input perawatan kesehatan, seperti pembelanjaan dan tenaga kerja, memperkirakan dampak pada hasil akhir yang diinginkan yaitu kesehatan masyarakat.

Tujuan ilmu ekonomi kesehatan adalah menggeneralisasikan aneka informasi mengenai biaya dan keuntungan dari cara cara alternatif mencapai kesehatan dan tujuan kesehatan.

Bidang kesehatan dan ekonomi saling mempengaruhi satu sama lain, contohnya, kesehatan seseorang yang buruk akan menyebabkan pengeluaran biaya yang lebih besar dan pendapatannya berkurang akibat menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh panghasilan, atau bekerja secara efektif.

Kesehatan yang lebih baik akan memungkinkan seseorang mendapatkan hidup yang lebih produktif, sedangkan kesehatan buruk memberikan dampak dan ancaman bagi orang lain.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain, tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai dan mutu makanan yang dikonsumsi.

Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan. Keadaan faktor sosial ekonomi juga bepengaruh dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia.

2. Hubungan Ekonomi dan Kesehatan

Hubungan antara kesehatan dan ekonomi berdasarkan tingkat, yaitu:

  • Pada tingkat mikro yaitu tingkat individual dan keluarga, kesehatan adalah dasar bagi produktivitas kerja dan kapasitas untuk mendapatkan pendidikan. Tenaga kerja yang sehat secara fisik dan mental akan lebih produktif dan mendapatkan penghasilan yang tinggi.
  • Pada tingkat makro yaitu penduduk dengan tingkat kesehatan yang baik merupakan masukan (input) penting untuk menurunkan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan pembangunan ekonomi jangka panjang.

Pada tingkat mikro ekonomi menjelaskan bahwa kondisi kesehatan dan pendidikan yang rendah mengalami tantangan dalam mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan jika dibandingkan dengan kesehatan dan pendidikan yang tinggi. Angka harapan hidup yang tinggi dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Kesehatan hanya memiliki value in use dan bukan value in exchange.

Pada umumnya konsumen dalam hal ini adalah pasien, hanya dapat ditunjukkan oleh suatu utility tertentu, misalnya perubahan dari status kesehatannya. Pelayanan kesehatanlah yang berfungsi sebagai komoditi.

Terminologi ekonomi memperkenalkan hubungan antara kesehatan dan pelayanan kesehatan, yang menjabarkan lebih lanjut konsep velue ekonomi. Teori expected utility menguraikan prinsip dasar dalam landasan pokok ilmu ekonomi neoclassic.

Pokok pembahasan ilmu ekonomi akan selalu mengarah kepada demand, supply dan distribusi komoditi, komoditi adalah pelayanan kesehatan, bukan kesehatan itu sendiri. Kesehatan tidak dapat diperjualbelikan, kesehatan hanya berupa salah satu ciri komoditi.

3. Aspek Ekonomi Kesehatan

Aspek-aspek ekonomi kesehatan antara lain:

a. Aspek produksi (Supply)

Menelaah aspek pembiayaan secara keseluruhan, seperti sumber pembiayaan kesehatan dari pemerintah, swasta, out of pocket, berapa besarnya, kecenderungannya dan sistem mobilisasi pembiayaan kesehatan, yang terpenting dari pelayanan kesehatan adalah kesehatan yang akan menghasilkan output.

Contohnya menelaah biaya dari berbagai input program kesehatan, seperti sarana gedung, alat kesehatan, dan tenaga kesehatan.

Analisis pembiayaan dari berbagai alternatif program yang dapat memberikan gambaran tentang Cost Efficiency, Cost Effectiveness, dan Cost Utilization.

b. Aspek konsumsi (Demand)

Menelaah pola penggunaan pelayanan kesehatan dan differensiasinya menurut fasilitas, strata pendidikan, kelompok umur, pekerjaan, bagaimana pengaruh tarif, subsidi, asuransi, pendapatan terhadap pola konsumsi pelayanan kesehatan.

Dari sudut pandang demand masyarakat ingin memperbaiki status kesehatannnya, sehingga mereka memerlukan pelayanan kesehatan sebagai salah satu cara untuk mencapai status kesehatan yang lebih tinggi, hal ini didorong oleh adanya keinginan untuk dapat menikmati hidup sebaik mungkin.

Terdapat hubungan yang sangat kompleks antara keinginan sehat dan permintaan akan pelayanan kesehatan, penyebab utamanya adalah karena kesenjangan informasi berupa status kesehatan saat ini, status kesehatan yang membaik, informasi tentang macam perawatan yang tersedia, efektivitas pelayanan, dan sebagainya.

Hal ini disebabkan karena permintaan pelayanan kesehatan mengandung masalah ketidakpastian, sehingga persoalan informasi tidak hanya dalam hal pelayanan saja, menjadi penting untuk mengeliminir keadaan yang tidak pasti tadi.

Arrow menjelaskan pelayanan kesehatan dengan segala kelebihan dan kekurangan yang disebarluaskan kepada masyarakat, kemudian hal itulah yang menjadi pengaruh atas permintaan atau penggunaan.

Konsumsi pelayanan kesehatan pada saat yang genting mungkin bisa digolongkan sebagai kemampuan untuk melepaskan persoalan pengambilan keputusan kepada dokter, persoalan informasi dan pengambilan keputusan merupakan masalah pokok dalam teori relationship.

Pada teori relationship dokterlah yang melakukan keputusan bagi kebutuhan pesiennya.

Karakteristik pelayanan kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainnya. Perlu dicatat bahwa pada saat kita membahas persoalan ciri komoditi kesehatan akan kita lihat sebenarnya konsumen komoditi pelayanan kesehatan tidak mempunyai cukup pengetahuan tentang komoditi yang akan dikonsumsinya.

Pelayanan kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan kesehatan fisik dan jiwa seseorang.

4. Karakteristik Pelayanan Khusus Kesehatan

Karena sifat yang sangat heterogen, pelayanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karakteristik khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut:

  1. Intangibility. Pelayanan kesehatan tidak bisa dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar, membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
  2. Inseparability. Produksi dan konsumsi pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
  3. Inventory. Pelayanan kesehatan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat dibutuhkan oleh pasien nantinya.
  4. Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang digunakan antar pasien bervariasi.

Evaluasi ekonomi dalam pelayanan kesehatan mampu menyediakan berbagai cara untuk menanggulangi masalah manajemen, dengan menggunakan berbagai pertimbangan pilihan masyarakat.

Penekanannya terletak pada penentuan bagaimana penyediaan pelayanan kesehatan yang terbaik, bukan penentuan prioritas dalam investasi.

Langkah-langkah yang harus dilalui dalam evaluasi ekonomi pelayanan kesehatan adalah:

  1. Identifikasi berbagai biaya dan berbagai konsekuensinya sehingga tidak menimbulkan kesalahan dalam memperhitungkan kebutuhan kesehatan masyarakat.
  2. Perhitungan biaya dan konsekuensi yang berkaitan dengan dampak terhadap status kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
  3. Penilaian dan pengukuran biaya serta konsekuensinya dengan konsep opportunity cost dan teknik shadow pricing.
  4. Penyesuaian biaya dan konsekuensi untuk waktu yang berbeda, misalnya program pencegahan yang memiliki dampak yang lama, hasilnya tidak dapat dilihat langsung seperti program pengobatan penyakit. Untuk itu dilakukan metode discounting dengan asumsi bahwa orang lebih menyukai manfaat yang diperoleh secara cepat.

Informasi dari dokter kepada pasien khusus mengenai status kesehatan pasien, jenis pelayanan beserta efektivitasnya akan menempatkan posisi dokter sebagai supplier, dan pengaruhnya akan langsung kepada utility konsumen.

Informasi yang berkaitan dengan kesehatan dapat diberikan oleh dokter dan para medis, tetapi tidak selamanya informasi ini menjadi pengetahuan bagi pasien, pada beberapa hal terkadang pemberian informasi malah akan memberi beban pada pasien.

Sifat komoditi pelayanan kesehatan terdiri dari dua sisi pasar, yaitu permintaan dan penawaran yang mencerminkan apa yang diminta (kesehatan) dan apa yang disediakan (pelayanan kesehatan).

Dari sudut permintaan penawaran mempunyai kecenderungan muncul secara bersamaan yang dimanifestasikan melalui permintaan (relationship).

Karakteristik komoditi antara lain ialah ketidaksempurnaan informasi, ketidakpastian permintaan, monopoli penawaran, komoditi tidak pernah homogen. Dalam hal ini pemerintah bertindak mengatur pasar, terutama untuk menghindari konsumen dari pemilihan pelayanan yang salah.

Persoalan meningkatnya penggunaan asuransi kesehatan, dampak negatif ini sering disebut moral hazard, yang memiliki dua bentuk yaitu:

  1. Konsumen yang merasa tidak ada beban biaya apapun pada saat melakukan konsumsi komoditi pelayanan Kesehatan.
  2. Produsen mengetahui bahwa konsumennya dilindungi oleh asuransi kesehatan sehingga melakukan pelayanan yang tidak diperlukan yang akan menimbulkan ketidakefisienan.

Ekonomi kesehatan dari pelayanan kesehatan Need, Demand dan Want:

  1. Need (kebutuhan) adalah kuantitas barang atau pelayanan yang secara objektif dipandang terbaik untuk digunakan memperbaiki kondisi kesehatan pasien. Need biasanya ditentukan oleh dokter, tetapi kualitas pertimbangan dokter tergantung pendidikan, peralatan dan kompetensi dokter.
  2. Demand (permintaan) adalah barang atau pelayanan yang sesungguhnya dibeli oleh pasien, dipengaruhi oleh pendapat medis dari dokter dan harga obat.
  3. Want (keinginan) adalah barang atau pelayanan yang diinginkan pasien karena dianggap terbaik bagi mereka, misalnya, obat yang bekerja cepat.

Persoalan need di bidang kesehatan mencatat beberapa ide pokok, antara lain

  1. Terdapat banyak kekaburan dan pemikiran yang tidak logis tentang konsep need tersebut
  2. Need tidak selalu harus dijelaskan dengan tanpa mempertimbangkan apakah hasil akhir yang ingin dicari serta jenis pelayanan kesehatan manakah yang dijadikan instrumennya
  3. Pengabaian kemungkinan pertukaran dalam rangka memenuhi suatu need tampaknya akan merupakan persoalan awal dari timbulnya masalah ketidakefisienan.
  4. Need hampir selalu timbul usaha baik bagi pihak ketiga yang terlibat dalam persoalan penilaian
  5. Need harus diranking dan dihitung.

Ekonomi kesehatan tidak dapat dilepaskan dengan pembiayaan, pembiayaan kesehatan bukan hanya persoalan sektor kesehatan saja, melainkan juga mencerminkan kesulitan perekonomian secara menyeluruh.

Strategi nasional sangat diperlukan mengatasi kesulitan tersebut antara lain dengan adanya kesepakatan nasional dengan tetap ditahan di sektor kesehatan daripada memotong anggaran atau ditransfer dari sektor lain.

Prioritas pertama mengatasi kesulitan pembiayaan kesehatan dengan memperbaiki efisiensi meliputi mempertinggi mutu kesehatan dalam lingkup nasional, memperbaiki manajemen dengan cara pelatihan staf dan pengembangan peralatan yang tepat guna.

Penggunaan sumber daya secara tepat guna meliputi prioritas perawatan preventif dari pada kuratif, sedangkan pada waktu bersamaan pilihan untuk menaikkan dana dapat dipertimbangkan lebih lanjut menggunakan kriteria evaluasi yang tepat.

Demikian penjelasan tentang konsep sosial ekonomi dan kesehatan yang bisa menjadi referensi untuk kamu menyelesaikan tugas sekolah ataupun kuliah, terima kasih.

5/5 – (1 vote)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *