Hepatitis : Jenis, Epidemologi, Struktur Virus, Siklus Hidup

Pengertian Hepatitis

Halo #sobatdinas, kali ini kamu akan diajak untuk membahas Virus Hepatitis terkait pengertian, epidemiologi, struktur virus, cara penularan, siklus hidup, dan manifestasi klinis. Betapa pentingnya pembahasan kita kali ini, apalagi kamu yang kuliah kesehatan.

Yuk, disimak dengan seksama yah sob!

Pengertian Hepatitis

Hepatitis adalah inflamasi pada hati yang umumnya disebabkan oleh suatu agen penginfeksi. Istilah “Hepatitis” dipakai untuk semua jenis peradangan pada sel-sel hati, yang bisa disebabkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit), obat-obatan (termasuk obat tradisional), konsumsi alkohol, lemak yang berlebih dan penyakit autoimmune.

Bacaan Lainnya

Hepatitis kadang-kadang menyebabkan penyakit akut yang diikuti dengan kerusakan anatomi dan sel-sel fungsional hati, suatu kondisi yang disebut sirosis. Hepatitis akibat infeksi dapat menyebabkan penyakit kronis atau akut dan beberapa bentuk hepatitis dapat menyebabkan kanker hati.

Jenis Hepatitis

Ada 5 jenis virus Hepatitis yaitu Hepatitis A, B, C, D, dan E. Hepatitis yang satu dengan yang lainnya tidak saling berhubungan (Kementerian Kesehatan RI., 2014).

Virus hepatitis A, B, C, D, dan E secara filogenetika merupakan virus-virus berbeda, tetapi mempunyai kemampuan yang sama untuk menginfeksi hati yang ditunjukkan pada tabel berikut.

PenyakitVirus dan GenomVaksinGejala Klinis Cara Penulara
Hepatitis AHepatovirus (HAV) ssRNAYaAkutEnteron (Makanan)
Hepatitis BOrthohepadnavirus (HBV) dsDNAYaAkut, kronis, onkogenikParental, seksual
Hepatitis CHepacivirus (HCV) ssRNATidakKronis, onkogenikparental
Hepatitis DDeltavirus (HDV) ssRNATidakFulminan, hanya dengan HBVParental
Hepatitis E Famili Caliciviridae (HEV) ssRNATidakPenyakit fulminan pada wanita hamilEnteron (air)

Namun, Pada artikel ini kita lebih fokus membahas hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C.

1. Hepatitis A

Hepatitis A merupakan infeksi hati akut. Karena sifat menularnya, penyakit ini disebut hepatitis infeksiosa. Hepatitis A masih merupakan masalah kesehatan di Indonesia karena masih sering menyebabkan KLB.

Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV), virus entero 72 dari kelas Picornavirus. Hepatitis A merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang.

Hepatitis A merupakan hepatitis yang ringan, bersifat akut, sembuh spontan/ sempurna tanpa gejala sisa dan tidak menyebabkan infeksi kronik.

2. Hepatitis B

Hepatitis B disebabkan oleh virus Hepatitis B (VHB), virus yang termasuk anggota famili hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau kronis yang dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.

Hepatitis B disebut juga sebagai hepatitis serum atau ikterus serum homolog. Konsekuensi patologis dari Hepatitis B persisten antara lain terjadi insufisiensi hati kronis, sirosis, dan karsinoma hepatoseluler (HCC).

Virus ini mengganggu fungsi hati saat bereplikasi di hepatosit. Sistem kekebalan tubuh kemudian diaktifkan untuk menghasilkan reaksi spesifik yang untuk melawan agen infeksi.

Adanya kerusakan patologis ini dapat menyebabkan hati menjadi meradang. Virus Hepatitis B menjadi penyebab hingga 80% dari semua kasus karsinoma hepatoseluler di seluruh dunia.

3. Hepatitis C

Hepatitis C adalah penyakit hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV).

Virus Hepatitis C termasuk golongan virus RNA (Ribonucleic Acid) untai tunggal dan termasuk ke dalam kelompok Flaviviridae.

Hepatitis C terdiri dari hepatitis C akut dan hepatitis C kronik, dari tingkat keparahan yang ringan yang berlangsung beberapa minggu menjadi kronik dan menyebabkan komplikasi yang serius.

Infeksi akut HCV adalah terdeteksinya anti-HCV dan HCV RNA yang kurang dari 6 bulan pasca paparan HCV.

Sebagian besar penderita akan menyebabkan infeksi kronik, yaitu bila anti-HCV dan HCV RNA terdeteksi di dalam darah selama ≥6 bulan. Hepatitis C kronik dapat menyebabkan sirosis hati dan kanker hati primer (hepatocellular carcinoma) (CDC, 2014).

Epideomologi

Penyakit hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia. Indonesia merupakan negara dengan endemisitas tinggi Hepatitis B, terbesar kedua di negara South East Asian Region (SEAR) setelah Myanmar.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), studi dan uji saring darah donor PMI maka diperkirakan di antara 10 + Tambah Kategori Baru 0 orang Indonesia, 10 di antaranya telah terinfeksi Hepatitis B atau C.

Sehingga saat ini diperkirakan terdapat 28 juta penduduk Indonesia yang terinfeksi Hepatitis B dan C, 14 juta di antaranya berpotensi untuk menjadi kronis, dan dari yang kronis tersebut 1,4 juta orang berpotensi untuk menderita kanker hati.

Besaran masalah tersebut tentunya akan berdampak sangat besar terhadap masalah kesehatan masyarakat, produktifitas, umur harapan hidup, dan dampak sosial ekonomi lainnya.

Melihat kenyataan bahwa Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius baik di tingkat nasional maupun global, pada 20 Mei 2010 pada sidang World Health Assembly (WHA) ke 63 di Geneva, Indonesia bersama Brazil dan Colombia menjadi sponsor utama untuk keluarnya resolusi tentang Hepatitis, sebagai Global Public Health Concern.

Usulan ini diterima dan keluar resolusi 67.7 yang menyatakan bahwa virus Hepatitis merupakan salah satu agenda prioritas dunia dan tanggal 28 Juli ditetapkan sebagai Hari Hepatitis Sedunia.

Struktur Virus

Nah, setelah memahami pengertian, jenis dan epidemologi dari hepatitis, alangkah baiknya kamu mendalami materi tentang virusnya, antara lain:

1. Hepatitis A

Virus Hepatitis A termasuk dalam genus dan genom Hepatovirus (HAV) ssRNA Virus Hepatitis A merupakan virus RNA yang bereplikasi di sel-sel hati. Mikrograf elektron transmisi virus Hepatitis A ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Mikrograf Elektron Transmisi Virus Hepatitis A
Mikrograf Elektron Transmisi Virus Hepatitis A

Virus Hepatitis A merupakan partikel dengan ukuran diameter 27 nanometer. HAV tidak mempunyai mantel, hanya memiliki suatu nukleokapsid yang merupakan ciri khas dari antigen virus Hepatitis A.

Seuntai molekul RNA terdapat dalam kapsid, satu ujung dari RNA ini disebut viral protein genomik (VPg) yang berfungsi menyerang ribosom sitoplasma sel hati.

Virus Hepatitis A dapat dibiakkan dalam kultur jaringan. Replikasi dalam tubuh dapat terjadi dalam sel epitel usus dan epitel hati.

Virus Hepatitis A dapat ditemukan di tinja berasal dari empedu yang dieksresikan dari sel-sel hati setelah replikasinya, melalui sel saluran empedu dan dari sel epitel usus.

Virus Hepatitis A sangat stabil dan tahan terhadap panas pada suhu 600C selama ± 1 jam. Stabil pada suhu udara dan pH yang rendah. Tahan terhadap asam dan asam empedu memungkinkan VHA melalui lambung dan dikeluarkan dari tubuh melalui saluran empedu.

2. Hepatitis B

Hepatitis B Virus (HBV) merupakan hepadnavirus, suatu virus dengan DNA untai ganda parsial. Partikel virus yang mengandung genom virus disebut partikel Dane yang ditampilkan pada gambar di bawah ini.

Virus Hepatitis B (HBV)

Virus Hepatitis B adalah virus DNA berselubung ganda berukuran 42 nm, memiliki lapisan permukaan dan bagian inti dengan masa inkubasi sekitar 60 sampai 90 hari.

Terdapat 3 jenis partikel virus yaitu sebagai berikut:

  • Sferis dengan diameter 17-25 nm dan terdiri dari komponen selubung saja dan jumlahnya lebih banyak dari partikel lain.
  • Tubular atau filamen, dengan diameter 22-220 nm dan terdiri dari komponen selubung.
  • Partikel virion lengkap atau partikel Dane, terdiri dari genom HBV dan berselubung, diameter 42 nm.

Protein yang dibuat oleh virus ini bersifat antigenik serta memberikan gambaran tentang keadaan penyakit dan pertanda serologi khas seperti berikut ini:

  • Surface antigen atau HBsAg yang berasal dari selubung, yang positif kira-kira 2 minggu sebelum terjadinya gejala klinis.
  • Core antigen atau HbcAg yang merupakan nukleokapsid virus hepatitis B.
  • E antigen atau HBeAg yang berhubungan erat dengan jumlah partikel virus yang merupakan antigen spesifik untuk hepatitis B.

struktur virus hepatitis b

3. Hepatitis C

Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus yang bergenom RNA rantai tunggal berselubung glikoprotein dengan partikel sferis, inti nukleokapsid 33 nm, yang dapat diproduksi secara langsung untuk memproduksi protein-protein virus.

Hal ini karena HCV merupakan virus dengan RNA rantai positif. Virus ini dikategorikan ke dalam kelompok Flaviviridae.

HCV mempunyai diameter 30-60 nm dan panjang genom 10 kb Genom HCV terdiri atas 9400 nukleotida, mengkode protein besar sekitar residu 3000 asam amino. Sepertiga bagian dari poliprotein terdiri atas protein struktural.

Protein selubung dapat menimbulkan antibodi netralisasi dan sisa 2/3 dari poliprotein nonstruktural (dinamakan NS2, NS2, NS4A, NS4B, NS5B) yang terlibat dalam replikasi HCV.

Replikasi HCV sangat melimpah dan diperkirakan seorang penderita dapat menghasilkan 10 triliun virion per hari.

Morfologi Virus Hepatitis C E1, E2, Envelope Glycoproteins
Morfologi Virus Hepatitis C E1, E2, Envelope Glycoproteins

Struktur genom HCV terdiri dari satu open reading frame (ORF) yang memberi kode pada polipeptida yang termasuk komponen struktural terdiri dari nukleokapsid, envelope (E1 dan E2), serta bagian non struktural (NS) yang dibagi menjadi NS2, NS3, NS4a, NS4b, NS5a, dan NS5b.

Pada kedua ujung terdapat daerah non coding (NC) yang pendek yaitu daerah 5’ dan 3’ terminal yang sangat stabil dan berperan dalam replikasi serta translasi RNA.

Karakteristik HCV yang paling penting adalah adanya variasi sekuens nukleotida. Genetik HCV yang heterogen secara garis besar dibagi menjadi genotip dan quasispesies.

Cara Penularan

Berikut beberapa penjelasan terkait cara penularan dari hepatitis, antara lain:

1. Hepatitis A

Hepatitis A adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi virus Hepatitis A. Hepatitis A sering digolongkan sebagai penyakit common source.

Sumber penularan Hepatitis A umumnya terjadi karena pencemaran air minum, makanan yang terkontaminasi, makanan yang tidak dimasak, sanitasi yang buruk, peralatan masak yang tidak higienis, dan personal hygiene yang rendah.

Masa inkubasi Hepatitis A adalah 14-50 hari, dengan rata-rata 28 hari. Penularan berlangsung cepat.

Apabila Hepatitis A tidak ditangani dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai macam komplikasi, diantaranya adalah hepatitis fulminant, autoimun hepatitis, kolektatik hepatitis, hepatitis relaps, dan sindroma pasca hepatitis (sindroma kelelahan kronik). Hepatitis A bersifat akut, tidak pernah menyebabkan penyakit hati kronik.

2. Hepatitis B

Infeksi oleh virus hepatitis B (Hepatitis B Virus, HBV) seringkali disebut hepatitis serum, karena ditularkan melalui darah atau cairan tubuh yang mengalami kontak dengan darah.

HBV ditularkan melalui rute parenteral, yang berarti di luar saluran pencernaan. Sarana utama penularan HBV adalah melalui darah (penerima produk darah/ transfusi darah, pasien hemodialisa, pekerja kesehatan atau terpapar darah, kontak dengan darah yang terinfeksi pada jarum hipodermik).

3. Hepatitis C

Virus Hepatitis C umumnya menyebar melalui kontak langsung dengan darah yang terinfeksi dan produk darah.

Hepatitis C juga dapat ditularkan melalui hubungan seks antara seorang pria dan seorang wanita, tetapi risikonya rendah.

Risiko penularan Hepatitis C menjadi lebih tinggi dengan seks anal tanpa kondom antara dua pria.

Hepatitis C bisa ditularkan jika ada kerusakan pada kulit atau mukosa mulut. Oleh karena itu, berbagi sikat gigi, pisau cukur, dan gunting kuku tidak dianjurkan.

Hepatitis C tidak ditularkan melalui berciuman, berpelukan, berpegangan tangan, kontak biasa, bersin, batuk, berbagi peralatan makan, berbagi makanan dan minuman, serta menyusui (kecuali puting payudara pecah-pecah dan berdarah).

Siklus Hidup

Pembahasan selanjutnya, kamu akan mendalami siklus hidup dari virus hepatitis, antara lain:

1. Hepatitis A

Antigen hepatitis A dapat ditemukan dalam sitoplasma sel hati segera sebelum hepatitis akut timbul. Kemudian jumlah virus akan menurun setelah timbul manifestasi klinis, baru kemudian muncul IgM anti HAV spesifik.

Kerusakan sel-sel hati terutama terjadi karena viremia yang terjadi dalam waktu sangat pendek dan terjadi pada masa inkubasi.

Kerusakan sel hati disebabkan oleh aktivasi sel T limfosit sitolitik terhadap targetnya, yaitu antigen virus hepatitis A.

Pada keadaan ini ditemukan HLA-Restricted Virus Spesific Cytotoxic CD8+ T Cell di dalam hati pada hepatitis virus A yang akut.

2. Hepatitis B

Infeksi Virus Hepatitis B berlangsung dalam dua fase. Selama fase proliteratif, DNA VHB terdapat dalam bentuk episomal, dengan pembentukan virion lengkap dan semua antigen terkait.

Ekspresi gen HBsAg dan HBcAg di permukaan sel disertai dengan molekul MHC kelas I menyebabkan pengaktifan limfosit T CD8+ sititoksik. Selama fase integratif, DNA virus menyatu ke dalam genom pejamu.

Seiring dengan berhentinya replikasi virus dan munculnya antibodi virus, infektivitas berhenti dan kerusakan hati mereda.

Namun risiko terjadinya karsinoma hepatoselular menetap. Hal ini sebagian disebabkan oleh disregulasi pertumbuhan yang diperantai protein X VHB. Kerusakan hepatosit terjadi akibat kerusakan sel yang terinfeksi virus oleh sel sitotoksik CD8+. Fase patogenesis imun pada virus hepatitis B ditampilkan pada Gambar di bawah ini.

Patogenesis Imun pada Virus Hepatitis B
Patogenesis Imun pada Virus Hepatitis B

3. Hepatitis C

Hepatitis C Virus (HCV) yang masuk ke dalam darah akan segera mencari hepatosit dan mengikat suatu reseptor permukaan yang spesifik. Protein permukaan sel CD81 adalah suatu HCV binding protein yang memainkan peranan masuknya virus.

Protein khusus virus yaitu protein E2 menempel pada receptor site di bagian luar hepatosit. Virus dapat membuat sel hati memperlakukan RNA virus seperti miliknya sendiri. Selama proses ini virus menutup fungsi normal hepatosit atau membuat lebih banyak lagi hepatosit yang terinfeksi.

Reaksi cytotoxic T-cell (CTL) spesifik yang kuat diperlukan untuk terjadinya eliminasi menyeluruh pada infeksi akut. Reaksi inflamasi yang dilibatkan meliputi rekrutmen sel-sel inflamasi lainnya dan menyebabkan aktivitas sel-sel stelata di ruang disse hati.

Sel-sel yang khas ini sebelumnya dalam keadaan tenang (quiescent) kemudian berproliferasi menjadi aktif menjadi sel-sel miofibroblas yang dapat menghasilkan matriks kolagen sehingga terjadi fibrosis dan berperan aktif menghasilkan sitokin pro-inflamasi.

Proses ini berlangsung terus menerus sehingga dapat menimbulkan kerusakan hati lanjut dan sirosis hati.

Interaksi Virus dengan Imun Pejamu Selama Infeksi HCV Akut dan Kronik

Nah, itulah penjelasan lengkap tentang hepatitis yang dijelaskan dengan lengkap. Namun, untuk mendalaminya, kamu mesti paham bagaimana sih maifestasi dari penyakit ini. Kamu bisa membaca di artikel lanjutan MANIFESTASI KLINIS HEPATITIS.

5/5 – (1 vote)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *