Obat Kardiovaskuler

obat kardiovaskuler

Macam-macam penggolongan obat kardiovaskuler akan menjadi topik bahasan kita kali ini. Pengelompokan yang kami sajikan didasarkan atas fungsinya. Ada juga gambar yang menunjukkan jenis obat yang biasa digunakan di apotek.

Yuk, simak penjelasan lengkapnya!

Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung dan pembuluh darah tersebut merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.

Bacaan Lainnya
diagram penggolongan obat kardiovaskuler
Penggolongan obat kardiovaskuler

Obat kardiovaskular merupakan kelompok obat yang mempengaruhi dan memperbaiki sistem kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah) secara langsung maupun tidak langsung.

Obat kardiovaskuler dapat dikelompokan ke berbagai golongan berdasarkan fungsinya yang akan diuraikan, antara lain:

1. Obat Antiangina

Penggolongan Obat Antiangina
Penggolongan Obat Antiangina

Angina atau yang disebut angina pectoris adalah adanya episode singkat iskemia miokardium yang terjadi karena ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen pada otot jantung.

Angina pektoris biasa terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan oksigen otot jantung, namun suplai oksigen otot jantung menurun maupun sebaliknya.

Obat yang biasa digunakan untuk pengobatan angina pektoris antara lain: Nitrovasodilator, antagonis reseptor beta, antiplatelet, calcium channel blocker, dan lain.

Adapun mekanisme kerja obat antiangina adalah sebagai berikut:

  • Menurunkan kebutuhan oksigen jantung dengan cara menurunkan kinerja jantung menggunakan penyekat reseptor beta
  • Melebarkan pembuluh darah koroner sehingga aliran darah lebih lancar dan membawa lebih banyak oksigen (fungsi vasodilator)
  • Mengkombinasikan kedua cara pada butir 1 dan 2.

2. Obat Antiaritmia

Penggolongan Obat Antiaritmia
Penggolongan Obat Antiaritmia

Aritmia merupakan gangguan detak jantung atau irama jantung. Aritmia dapat dapat berupa takikardia dan bradikardia. Takikardia merupakan adanya percepatan irama detak jantung yang lebih dari normal, taki kardia dapat ditandai dengan adanya pingsan sewaktu-waktu. Bradikardia merupakan kebalikan dari takikardia yaitu merupakan perlambatan detak jantung yang dapat menjadi awal dari adanya gangguan gagal jantung kongestif (CHF).

Adanya aritmia cordis biasanya disebabkan karena penghantaran listrik pada jantung yang mengontrol detak jantung mengalami gangguan. Sel saraf khusus di jantung yang bertugas menghantarkan listrik tersebut tidak bekerja dengan baik atau bagian lain dari jantung menghantarkan sinyal listrik yang abnormal.

Obat yang biasa digunakan untuk pengobatan aritmia kordis antara lain adalah: beta bloker, calcium channel blocker, antikoagulan, dan lain-lain.

Mekanisme kerja dari obat antiaritmia adalah memperbaiki aktivitas listrik di jantung agar normal dengan mengontrol kecepaan jantung berkontraksi.

3. Obat Glikosida/Gagal Jantung

Penggolongan Obat Gagal Jantung
Penggolongan Obat Gagal Jantung

Gagal jantung merupakan sebuah gangguan pada jantung berupa kegagalan dalam memompa darah dalam jumlah yang memadai untuk mencukupi kebutuhan metabolisme sehingga terjadi ketidakseimbangan jumlah antara darah yang dibutuhkan dengan suplai darah yang ada.

Gagal jantung juga merupakan suatu keadaan akhir (end stage) dari setiap penyait jantung termasuk aterosklerosis pada arteri koroner, infark miokardium, kelainan katup jantung, maupun kelainan jantung kongenital/kelainan jantung bawaan lahir.

Obat yang biasa digunakan untuk mengatasi gagal jantung antara lain adalah: obat yang mengandung zat diuretik, beta bloker, dan lain-lain.

Tujuan primer pengobatan gagal jantung adalah mencegah terjadinya gagal jantung dengan cara mengobati kondisi-kondisi yang menuju terjadinya gagal jantung, terutama hipertensi dan/atau penyakit arteri koroner.

Jika disfingsi miocard sudah terjadi, tujuan pertama adalah mengobati atau menghilangkan penyebab dasarnya, jika mungkin (misalnya iskemia, penyakit tiroid, alcohol, obat) jika penyebab dasar tidak dapat dikoreksi, pengobatan ditujukan untuk mencegah memburuknya fungsi jantung dan mengurangi gejala-gejala gagal jantung.

Penggunaan zat- zat tersebut akan meningkatkan kontraksi miokardium sehingga darah yang dipompa semakin banyak dan dapat memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.

4. Obat Antihipertensi

Penggolongan Obat Hipertensi
Penggolongan Obat Hipertensi

Hipertensi atau yang biasa disingkat HT/HTN merupakan adanya peningkatan tekanan darah di arteri secara abnormal.

Dalam kasus ini jantung akan bekerja lebih keras untuk mengedarkan darah dalam tubuh melalui pembuluh darah. Terdapat dua pengukuran dalam mengukur tekanan darah, sistolik dan diastolik disesuaikan dengan pergerakan otot jantung.

Jika otot jantung berkontraksi maka pengukuran yang digunakan adalah sistole dan jika oto jantung sedang berelakssi maka yang akan dipengaruhi adalah pengukuran diastole. Tekanan darah normal pada saat istirahat untuk range sistolik adalah (100-140 mmHg) dan untuk diastolik (60-90 mmHg).

Pada pengukuran tensi/tekanan darah, angka bacaan atas mewakili ukuran sistol dan angka bacan bawah mewakili ukuran diastol. Tekanan darah disebut tinggi jika pengukuran tensinya terus menerus menunjukkan angka 140/90 mmHg atau lebih.

Obat yang dapat digunakan untuk mengatasi hipertensi antara lain: Calcium channel blocker dengan diuretik, beta bloker dengan diuretik, antagonis saluran Ca dengan beta bloker, antagonis Ca dengan Diltiazem.

Adapun mekanisme kerja dari obat antihipertensi adalah sebagai berikut.

a. Diuretik

Mengeluarkan cairan tubuh melalui air seni/kencing sehingga volume cairan tubuh berkurang. Berkurangnya volume cairan tubuh ini mengakibatkab daya pompa dan kerja jantung menjadi lebih ringan.

b. Betabloker

Zat beta bloker pada obat antihipertensi juga berfungsi untuk menurunkan daya pompa jantung.

c. Vasodilator

Dengan adanya fungsi vasodilator pada obat anti hipertensi, pembuluh darah akan melebar dengan adanya relaksasi otot polos. Sehingga aliran darah lebih lancar dan daya pompa jantung lebih ringan.

d. Antagonis Kalsium

Ion kalsium dalam jantung mempengaruhi kinerja denyut dan daya pompa jantung. Dengan adanya antagonis kalsium atau Calcium Channel Blocker, jumlah ion Ca2+ yang masuk ke jantung menurun sehingga dapat mengurangi dan menghambat kontraksi jantung. Dengan terhambatnya kontraksi jantung, daya pompa jantung juga akan jadi lebih ringan.

Penutup

Sistem kardiovaskular terdiri dari jantung dan pembuluh darah. Jantung dan pembuluh darah tersebut merupakan organ tubuh yang berfungsi untuk mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.

Obat kardiovaskuler dapat dikelompokan ke berbagai golongan berdasarkan fungsinya yang melaiputi obat anti angina, anti aritmia, gagal jantung dan hipertensi.

Penggolongan obat untuk penyakit kardiovaskular, seperti yang tampak pada bagan-bagan berikut ini, mempunyai tujuan dan prinsip pengobatan untuk memaksimalkan kerja jantung dan mengurangi keluhan pada pasien.

BACA JUGA: Penggolongan Obat Psikotropika

Referensi

Nuryati. (2017). Farmakologi. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 148, 148–162.

Stevani, H. (2016). Praktikum Farmakologi. Modul Bahan Ajar Cetak Farmasi, 171.

Suprapti, T. (2016). Praktikum Farmasetika Dasar. 148, 148–162.

5/5 – (1 vote)

Yuk, Kami juga Ada di Google News, KLIK DISINI!

Artikel Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *