Keracunan Makanan

keracunan makanan

Keracunan makanan menjadi lanjutan topik kita kali ini. Di artikel sebelumnya kita telah membahas perbedaan antara obat dan racun dan selanjutnya kita akan membahas seputar keracunan makanan secara lengkap.

Yuk, disimak penjelasannya!

Secara umum keracunan makanan dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain:

Bacaan Lainnya
  • Keracunan makanan karena Bakteri penghasil toksin.
  • Keracunan makanan karena Bakteri bersifat infeksius.
  • Keracunan makanan karena zat kimia.
  • Singkong, jengkol, tempe bongkrek dan oncom.

Keracunan disebabkan oleh toksin yang dihasilkan dalam makanan

Bakteri bakteri penghasil toksin, antara lain: B. cereus, C. botulinum, E. coli dan S. Aureus. Toksin adalah:

  • Racun yang ditemukan di sejumlah hewan dan tumbuhan dan mikroorganisme.
  • Toksin Botulinum dibentuk saat C.B otulinum tumbuh – toksinnya merupakan Protein
  • Kurang lebih 500 gram toksin cukup untuk membunuh manusia!

Racun Botulisme adalah protein yang tidak tahan panas, serta dapat dihancurkan dengan pendidihan ± 15 menit. Botulisme disebabkan oleh eksotoksin yang terbentuk pada pertumbuhan clostridium botulinum, pada saat pengolahan, makanan awetan tanpa asam. Makanan yang sering tercemar adalah daging, ikan, sayuran, buah zaitun.

BACA: Bedanya Obat dan Racun, apa yah?

Dosis Fatal dari toksin ini adalah makanan yang terkontaminasi <5 ml (1sendok teh), dosis toksik untuk botulinum tipe proteolitik 0.005 – 0.1 mcg, sedangkan dosis toksik untuk botulinum tipe non proteolitik 0.1 – 0.5 mcg. Toksin ini menyebabkan kelumpuhan otot dengan memblokir syaraf penggerak sel sel lain.

Gejala klinis yang timbul akibat keracunan toksin ini adalah mual, muntah, gangguan penglihatan dan vertigo. Sementara gejala patologisnya adalah penyumbatan dan pendarahan pada semua organ, khususnya susunan saraf pusat. Pada hati dan ginjal terjadi perubahan degeneratif.

Tindakan pencegahan terjadinya keracunan ini adalah:

  • Perbaikan pada proses pengawetan makanan.
  • Makanan yang diawetkan (makanan kaleng) dipanaskan ± 15 menit sampai suhu > 800C baru dihidangkan
  • Perhatikan label, segel, bentuk kemasan(Kaleng cembung) pada saat pembelian makanan

Perawatan pada pasien yang keracunan toksin botulinum adalah:

  • Penderita harus dirawat jangan menunggu sampai timbul gejala
  • Tindakan darurat: Pencucian lambung dengan cara dibuat muntah lalu lanjutkan dengan pencucian perut, kecuali pasien diare.
  • Penawar: diberikan antitoksin botulisme sampai 50 ml, sebelumnya lakukan tes sensitifitas terhadap serum dengan menyuntukkan antitoksin yang diencerkan dalam saline 1 : 10 sebanyak 0,1 ml intradermal, tunggu 1 jam baru diberikan dosis sebenarnya.
  • Kejadian biasa: Gangguan pernapasan dibuat dengan pernapasan buatan; pada kelumpuhan pernapasan, pernapasan dipertahankan dengan pertolongan mekanis; pada beberapa pasien dianjurkan diberi Guanidin Hcl 15-40 mg/kg/hr peroral untuk mengembalikan neuromuscular block.
  • Prognosis: 50% pasien keracunan berat meninggal. Sedangkan yang dapat bertahan hidup, kesembuhannya sama sekali masih berbekas sampai lebih dari 1 tahun.

Keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri Infeksius

Bakteri infeksius yang ditularkan melalui makanan, masuk dan berkembang biak di dalam tubuh antara lain Salmonella, Campylobacter, E. coli (jenis tertentu), V.Parahaemolityticus, V.Cholerae, dan lain-lain.

Salmonellosis. Terdapat 2200 serotip: 200 serotip merupakan penyebab penyakit yang ditularkan makanan di eropa setiap tahun, 70 % kasus disebabkan oleh S.enteritidis dan S.Typhymurium.

Bahan makanan mentah yang cenderung terkontaminasi Salmonella: unggas, daging, telur, buah-buahan, kerang, rempah rempah dan jamu, air yang tidak diolah.

Gejala klinis utama diare, demam, keram perut, muntah muntah. Tingkat kefatalan < 1%. Masa inkubasi biasanya 12 – 36 jam. Orang yang berisiko tinggi terhadap kuman ini adalah: usia muda, usia tua, wanita hamil, kekebalan yang lemah dan berpenyakit tertentu.

Pada identifikasi di laboratorium terjadi haemoconsentration, biakan feses di temukan salmonella dan organisme lain.

Pencegahan terjadinya keracunan ini, antara lain:

  • Salmonella rentan terhadap panas, sehingga masak terlebih dahulu makanan yang akan dihidangkan (± 15 menit).
  • Pasteurisasi cukup untuk membunuh salmonella pada makanan dengan kelembaban tinggi.
  • Pemanasan pada 700C selama 2 menit biasanya cukup untuk membunuh 106 salmonella.

Perawatan orang yang keracunan:

  • Tindakan darurat: berikan Chlor promazine 25 – 100 mg melalui rectal, jika perlu diulang setiap 4 jam untuk penderita muntah muntah berat.
  • Tindakan biasa: Istirahat ditempat tidur,dan tidak diberi apa apa melalui mulut sampai muntah munta sesudah 4 jam, beri minum. Jika muntah dan diare berat, jaga keseimbangan cairan tubuh dengan memberikan larutan dextrose 5 % dalam saline.

Keracunan makanan yang disebabkan oleh bahan kimia

Asal bahaya bahan kimia beracun dalam bahan pangan, antara lain:

  • Cemaran Industri dan lingkungan.
  • Cemaran yang berasal dari bahan kimia turunan biologis.
  • Cemaran yang dihasilkan selama pengolahan.
  • Bahan kimia pertanian yang digunakan secara tidak tepat.
  • Bahan tambahan kimia yang digunakan secara tidak tepat.
  • Bahaya fisik karena cemaran benda-benda padat. Bahan pangan atau makanan yang kotor karena tercemar benda-benda asing seperti pecahan gelas, potongan tulang, potongan kayu, kerikil, rambut, kuku, sisik dan sebagainya. Makanan yang dibungkus plastik atau daun dengan menggunakan stapler beresiko bahaya fisik, karena stapler yang terlepas dapat masuk ke dalam makanan tanpa diketahui.

Cemaran industri dan lingkungan

Cemaran industri dan lingkungan, antara lain:

  • Bahan Kimia
  • Sumber Bahan Pangan
  • Timbal
  • Kadmium
  • Dioksin
  • Merkuri
  • Emisi kendaraan, peleburan, cat, pelapis kaca
  • Pengolahan limbah selokan, peleburan
  • Senyawa tidak murni, pembakaran
  • Klor – alkalis

Cemaran yang berasal dari bahan kimia turunan biologis

Cemaran yang berasal dari bahan kimia turunan biologis, antara lain:

  • Sayur sayuran, makanan kaleng, makanan bersifat asam.
  • Biji bijian, sayuran, daging, kerang.
  • Ikan, susu, lemak hewan
  • Ikan

Pencemaran yang dihasilkan selama pengolahan

Pencemaran yang dihasilkan selama pengolahan, antara lain:

  • Hidrokarbon aromatik berinti banyak
  • Amina heterosiklik, nitropirene
  • Nitrosamin
  • Etil karbamat (Uretan).

Bahan kimia pertanian yang pemakaiannya tidak tepat, seperti pestisida dan obat hewan untuk Anti mikroba, obat cacing, terapi. Pemakaian pupuk, racun tikus dan lain-lain yang tidak sesuai aturan.

Bahan tambahan kimia yang penggunaannya tidak tepat.

  • Langsung: anti oksidan, pewarna, bahan pengawet, pemanis, dan lain-lain.
  • Tidak langsung: deterjen, peralatan masak, dan lain-lain.

Penggunaan bahan tambahan kimia yang tidak tepat, seperti bahan tambahan terlarang Boraks, asam borat, formaldehida dan pewarna yang tidak aman: Rhodamine

Bahaya bahan kimia di rumah dapat muncul karena:

  • Makanan dan air yang tercemar
  • Peralatan masak yang tercemar logam berat
  • Piring keramik yang disepuh dengan bahan beracun
  • Kristal bertimah yang dipakai untuk makanan asam
  • Bahan kimia lain yang dipakai di rumah.

Keadaan Keracunan, muncul dengan gejala: mual, muntah dan diare, dan penyakit ini biasanya bertahan 24 – 48 jam.

Perawatan yang bisa dilakukan yaitu jika gejala terus berlangsung dan menunjukkan keracunan logam maka perlu dilakukan perawatan khusus.

Keracunan Jengkol

Keracunan karena makanan tertentu seperti jengkol (Phetecolobium labatum) dan Pete.

Penyebab Keracunan adalah asam amino yang mengandung belerang, yaitu asam jengkolat, zat yang sukar larut dalam air. Urine orang yang keracunan jengkol, jika dianalisa di laboratorium tampak mengandung hablur-hablur Jengkol yang berbentuk ceper (Roset).

Gejala gejala kejengkolan, yaitu:

  • Rasa nyeri didaerah pinggang kadang kadang disertai kejang
  • Kencing sedikit sedikit, adakalanya berwarna merah dan putih
  • Perut kembung dan tdk bisa BAB
  • Urine berbau jengkol

Pada keaadaan keracunan jengkol yang berat akan memunculkan gejala:

  • Rasa nyeri disekitar ginjal
  • Rasa sakit waktu buang urine
  • Perut kembung, mual, muntah
  • Sukar BAB dan Flatus
  • Tidak dapat buang urine sama sekali karena pembuluh urine penuh dengan roset.

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) keracunan jengkol adalah sebagai berikut:

  • Berikan tepung bubuk norit sebanyak 1 sendok setip 1 jam
  • Berikan susu campur telur
  • Berikan 4 butir bikarbonat natriccus supaya urine menjadi basa
  • Beri minum sebanyak mungkin
  • Dibawa ke RS

Kemungkinan keracunan jengkol ini dapat dicegah dengan cara:

  • Jengkol rendam dahulu dengan air panas selama semalam dan air rendaman sering diganti sebelum dimakan.
  • Untuk menghilangkan asam jengkolatnya, jengkol ditanam dahulu selama 2- 3 hari.

Demikian penjalan lengkap seputar keracunan makanan, semoga bisa menjawab pertanyaan kamu yah, terima kasih!

Penutup

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya keracunan pada seseorang yaitu: jenis Racunnya, dosis Racun, cara masuk kedalam tubuh, stabilitas racun dalam tubuh, resapan racun dalam tubuh, dan kondisi tubuh. 

Referensi

Suprapti, T., 2016. Praktikum Farmasetika Dasar 148, 148–162.

Nuryati, 2017. Farmakologi. Kementeri. Kesehat. Republik Indones. 148, 148–162.

5/5 – (1 vote)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *