Interaksi Antasida

interaksi antasida

Interaksi Antasida dan akibat yang ditimbulkan menjadi topik bahasan kita kali ini. Setiap orang pasti pernah merasakan gangguan pencernaan yang tentunya tidak enak, ini disebut juga dispepsia.

Hal tersebut dapat disebabkan karena terlalu banyak makan atau minum, kebiasaan mengunyah yang tidak baik, menelan udara ketika makan, atau disebabkan karena menggunakan obat yang dapat merangsang lambung.

Gejala meliputi nyeri ulu hati, lambung asam, kejang, mual, dan pengeluaran gas yang berlebihan. Adapun obat yang digunakan untuk mengobati gangguan pencernaan dinamakan antasida.

Bacaan Lainnya

Kebanyakan kasus gangguan pencernaan tidak terlalu merepotkan dan dapat segera diobati dengan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter.

Bagi farmasis sudah menjadi hal penting untuk memiliki pengetahuan mengenai interaksi antasida ini dengan sediaan obat lainnya.

Antasida bekerja dengan membantu menetralkan kelebihan asam klorida dalam cairan lambung. Zat-zat sediaan dalam antasida antara lain: natrium bikarbonat, kalsium karbonat, aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, magnesium oksida, magnesium trisiklat, magnesium karbonat, dihidroksialuminium natrium karbonat. Zat- zat tersebut memungkinkan terjadinya interaksi antasida dengangan zat lainnya.

Ada beberapa interaksi antasida dengan beberapa zat lainnya antara lain sebagai berikut!

1. Antasida-amfetamin

Efek amfetamin dapat meningkat.

Akibatnya: dapat terjadi efek samping merugikan karena kebanyakan amfetamin: gelisah, mudah terangsang, pusing, bergerak secara berlebihan, jantung berdebar, penglihatan kabur dan mulut kering. Amfetamin digunakan juga sebagai pil pelangsing (tidak dianjurkan), untuk narkolepsi, dan untuk mengatasi masalah hiperkinetik pada anak-anak. Nama paten amfetamin: benzedrine, biphetamine, declobese dan lain-lain.

2. Antasida-Antipsikotika (Golongan Fenotiazin)

Efek antipsikotik dapat berkurang. Antipsikotika digunakan untuk mengobati gangguan mental berat seperti skizofrenia. Akibatnya: kondisi yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Nama paten antipsikotika golongan fenotiazin: Compazine (prokloperazin), mellaril (tioridazin), dan lain-lain.

3. Antasida-antikolinergika

Efek antikolinergik dapat berkurang.

Akibatnya: kondisi yang diobati dengan antikolinergika mungkin tidak terkendali dengan baik. Nama paten antikolinergika: Benadryl (suatu antihistamin), Norflex (suatu pelemas otot) dan lain-lain.

4. Antasida-Aspirin

Efek Aspirin dapat berkurang. Aspirin adalah obat penghilang rasa nyeri yang diperdagangkan tanpa resep dokter.

Akibatnya: rasa nyeri berkurang. Catatan: senyawa salisilat lain yang menghilangkan rasa nyeri yang berinteraksi sama seperti aspirin: Arthropan, Calurin, Dislacid, DolcbId, Magan, Mobidin, Pabalate, Salrin, Uracel, Uromide.

Obat yang digunakan untuk mengendalikan tremor yang disebabkan oleh penyakit Parkinson atau pengobatan dengan antipsikotika: Arkineton, Kemadrin, Artane, Pagitane, Cogentin.

Obat yang digunakan untuk mengatasi gangguan lambung dan saluran cerna: Bentyl, Probanthine, Combid, Robinul. Catatan: ada belasan obat paten yang bekerja sebagai antikolinergika lambung di antaranya adalah: Anapaz, Barbidonna, Belladenal, Bellergal, Butibel, Cantil, Chardonna, Cytospaz, Daricon, Donnatal, Enarax, Kinesed, Levsin, Levsinex, Librax, Milpath, Pamine, Pathibamate, Pathllon, Sldonna, Valpin, Vistrax.

5. Antasida – Simetidin (Tagamet)

Efek simetidin dapat berkurang. Simetidin digunakan untuk mengobati tukak lambung dan usus, sehingga Akibatnya: tukak mungkin tidak dapat diobati dengan baik.

6. Antasida (yang mengandung magnesium) – Kortikosteroida

Kombinasi ini dapat menyebabkan tubuh kehilangan terlalu banyak kalium dan menahan terlalu banyak natrium. Gejala kekurangan kalium yang dilaporkan: lemah otot atau kejang, pengeluaran air kemih banyak, bradikardia atau takhikardia, aritmia jantung, tekanan darah rendah disertai pusing dan pingsan.

Gejala kebanyakan natrium yang dilaporkan: udem, haus, pengeluaran air kemih sedikit, bingung, tekanan darah tinggi, mudah terangsang. Kortikosteroida digunakan untuk mengobati artritis, alergi berat, asma, gangguan endokrin, leukemia, kolitis dan enteritis, serta bermacam-macam penyakit kulit, paru-paru, dan mata.

Kebanyakan sediaan antasida mengandung magnesium, misalnya: Alkets, Aludrox, BiSoDol, Slain-Gel, Simeco, WinGel. Nama paten kortikosteroida: Aristocort (triamsinolon), hidrokortison (berbagai pabrik), Celestone (betametason), Kenacort (triamsinolon), Cortef (hidrokortison), Medrol (metilprednisolon), Decadron (deksametason), Meticorten (prednison), Delta-Cortef (prednisolon), Orasone (prednison), Deltasone (prednison) prednison (berbagai pabrik).

7. Antasida – Obat Jantung Pemblok Beta

Efek pemblok beta dapat berkurang. Pemblok beta digunakan untuk mengobati angina, menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur, dan untuk menurunkan tekanan darah.

Akibatnya kondisi yang diobat mungkin tidak terkendali dengan baik.

Catatan: pemblok beta metoprolol (Lopressor) tidak berinteraksi. Nama paten obat pemblok beta (nama generik dalam kurung): Blocadren (timolol), Lopressor (metoprolol), Corgard (nadolol), Tenormin (atenolol), lnderal (propranolol), Visken (pindolol).

8. Antasida – Digoksin (Lanoxin)

Efek digoksin dapat berkurang. Digoksin digunakan untuk mengobati laju jantung dan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur. Akibatnya: kondisi jantung yang diobati mungkin tidak terkendali dengan baik. Semua antasida berinteraksi, kecuali antasida yang mengandung natrium karbonat seperti Alka-Seltzer.

9. Antasida – Besi

Efek besi dapat berkurang. Besi kadang-kadang diberikan sebagai mineral tambahan.

Akibatnya: tubuh tidak mendapatkan besi dalam jumlah yang dibutuhkan. Semua.antasida berinteraksi, terutama yang mengandung magnesium trisilikat: A-M-T, Gaviscon, Gelumina, Magnatril, Pama.

10. Antasida (yang mengandung Aluminium) – Isoniazida

Efek isoniazida dapat berkurang. Isoniazida digunakan untuk mengobati tuberkulosis.

Akibatnya: tuberkulosis mungkin tidak terobati dengan baik. Kebanyakan antasida mengandung aluminium: Aludrox, AlternaGel, Amphojel, Camalox, Creamalin, Delcid, DiGel, Gavicon, gelusil, kolantyl, Kudrox, Maalox, Magnatril, Mylanta, Riopan, Rolalds, Sllam-Gel, Slmecop, WinGel. Nama paten isoniazida: INH, Nydrazid, Rifamate, Triniad, Uniad

11. Antasida – Metenamin (hiprex, Mandelamine)

Efek metenamin dapat berkurang. Metenamin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (kantung kemih dan ginjal).

Akibatnya: infeksi mungkin tidak terobati dengan baik.

12. Antasida (yang mengandung Magnesium Trisilikat) – Nitrofurantoin

Efek nitrofurantoin dapat berkurang. Nitrofurantoin digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih (kantung kemih dan ginjal).

Akibatnya: infeksi mungkin tidak terobati dengan baik. Sediaan antasida yang mengandung magnesium trisilikat: A-M-T, Gaviscon, Gelumma, Magnatril, Pama. Nama paten nitrofurantoin: Furadantin, Macrodantin

13. Antasida – Prokainamid (Procan, Pronestyl)

Efek prokainamid dapat meningkat. Prokainamid adalah antiaritmika yang digunakan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur.

Akibatnya: dapat terjadi efek samping merugikan yang tidak dikehendaki karena terlalu banyak prokainamid, disertai gejala: pingsan (akibat penurunan tekanan darah) dan aritmia ventrikular.

14. Antasida – Pseudoefedrin

Efek pseudoefedrin dapat meningkat, Pseudoefedrin adalah pelega hidung yang digunakan dalam Novafed, Sudarfed, dan banyak obat batuk dan obat flu lainnya.

Akibatnya: dapat terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak pseudoefedrin. Gejala yang timbul: Jantung berdebar, gelisah dan mudah terangsang, pusing, halusinasi, dan sifat yang menyimpang dari biasanya.

15. Antasida – Kinidin

Efek kinidin dapat meningkat. Kinidin adalah antiaritmika yang digunakan untuk menormalkan kembali denyut jantung yang tak teratur.

Akibatnya: dapat terjadi efek samping merugikan karena terlalu banyak kinidin, disertai gejala: aritmia ventrikular, jantung berdebar, sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dan telinga berdenging. Nama paten kinidin: Cardioquin, Duraquin, Quinaglute Dura-Tabs, Quinidex, Extentabs, Quinora

16. Antasida – Kinin (Coko-quinine, Quinamm, Quine)

Efek kinin dapat meningkat. Kinin dapat dibeli tanpa resep dokter dan digunakan untuk mengobati penyakit malaria dan kaki kejang di malam hari.

Akibatnya: dapat terjadi efek samping merugikan karena kebanyakan kinin. Gejala yang timbul : sakit kepala, pusing, gangguan penglihatan, dan telmga berdenging.

17. Antasida – Antibiotika Tetrasiklin

Efek tetrasiklin dapat berkurang. Tetrasiklin adalah antibiotika yang digunakan untuk melawan infeksi.

Akibatnya: infeksi mungkin tidak terobati dengan baik. Nama paten tetrasiklin (nama generik dalam kurung): Achromycin (tetrasiklin), Aureomycin (klortetrasiklin), Bristacyc1ine (tetrasiklin), Cyclopar (tetrasiklin), Declomycin (demeklosiklin), Doxychel (doksisiklin), Minocin (minosiklin), Panmycin (tetrasiklin), Retet-s (tetrasiklin), Robitet (tetrasiklin), Rondomycin (metasiklin), Samycin (tetrasiklin), Terramycin (oksitetrasiklin), Tetra-Bid (tetrasiklin), Tetrachel (tetrasiklin), tetrasiklin (berbagai pabrik), Tetracyn (tetrasiklin), Tetrex (tetrasiklin), Vibramycin (doksisiklin), Vibratab (doksisiklin).

Demikian uraian mengenai interaksi antasida yang mesti diperhatikan oleh sobat farmasis. Semoga bisa menjawab pertanyaan anda, terima kasih.

BACA JUGA: Efek Samping Obat

Referensi

Nuryati. (2017). Farmakologi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 148, 148–162.

Stevani, H. (2016). Praktikum Farmakologi. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi, 171.

Suprapti, T. (2016). Praktikum Farmasetika Dasar. 148, 148–162.

5/5 – (1 vote)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *